Love - 3

34 2 0
                                    

'Dimana aku? Apakah aku sudah mati?'

Aku menatap sekeliling, ruangannya berwarnah serba putih.

'Apakah begini keadaan di surga? Aku cewek baik-baik jadi pasti aku berada di surga.'

"Lo udah sadar?" tanya seseorang.

'Apakah ia malaikat, ya, pasti orang tampan yang ada di depanku ini seorang malaikat.'

Aku menatap orang yang menggunakan seragam sekolah di depanku sambil tersenyum kepadanya.

Tunggu! Seragam sekolah!???

Aku memperbaiki letak kacamataku, menatapnya lagi dan menatap sekelilingku. Ini kan UKS sekolah, kenapa aku bisa berada disini. Jadi, aku nggak jadi mati. Alhamdulillah ya Allah, terima kasih atas perlindunganmu.

Aku segera bangun, ughh... badanku terasa sangat kaku.

"Sebaiknya lo istirahat aja dulu!" katanya, tapi tak ku hiraukan. Aku berdiri dan berjalan keluar.

"Heh, lo mau kemana!" tanyanya dengan tampang bingung.

"Gue mau pulang!"

"Lo orang yang gak tahu terima kasih banget sih! Emangya lo lupa kenapa lo bisa ada disini!"

Seketika itu, aku langsung mengingat kejadian tadi, dan segera sadar bahwa dia yang sudah menolongku.

"Eng, maaf. Terimah kasih udah nolongin gue tadi, gue gak bisa bayangin apa yang akan terjadi ke gue kalau tadi lo nggak nolongin gue" Ucapku lalu berjalan ke luar.

"Tungguin gue, biar gue antar lo pulang" katanya sambil mengunci pintu UKS. Akupun menurut dan berjalan dengannya menuju keparkiran.

Setibanya di parkiran, ia segera menggunakan helmnya.

"Cepetan naik!" katanya yang sudah berada dimotornya yang sama seperti motor pembalap itu.

"Heh, cepetan! jangan bengong aja!"

"Iya, iya gue naik!" Aku pun naik dan, emmm... pegangannya mana sih?

"Pegangan dimana saja asalkan jangan meluk gue" Katanya seakan-akan tahu apa yang aku pikirkan. Aku pun berpegangan pada jaketnya.

Brum...bruum.... bruuummmm.....

"Oiii...!!! lo gila ya! Jangan kenceng-kenceng! Lo mau gue pingsan lagi!" teriakku di antara kebisingan kendaraan yang berpacu.

"Udah diam! Ruma lo dimana?" tanyanya.

.....

"Gue tanya ruma lo dimana?"

.....

"Woi! Lo budeg ya?!! Kok diem aja sih?" tanyanya berteriak.

"Tadi lo yang bilang diem, jadi gue diem" jawabku santai.

"Dasar bego! Maksud gue bukan gitu!"

"Rumah gue deket kok! Entar di depan lo belok kanan!"

Ia membelokkan motornya dan masuk ke sebuah perumahan.

"Tuh, rumah yang berwarna coklat di depan. Itu rumah gue" ucapku kepadanya dan ia memberhentikan motornya di depan rumah tersebut. Belum sempat aku mengucapkan terimah kasih, ia sudah memacu motornya kembali. 'Ughh dasar!!!'

Aku berjalan masuk kerumah, melepaskan sepatu dan menyimpanya di rak sepatu.

"Mah Era pulang!"

"Era! Tumben pulangnya telat?" Tanya mama sambil menonton tv. Kalau aku menceritakan kejadian tadi, pasti mama bakal khawatir.

"Eng... tadi, tadi Era tinggal disekolah buat ngerjain tugas kelompok bareng temen-temen" jawabku berbohong.

"Terus, kok teman yang bonceng kamu gak di ajakin masuk" tanya mama dengan ramah.

"Dia lagi buru-buru. Ya udah ma, Era mau kekamar dulu"

"Ra! Kok pipi kamu lebam? Kayak habis di tonjok gitu?" tanya mama yang menghentikan langkahku. Mama berjalan kearahku, adu gimana ni?

"Eng... tadi di sekolah..." ucapku berhenti sambil memikirkan alasan yang tepat.

"Ta-tadi ada yang berantem, Era bermaksud melerai mereka. Saat melerai me-mereka, Era gak sengaja kena tonjok, jadinya gini de"

"Kasihan anak mama. Makanya kalau ada yang berantem kamu ga usah deket-deket, kamu kan orangnya ceroboh" Ucap mama percaya.

"Baik ma" Ucapku,

"Ya sudah, nanti kamu kompres pipi kamu itu pake es batu" kata mama sambil berjalan menuju dapur.

'maafin Era ya ma'

Sesampainya di kamar, aku melempar tasku dan rebahan di atas tempat tidur.

Aku meraba pipiku, ugh, sakit.

Seketika itu, aku mengingat luka lebam di pipi Yogas tadi. "Sebaiknya besok aku berikan dia plester luka" gumamku lagi.

Drittt... drritttt... driittt....

"Halo...?" tanyaku ke seberang.

" SHELAAA... LO GAK PAPA KAN? GUE KHAWATIR BANGET SAMA LOE! UWEEEEE...." karena orang yang diseberang berteriak, aku menjauhkan hp ku dari telingaku dan melihat siapa yang menelpon. DINO!!!

"Lo tuh ya! Temen bukan sih?, ninggalin gue gitu aja! Asal lo tahu, gue itu hampir mati gara-gara ulah lo tau!!!"

"Uweeee.... gue tau gue salah. Makanya gue telpon lo dari tadi buat tahu keadaan lo, tapi lo nggak angket-angket, hiks... maafin gue ya?!"

"Iya iya, gue maafin. Gak usah pake nangis segala. Lo itu cowok, bukan cewek!" jawabku.

"Tapi lo kok bisa lolos dari preman-preman tadi?" tanyanya.

"Ceritanya panjang. Ya sudah gue capek nih bye..."

"Eh, eh, La ja- titt... titt... titt... " belum sempat iya melanjutkan perkataannya, aku sudah menutup hpku.

Aku kembali rebahan dan menatap langit-langit kamarku.

'Sungguh hari yang melelahkan'


Happy reading guys......

salam hangat dari Zu  (-^ ^-)



You Are The First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang