Aku ingin cinta yang nyata bukan hanya sekedar khayal belaka..
Aditya
Kedua kaki ini dari tadi tidak bisa diam, kepala terus bergerak dari kiri ke kanan mencari kemungkinan-kemungkinan siapa An sebenarnya. Perempuan yang beberapa hari ini sudah mengacaukan, meluluh lantahkan, membombardir hati dan perasaanku ini.
Berlebihan memang. Namun jika sampai tidak ketemu juga bisa mati penasaran rasanya aku.
Mulai kuperhatikan kembali ponsel di tangan. Memastikan dengan benar jika foto yang sejam lalu perempuan itu posting adalah fotoku. Dan benar, ini adalah aku. Memakai baju koko putih dengan rambut yang sangat acak-acakan.
Astagfirullah, jelek sekali aku.
Sepertinya pekerjaan memaksa wajah serta tampilanku ke arah yang lebih tua. Kalau tidak segera dirapikan bisa-bisa srikandi kabur saat mengetahui siapa sosok Raden yang sebenarnya.
Oke. Kembali lagi fokus ke sosok An. Kira-kira seperti apa tampilan dia?
Sudah pasti dia berhijab ✔
Kuedarkan pandangan ke seluruh kerumunan orang-orang yang masih setia mendengarkan ceramah. Ya ampun, sudah pasti yang datang hari ini memakai hijab semua.
Raden, jangan bodoh.
Jenis kelaminnya pasti perempuan ✔
List seperti ini apa harus masuk ke dalam otakku. Jelas An perempuan, kalau laki-laki akan sangat aneh jika memakai hijab.
Sekali lagi aku perhatikan beberapa foto dia sedang mengendors barang-barang. Satu persatu aku SC foto-foto itu dan kemudian aku edit dalam satu bingkai.
Dilihat dari berbagai sisi, An bukan perempuan tinggi.. ✔
Ok delete semua perempuan tinggi yang datang hari ini ✘
Mataku kembali menjelajah bak mencari oase di padang pasir, memfokuskan pandanganku pada perempuan-perempuan pendek. Lama-lama seperti ini, zina mata deh. Tapi mau gimana lagi coba. Aku tidak tahu dia siapa. Dan rasa penasaranku melebihi segalanya.
Kulihat beberapa perempuan sedang berbincang, mereka memang duduk dihamparan karpet namun dari bentuk tubuhnya terlihat mereka tinggi-tinggi.
Oke, delete ✘
Lalu bergeser ke sebelah kanan. Tepat ada Umi si nona muda cerewet dan Adel, anak perempuan kesayangan bos Hadi, tengah asik menatap anak-anak yatim yang sibuk bermain. Posisi mereka berdua berdiri karena tidak mendapatkan tempat untuk duduk. Tapi dari postur tubuh mereka berdua, cukup tinggi dan besar.
Lalu siapa yang pendek?
Karena masih tidak mendapatkan jawabannya, aku kembali melihat foto-foto An yang lain.
Dan..
Oke, dapat.
Sepatu perempuan dengan hak tinggi terpampang jelas. Sepertinya foto ini tadi di post sebelum fotoku dipost olehnya.
Sepatu heels berwarna krem menjadi kunci satu-satunya untuk menemukan An ✔
Lalu, bagaimana cara mencari sepatu itu? Apa aku harus meneliti satu persatu perempuan dewasa di sini yang jumlahnya hampir seratus orang.
Gilaaaaaa.....
Tapi lebih baik menatap kakinya, dari pada mukanya.
Oke. Pencarian dimulai ✔
*****
Adel
Bahagia itu ketika melihat gelak tawa anak-anak menghiasi pemandangan matamu. Mereka seperti tanpa beban menertawakan hidup yang terus mempermainkan mereka. Seumuran mereka semua di sini seharusnya bisa mengenyam pendidikan yang layak, namun karena keterbatasan dana dari panti asuhan akhirnya mereka hanya bisa belajar di panti dengan tenaga pengajar yang sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
InstaLOVE
RomansaSiapa bilang sesuatu yang berawal dari dunia maya tidak bisa menjadi nyata? ____________ REPOST ULANG. Cerita pernah selesai di tahun 2016