Kehidupan Cinta 23

1K 64 0
                                    

Pada hari minggu rumah kami penuh. Teman-temanku, teman-teman Arya, Keluarga. Mamah kelihatan terkejut saat ia masuk, aku menyadarinya. Sudah tiga minggu berlalu sejak Mamah bertemu putranya. 

Dengan perut yang membesar Arya terlihat seperti laki-laki gendut yang kekurangan makan. Kami berdiri dan mengobrol didapur. Karen masuk dengan bangga dalam balutan gaun putri dan sayap malaikat barunya. Arya berjongkok untuk mengamatinya dengan seksama.

"Betapa cantiknya." Arya berkata dengan antusias kepada Karen, kehilangan keseimbangannya dan terjatuh, sambil membawa Karen bersamanya.

Karen terjatuh dan menangis.

"Hati-hati!!" Aku membentak, terperanjat. "Kau tahu tidak ada kekuatan lagi di kakimu sekarang, Arya!!"

Arya merasa dipermalukan dengan kejatuhannya sendiri dan reaksiku, dan Arya mulai menangis juga. Pesta itu bukan awalan yang bagus.

"Apakah kalian akan bersenang-senang di hari Selasa pada ulang tahunmu?" tanya Kara, menggigit kue ulang tahun rasa jeruk

"Arya yang bersenang-senang. Dia pergi ke pemakaman Tony. Seorang temannya dari komunitas diskusinya."

"Pemakamannya diadakan hari Selasa?"

"Ya."

Kara memberengut.

Pada malam hari setelah pesta, Arya berkata ia tidak akan pergi ke pemakaman pada hari selasa.

"Kara membicarakannya, Aku akan meletakkan sebuket bunga untuk Tony, Aku menyukainya. Kurasa Tony akan mengerti."

"Aku yakin sekali Tony akan mengerti."

Pada hari Selasa pagi Arya ikut bernyanyi, sepenuhnya sadar bahwa akan ada banyak kebahagian hari ini. Arya melakukan itu untuk menebus rencananya pergi ke pemakaman Tony. Karen dan Aku mendapatkan sarapan di tempat tidur. Arya membuatkannya untuk kami dan meminta mbok Meni membawakannya ke lantai atas. 

Karen berseri-seri, makan nasi goreng spesial Arya yang sangat bagus penyajiannya. Aku juga memakan nasi goreng spesial Arya dan Arya dengan enggan menelan enam sendok nasi goreng, aku yang menyuapi Arya di pagi yang bahagia ini.

Tidak ada yang berjalan mudah hari ini. Segalanya membuatku emosional. Saat Chandra mengirimkan pesan untuk mengucapkan bahwa ia bahagia karena memiliki teman sepertiku, dan ia ingin tetap seperti itu selamanya. Saat Kara mengirimkan pesan bahwa ia senang Arya dan aku merayakan ulang tahun bersama-sama terlepas dari apa pun yang telah terjadi. Dan saat Arya menyerahkan rangkaian foto-foto telanjangnya yang diperbesar, yang saat pertama kali kuambil saat pertama kami bertemu. Setelah sarapan aku melihat Arya terlihat kelelahan, merasa tidak sehat.

"Kau harus berbaring selama satu atau dua jam." aku berkata.

"Apakah menurutmu itu bukan perbuatan antisosial ?"

Aku menggelengkan kepala.

" Berbaring dan tidurlah sebentar. Aku akan pergi ke kantor sebentar, dan nanti siang aku akan pulang mengantarmu untuk menjadi narasumber di acara mu."

Sebelum aku berangkat ke kantor, aku mencari Karen yang sedang bermain dengan Mbok Meni. Aku pamit kepada Mbok Meni dan Karen. Lalu aku berlari ke atas sejenak. Arya telah meletakkan sebuah ember di samping tempat tidurnya. Aku melongok ke dalam dan melihat bahwa ember tersebut bersisi nasi goreng yang berhasil di telan Arya pagi ini, keluar dengan sia-sia.

Aku berangkat ke kantor, namun aku mampir terlebih dahulu ke Mess Ridhy. Ridhy sudah menyiapkan kejutan untukku disana. Ridhy membungkus dirinya sendiri dengan pita merah, kado yang sungguh istimewa. Aku hanya berada di rumah Ridhy sekitar satu jam.

Kehidupan Cinta (Antara Kesetiaan, Cinta dan Kanker)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang