Pertemuan Pertama

2.4K 115 10
                                    

"Kak Anaaaaa bangun woy, lo telat sekolah aja baru tau rasa lo kak!!" teriak Arya sambil gedor gedor pintu kamar Ana.

"Berisik lo ah, iya ini gue bangun." Ana langsung bangun dan ke kamar mandi dengan berjalan gontai.

**

"Pagi ayah ganteng, bunda cantik, dek Arya jelek." Ana langsung duduk di depan Arya.

Ohiya perkenalkan gue Ana Clarissa Alexander anak ke 1 dari 2 bersaudara. Gue sekolah di High School Junior. Kelas 2 SMA. Gue doyan makan tapi nggak gemuk-gemuk huft.

Kenalin adik gue namanya Arya Syakib Alexander. Masih SMA kelas 1. Anaknya songong, belagu, nggak suka deh gue sama dia. Untung dia keluarga gue kalau enggak udah gue cincang juga deh tuh anak.

Kenalin juga nih ayah sama bunda gue. Ayah gue namanya Pras Afkar Alexander dan bunda gue namanya Heny Clarissa. Btw nama 'Alexander' itu nama keluarga ayah gue jadi keturunan deh ke anaknya.

"Lo bilang gue jelek kak? Mata lo mines atau gimana? Jelas jelas gue ganteng kayak Steven William gini lo bilang jelek," celoteh Arya.

Ana memutarkan kedua bola matanya. "Lo mirip sama abang gue? Jangan ngarep deh lo."

"Udah udah kalian ini kalo pagi selalu aja ribut deh," ucap Ayah Pras dengan tegas.

"Mending kalian berangkat sana nanti telat loh, Ana jangan lupa anterin adik kamu dulu ya," ujar Bunda Heny dengan lembut.

"Oke bun, Ana sama Arya pamit dulu ya bun, yah, assalamualaikum." Ana mencium punggung tangan Ayah Pras dan Bunda Heny begitu juga yang di lakukan Arya.

**

Sesampainya di sekolah Ana langsung memarkirkan mobilnya dan berjalan menuju kelas.

Tiba di kelas~

"Hai para jones gue." Ana langsung menghampiri tempat dimana sahabatnya duduk.

Kenalin dulu deh jones jones gue. Pertama, Fitri Nur, percintaan dia nggak baik bisa dibilang 'Cinta Datang Terlambat'. Kedua, Thifal Athiyyah, kalau dia cowonya yang nggak peka-peka. Ketiga Salma Eka, percintaan dia sih nggak jelas masih saling suka tapi bukannya balikan malah saling pendem. Keempat Tiara Zulfina, dia mah nggak usah ditanya, setianya banget-banget deh nungguin doi putus sama pacarnya. Kelima Shifa Kartika, paling miris sih dia, kalau suka sama cowo pasti tuh cowo pacaran sama orang lain.

"Jones jones, lo juga jones kali Na," celetuk Fitri.

Thifal tersenyum miring. "Dia mah enak jones, tapi udah ketauan jodohnya siapa yang 11 tahun itu loh."

"Oh iya, cie Agil cie 11 tahun cie haha," ledek Tiara sambil tepuk tangan.

Gue belum cerita ya? Btw gue sama Agil tuh sekelas 11 tahun dari sd. Bayangin deh? Bosen banget kan ya? Tapi yaudah lah.

"Nggak capek apa kalian ngatain gue kayak gitu? Elah. Oh iya btw masa tadi gue nyerempet cowo." Ana sedikit bergesar mendekat ke sahabat-sahabatnya.

"Hah? Nyerempet? Cowo? Ceritanya gimana Na?" Tanya Shifa, yang sedari tadi hanya diam.

Ana mengambil napas panjang. "Jadi ceritanya gini, abis nganterin adik gue, gue kan langsung ke sekolah. Waktu lagi di jalan tiba-tiba gue nggak fokus terus gue nggak liat kalau ada yang lagi nyebrang di jalan. Seketika gue kaget dan langsung ngerem ngedadak. Nah gue minta maaf, terus ngebantu dia bangun. Kata dia nggak apa-apa. Terus dia langsung jalan katanya takut telat. Jadi gitu ceritanya."

"Pea, lo nggak hati-hati lagian." Salma menoyor kepala Ana.

"Lo juga pea kenapa nggak nanya namanya siapa? Minta no hp? Minta fb? Twitter? Path?" Ucap Tiara dengan gaya cempreng nya.

"Kurang kerjaan banget gue nanyain gituan ke cowo itu." Ana memutarkan bola matanya.

"Kringg...." bunyi bel sekolah pertanda masuk.

Tak lama Bu Tri selaku guru matematika masuk karena dia ngajar jam pertama.

**

"Kringg...." Bel istirahat berbunyi.

"Kantin yok dah!" Ajak Fitri.

"Yok dah!" Jawab Ana dengan semangat.

Di kantin~

"Eh mau pesen apaan kalian?" Tanya Shifa.

"Bakso sama es teh manis aja dah," jawab Thifal.

"Samain yak?" Tanya Shifa. Ana dan lainnya hanya mengangguk saja.

"Na, liat deh meja sebelah lo siapa?" Suruh Salma, sambil mengode ke sebelah kanannya.

Ana menengok ke sebelah kanannya. "Putra?"

"Iya. Dari tadi dia ngeliatin lo tau. Suka kali tuh anak sama lo," celetuk Tiara.

Ana mengerutkan alisnya. "Yakali lo. Sok tau dasar."

"Woi bantuin gue kenapa dah!" Shifa membawa satu loyang untuk wadah makanan mereka.

Ana berjalan ke arah Shifa. "Sini gue bantuin deh." Ana hanya membawa satu mangkok bakso dan satu gelas es teh manis miliknya sendiri.

"Ya elah Na. Lo kagak niat amat dah ngebantuin gue." Shifa memutarkan kedua bola matanya.

Ana senyum pepsodent. "Yang penting kan gue udah ngeringanin lo Ship."

"Na!"

Ana merasa terpanggil dan menengok ke arah sumber suara. "Apaan?"

Dan ternyata Fero. "Nih, oreo buat lo."

Fero? Ya ya dia sekelas sama gue, tapi sering ngasih oreo katanya sih dia ngefans gitu sama gue. Berasa artis dah di ngefansin sama orang haha.

"Oh iya makasih, duit lo nggak abis apa beli oreo buat gue mulu?" Tanya Ana kebingungan.

Fero tersenyum. "Kagak lah. Buat lo apa sih yang enggak."

Batin Ana berkata, "Gak mempan Fer, maaf-maaf aja."

"Gue balik ke kelas dulu ya Na." Fero langsung berjalan keluar kantin, dan mendapat anggukan dari Ana.

**

"Kringg...."

"Yesss." Teriak sebagian anak senang akibat bel pulang sekolah berbunyi.

Shifa berjalan ke arah Ana. "Na, mau ikut main nggak bareng gue sama yang lain?"

"Yah sorry gue nggak bisa, gue harus ke supermarket, tadi bunda gue nyuruh beli keperluan dia." Ya tadi bunda Ana sms, nyuruh Ana membeli kerpeluan bundanya.

Shifa mengangguk. "Yaudah nggak apa-apa."

"Oke, gue duluan ya, dah." Ana langsung ke parkiran mobil dan menuju supermarket.

**

"Bruk..."

"Aww..."

*

Maaf kalo gak jelas:'v Vomments jangan lupa yay. MAKAZEH.

What Is The Meaning Of Waiting? -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang