Prolog

47 3 1
                                    

"Era, bangunn! Entar telat loh!" Teriak mama di balik pintu. Ya, itulah mamaku, yang tak pernah absen untuk membangunkanku. Itu membuat jam weker doraemon yang dulu aku beli jadi tidak berguna.

"Ya, ma!" Masih dengan mata tertutup, aku meraih kacamataku, mencobah bangun dan terus mencuci muka. Setelah mandi, berseragam lengkap dan merapikan rambut panjangku, aku turun untuk sarapan.

Mama sedang menyiapkan sarapan, sedangkan papa asyik dengan koran hariannya.

" Pagi Ra!" sapa Rio, adikku.

Aku lansung menyambar dua lembar roti bakar.

"Nyam... nyam... phuaghhiehgh... nyam... nyam" jawabku dengan mulut penuh.

" Ih, Ra! Kamu jorok banget sih!" Katanya.

" Bhiahhrighnhhnn... nyam nyam..."

" Huh, pantas saja nggak ada yang mau jadi pacar lo! Lo nya jorok gitu"

" Uhuukk, uhuuk, uhuuk..." sontak saja aku menjadi batuk batuk mendengar ucapannya.

"Sudah, sudah. Nih minum! Cepetan nanti telat loh!" Kata ibuku sambil menyodorkan segelas susu kepadaku. Aku lansung meminumnya.

"Baik mah" jawabku dan Eno secara bersamaan.

Shella, Mishella Amarina. Setidaknya begitulah teman temanku memanggilku. Lain teman lain pula keluargaku. Dirumah, aku sering di panggil dengan sebutan Era, aku juga tidak tahu alasannya.

Aku bersekolah di SMAN Pelita Bangsa, tepatnya di kelas XI IPA II. Soal yang dikatakan adikku, emang sih aku belum pernah pacaran. Tapi, belum tentu nggak ada yang mau jadi pacarku, walaupun emang sejauh ini masih belum, aku yakin suatu saat nanti akan ada yang menyukaiku sepenuh hati.

"Ra, kok malah bengong? Cepetan! Gue nggak mau telat cuma gara gara lo yang bengong gak jelas!" Tegur Reno yang sudah berada di dalam mobil terlebi dulu bersama papa.

" Mah, aku berangkat dulu yah!" Aku pun berjalan dan masuk ke mobil.

" Hati-hati di jalan ya" kata mama sambil melambaikan tangan.

= Di sekolah =

Aku berjalan menuju kelas. Masuk dan duduk di bangku bagian belakang. Begitu aku duduk, Dino langsung datang sambil berteriak.

"Teman-teman!!!" Teriak Dino yang ngos-ngosan. Sontak saja semua beralih menatap Dino heran.

"Kenapa lo No? Kaya di kejar kejar banci kaleng aja" teriak salah seorang siswa.

" Ada berita! Di kelas kita ada murid baru!" Katanya menggemparkan seisi kelas.

" Yang benar? Jangan boong lo No!" Teriak seorang siswa lagi.

" Gue gak boong! Tadi pas gue lewat depan ruang guru, gue gak sengaja denger pembicaraan Bu Jasmine, katanya ada siswa baru di sekolah kita, tepatnya di kelas kita!" Jelas Dino meyakinkan.

" Cowok atau cewek No?" Tanya Nara yang mulai ikut ikutan.

" Entahlah gu-"

" Ada apa ini? Cepat duduk!" Tegur Bu Jasmine yang memotong perkataan Dino. Sontak saja anak anak langsung berhamburan dan duduk di bangku masing masing.

" Baiklah, ibu ingin memperkenalkan dengan teman baru kalian. Ibu harap kalian bisa berteman baik dengannya"

"Bro, menurut lo, murid barunya cewek apa cowok?" Kata Reza menyikut Ilham. " Gue harap sih cewek, ntar gue ajakin dia buat jadi pacar gue" jawab Ilham. " Enak aja loh!" katanya sambil memukul bahu teman sebangkunya itu.

" Semoga saja murid barunya cowok ganteng" bisik Nara kepadaku. Tetapi tidak ku hiraukan. Karena melihat anak anak mulai berbisik ria, Bu Jasmine mempersilahkan murid baru itu masuk dan memperkenalkan diri.

" Nama saya Yogas Pratama, salam kenal" katanya memperkenalkan diri.

"Aaaaa... keren banget" teriak mereka, maksudku cewek-ceweknya aja. Penyakit kecentilan mereka pada kumat.

"Sudah! Jangan berisik! Baiklah Yogas, silahkan duduk dibangkumu, dan kalian, keluarkan buku kalian!" Murid baru yang bernama Yogas itu berjalan dan duduk di bangku kosong sampingku.

= Jam istirahat =

Seperti dugaanku, setelah jam istirahat, cewek cewek sudah mengerumuni anak baru itu. Bahkan Nara juga ikut-ikutan. Aku melirik kearah Dino yang tampak tidak suka dengan anak baru itu. Ya aku tahu, dia pasti cemburu melihat tingkah Nara yang kecentilan.

" Cieee.... Cemburu ni yeee...." Godaku terhadapnya.

"No, ke perpus aja yuk!" kataku gerah. Itu karena kerumunannya makin bertambah banyak. Namun, boro-boro di jawab, di liatin aja nggak.

Aku langsung memukul bahunya keras-keras. " Wow! Lo denger gak sih!"

" Aduhhh! Sakit tau! Lo pergi sana, gue disini aja"

" Tumben, ya udah, jagain tuh calon cewek lo!" Dengan melihat tampangnya yang sebal, aku berjalan menuju ke perpus.

Aku melangkah masuk, melewati jejeran buku yang tersusun rapi. Aku sangat suka membaca makanya aku memilih sekolah ini karena selain sekolah terfavorit, mereka juga memiliki perpustakaan yang luas dan lengkap. Aku meraih sebuah buku dan berjalan menuju tempat baca favoritku, pojokan belakang yang di kelilingi buku buku tentang politik. Ya, aku suka di bagian sini, tersembunyi dan jarang ada anak yang kemari karena tidak ada yang tertarik dengan buku-buku itu.


Seneng rasanya akhinya bisa ngeposting cerita ini.

 Maaf kalau masi kaku, abis ini pertama kalinya aku nulis. Makanya jangan lupa vote ama komen ya,

- Salam hangat dari Zu - (-^ ^-)

You Are The First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang