ASTAGA...AAA

9.3K 741 288
                                    

Raden lolos KUA..

***


Kebanyakan perempuan lebih menyukai kecantikan dari pada kepintaran. Karena hampir semua pria lebih dapat melihat dari pada berpikir.. _R. A_

Aditya

Lihatlah aku saat ini, muka kusut seperti pakaian abis dikeluarin dari mesin cuci lalu baju yang aku pakai kelihatan abis kena angin tornado. Menyeramkan.

Tolong jangan ketawa. Gimana aku tidak gila? Menyiapkan acara pernikahan cuma selama 2 hari. Sehebat apapun aku tetap saja tidak bisa. Mungkin untuk urusan gedung, makanan, baju nikah, dan lainnya uang yang berbicara. Lah kalau mental? Gimana caranya bisa siap dalam 2 hari.

Bapak memang keterlaluan. Buru-buru sih iya, tapi tidak dalam 2 hari juga. Bapak tidak lihat wajah ganteng anakmu sudah kayak apa? Kayak kuah gado-gado. Lengket-lengket bikin nagih. Untung saja 2 hari ini aku dan An tidak boleh ketemu. Katanya sih dipingit. Mungkin kalau calon pengantin lain melalui acara pingitan ini pasti stres duluan, kalau aku malahan bersyukur.

Kenapa begitu?

Ya kalian pikir saja. Ketemu An dengan muka kusut begini, bisa-bisa tidak jadi kawin.

Kasihan benda pusaka.

Tidak pernah dipakai bisa hilang kekuatannya. HAHAHAHA..

Ngomong-ngomong benda pusaka, gimana nanti komentar An lihat benda pusaka ini?

Takut..?

Kaget..?

Atau...

DOYAN???

Untuk yang terakhir kayaknya harus dibuang dari list. Tapi kalau dilihat-lihat perempuan kayak dia itu biasanya yang ganas kalau udah halal.

Asik.. diserang An gimana rasanya?

"Woy,"

Astagfirullah al'adzim.

Tidak perlu ditanya siapa yang barusan pukul bahu aku. Jelas si bos sinting ini yang tiba-tiba saja udah di sebelah.

"Ngelamun aja," cengirnya tanpa dosa.

Loh, kok kadar gantengnya kurang. Wah, ada kesempatan nih jadi orang paling ganteng.

"Kenapa ngeliatin aja?"

"Si bos kenapa? Ana yang mau nikah, tapi kenapa mata bos yang hitam begitu?"

Serius, itu mata bos kenapa bengep-bengep begitu?

"Gara-gara kamu cuti, saya yang begadang ngerjain kerjaanmu. Banyak karyawan yang tanya kamu ke mana," gerutunya. Wih ... jelas banyak yang tanya. Secara aku jarang banget cuti. Maklumlah karyawan teladan.

"Terus bos maunya ana nggak kawin-kawin?"

"Kawin sih kawin, Dit. Tapi nggak usah cuti juga."

Bos gila, aku nikah besok masih disuruh kerja hari ini. Berasa jaman kompeni. Sinting.

"Bos sanggup bayar berapa kalau saya masuk?" Tantangku sambil melipat kedua tangan di dada. Rasanya aku yang nikah besok saja tidak seburuk itu wajahnya. Tapi si bos lebih horor dari aku.

"Nanti kamu tahu gimana rasanya nikah, jadi bapak, harus kerja, asisten pakai cuti segala."

Cielah ... nih bos satu pakai ngambek segala. Senin juga sudah masuk.

"Sabar lah bos. Nikmatin aja. Kalau bos jalaninnya ikhlas pasti rasanya nikmat."

"Sayangnya aku nggak ikhlas, Dit."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InstaLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang