Jessica POV
Teringat kotak pensil aku yang diambil Alex itu gimana nasibnya ya? Oh bukan kotak pensil itu yang jadi beban pikiranku sekarang, aku mikirin kertas yang ada dalam surat itu. Sebenernya itu bukan surat sih, itu kertas yang aku tulis dan isinya ya kayak diary gitu. Tanpa sadar aku ngambil handphone terus menekan nomor orang itu.
"Hallo.." suara orang diseberang sana
"Hm... i..iya..ni aku Lex, aku...."
"Iya gue minta maap soal yang waktu itu, gue nggak bermaksud buat nyampuri urusan lho, sekali lagi maap...." Ucapnya sebelum aku selesai bicara
"Iya. Tapi aku bukan mau ngebahas itu, aku...aku mau nanya kotak...kotak pensilku masih di kamu kan?" ucapku gugup
Hening sekitar kurang lebih dua menit, aku mendengar ada gumaman dari orang itu dan melanjutkannya
"Gue kira lho udah nggak butuh itu, jadi gue lupa dimana benda itu.." lanjutnya
Ntah kenapa, tiba-tiba aku langsung matiin telephone itu dengan kasar dan membantingnya ke ranjang. Sifat Alex emang buruk, nggak pernah berubah. Aku kira kami bakal baikan setelah ini, tapi dia makin buat aku lebih membencinya. Itu memang hanya kotak pensil, tapi bukan kotak pensil itu yang aku cemaskan, aku mencemaskan 'gimana kalau ada yang baca,oh no...I'll kill you now' ucapku dalam hati mengutuk Alex. Meski bukan seluruhnya kesalahannya, aku juga tau itu sebagian adalah kesalahanku juga, karena aku udah sembarangan meletakan perasaanku.yah aku anggap diary itu sebagai perasaanku, karena itu ngewakili isi hati kita kan. Ya, namanya juga cewek, nggak punya temen jadi curhatnya di diary, nggak punya diary cari kertas..wkwkwkw
Alex POV
Tanpa berpikir panjang telephone dari Jessica itu diangkatnya dengan sigap.
"Hallo" ucap gue
"Iya gue minta maap soal yang waktu itu, gue nggak bermaksud buat nyampuri urusan lho, sekali lagi maap...." Ucap gue sebelum dia selesai bicara seakan gue tau apa yang ingin dia katakana, tapi dugaan gue salah, ternyata yang dia tanya itu kotak pensil yang pernah gue ambil. Gue curiga kok dia jadi pengen tuh kotak pensil, gue jawab aja lupa letakin dimana, gue bakal selidikin dulu, terus gue balikin ntar kalau waktunya udah tepat. Gue tau dia bakal marah, tapi gue penasaran aja isi kotak pensil itu. Kalau barang didalamnya nggak berharga kan harusny nggak perlu dicari.
Gue bongkar tas gue dan gue nemuin selembar kertas di kotak pensilnya. Terlipat rapi membentuk persegi panjang. 'Ini contekan?' ucapku. Dengan rasa penasaran aku baca isinya dan WOW....
__o0o__
NEXT???
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Me (SECRET)
Teen FictionSemua yang ada di cerita-cerita itu bohong, tidak ada yang sempurna di dunia ini, tidak ada kebahagiaan.....semuanya hanyalah "bullshit...." Dunia ini kejam bahkan Tuhan pun tak adil... aku benci hidup ini, tapi bagaimana mungkin aku menyia-nyiakan...