Love-1

36 2 1
                                    

" Haahhh... Panasnya.... " Gumammku, entah mengapa, rasanya siang ini begitu panas.

Aku berjalan pulang kerumah sambil menenteng tas sekolahku.

 Ya, saat pulang sekolah aku memang berjalan kaki karena gak mungkin juga kan papa bela-belain keluar saat jam kerja hanya untuk jemput aku. Aku juga lebih suka berjalan kaki dibanding menggunakan kendaraan. Lagi pula jarak rumahku kesekolah cuma 300 meter, kalau pake motor pasti ujung-ujungnya aku malah akan terperangkap diantara banyaknya kendaraan, maksudnya macet.

" La! Tungguin dong!" Teriak Dino. Aku jadi lupa kalo aku berjalan bareng ama dia.

" Lo itu cowok apa cewek sih?! Jalannya lelet amat kaya ibu-ibu ke kondangan"

" Hehehe, tadi gue singga beli es. Lo aja yang jalannya cepet cepat, padahal gue hanya singga sebentar, elo sudah jauh banget"

"Es? Buat gue mana?"

" Nih gue beliin juga untuk loh!".

Dengan secepat kilat, aku mengambil bungkusan yang berisi dua batang es dari tangannya dan langsung membuka keduanya. Yang satu aku makan dan yang satu aku pegang.

" Lo emang sahabat gue yang paling pengertian" kataku sambil memakan es tersebut secara bergantian.

" Haaaahhh... segarnya..." Gumamku.

"Gue bete banget sama anak baru itu" katanya. Aku meliriknya sambil menjilati esku.

"Bukannya lo yang heboh banget tadi pagi. Gue tahu, lo pasti cemburu ama tingkah Nara yang keganjengan kan?"

" Pokoknya gue gak suka" katanya sambil menendang kaleng kosong yang ada di depanya.

BUKKKK

" Wow! Siapa neh yang tendang kaleng sembarangan, kena orang tahu!" teriak seseorang. Aku menengok ke asal suara itu dan melihat tiga, tidak empat orang yang berjalan ke arah kami. Melihat dari tampangnya, sepertinya mereka preman.

" Aduhhh! Ini semua gara-gara lo No! Tendang kaleng sembarangan!" Bisikku kepadanya.

"I-iya maaf, gue kan gak sengaja" Ucapnya. aku menatap preman-preman tadi yang semakin mendekat.

"Gi-gimana nih? Gue takut." Sambungnya sambil berlindung di belakangku.

" Jadi lo pelakunya" Kata preman yang memegangi kepalanya.

" Eng.... Sebenarnya bukan gue, tapi temen gue yang ngelakuin"

" Jangan mengelak lo, jelas-jelas lo sendirian" kata preman yang berteriak tadi.

" Enggak kok, gue nggak sendirian kan Din- eh," ketika aku berbalik, ternyata Dino udah lari duluan.

'Dino berengsek lo'

" Jadi, lo harus tanggung jawab, kalau temen gue yang satu ini geger otak gimana?"

GLEKKK....

Aku kembali berbalik kearah mereka dengan di barengi keringat dingin yang mulai mengucur dari badanku.

" Lo harus bayar lima ratus ribu, kalau nggak, kami akan ngelakuin hal yang gak pernah lo bayangin" kata preman yang pake baju kaos biru gelap.

Seketika itu, aku langsung membayangkan surat kabar harian besok yang berisi berita seorang gadis SMA ditemukan terbujur kaku di sebuah lorong dekat sekolahnya.

" TIDAAAKKK!!!..." kataku berteriak.

Mereka memberikan tatapan cewek-ini-gila-kali-ya kepadaku. Dengan memanfaatkan kebingungan mereka, aku langsung berlari secepatnya. Aku berbalik,

GYAAAA.... MEREKA MENGEJARKU, HUWEEE....

"Woiii mau lari kemana lo!!!"

Hossss.... hossss... hossss....

Aku mempercepat lariku, aku berbalik menatap mereka,

GYAAAA.... MEREKA SEMAKIN DEKAT....

"Woiii... berhenti woiii!!!" teriak preman yang terkena kaleng tadi.

Hossss.... hossss... hossss....

Merasa sudah jauh, aku menengok kebelakang tampa menghentikan langkahku.

GUBRAK!!! JDUR!!! GEBREEEK!!!

Aku terjatu sambil menindih tubuh orang yang aku tabrak.

" Awwww!" aku mengadu kesakitan sambil mencoba berdiri. Aku melihat orang yang aku tabrak dan dia YOGAS?

Ja-jadi aku berlari kembali kesekolah?

"Heh, apa-apaan sih lo! Kalau lari itu liat-liat!"

" Eng, ma-maaf gue gak-"

" Eh, tu dia! Woiii berhenti lo" teriak preman yang mengejarku.

'Aduh, gimana nih?!'

Sontak aku tidak sengaja meraih tangan Yogas dan kembali berlari,

SEBENARNYA APA SIH YANG AKU LAKUIN???

" Heh, lepasin tangan gue, kalo lo punya masalah ama mereka gak usah libatin gue juga!" Ucapnya, tapi tak ku hiraukan.

Tiba-tiba ia berhenti berlari, aku sontak berhenti karena gak mungkin juga kan aku menyeretnya. Melihat kami berhenti, preman-preman itu juga berhenti.

Aku melirik Yogas yang berjalan kearah preman-preman itu. Aku berjalan di belakangnya bermaksud berlindung dari preman-preman tadi.

" Hohoho, mau jadi pahlawan kesiangan lo!" Teriak salah seorang preman.

" Nggak!!!" ucapnya yang membuatku bingung.

"Gue gak tahu masalah kalian sama cewek ini, gue hanya mau bilang gue gak mau terlibat ama masalah kalian, jadi lanjutin aja apa yang tadi kalian lakuin. Anggap aja gue gak ada" Katanya sambil berjalan dengan santai.

HAAHH???

Dengan mulut menganga, aku menatap punggungnya dan berbalik menatap preman-preman tadi. seketika itu, air mataku bercucuran.

 Aku tidak bisa bayangin apa yang akan terjadi padaku. Aku berjalan mundur. Mereka mendekat, semakin mendekat, semakin dekat... aku menutup mataku karena takut menatap mereka yang sudah berada di depanku.

" Bercanda!" ucap Yogas yang entah sejak kapan dan langsung menghajar salah satu preman tadi.

BUUKKK!!!

Dengan sekali tinju, preman tadi terjatuh sempoyongan. Aku segera berlindung dibelakang Yogas. Seorang preman melayangkan tinju kepada Yogas, seketika itu Yogas menghindar,

BUUKKK!!!

Entah mengapa rasanya semua menjadi gelap dan aku pun terjatuh. Pingsan.

"Dasar bodoh"


sekali lagi maaf kalau masi kaku,

mohon di komen ama di vote ya

- salam hangat dari Zu- (-^.^-)

You Are The First!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang