Chapter 7

961 86 11
                                    

Seminggu setelah kejadian mari-kita-foto-bersama-dengan-pelanggan. Alret mendapatkan kejutan secara tiba-tiba, dimulai dengan banyaknya pelanggan di setiap ia yang berjaga, pertanyaan yang terlontar dari mulut pelanggan, dan hadiah yang di berikan kepadanya.

Dan sudah hampir seminggu pula Alret tidak pernah keluar dari rumahnya karena para wartawan, Alret juga tidak tahu mengapa mereka semua mengetahui alamat rumahnya setahu Alret dia tidak pernah memberi alamatnya pada siapapun termasuk tempat kerjanya.

Ia tidak tahu bila hanya berfoto saja dan di unggah ke sosial media bisa membuat heboh seperti ini, meskipun dia pintar tetap saja bila heboh seperti ini akan timbul kebingungan di pikirannya.

Alret sekarang sedang berada di ruangannya sambil sesekali jarinya mengetuk meja, kadang dia akan berdiri dan berjalan kesana-kemari, kadang pula pun dia melihat para wartawan di atas melalui cctv yang langsung terhubung dengan komputernya.

Tokk tokk tokk, pintu ruangnya di ketuk. Alret bahkan tidak memperdulikan itu dan masih tetap berkecamuk dengan pikirannya.

Sampai tidak terasa dada bidang dan tangan kekar seseorang yang memeluknya dari belakang.

Hhhh, aroma dari tubuh Rai membuat dia berhenti berpikir sejenak.

"Kau terlalu banyak berpikir, Alret." Rai berkata sambil menyingkirkan rambut Alret yang menutupi lehernya, lalu menggelamkan wajahnya di perpotongan leher kekasihnya itu.

"Kau tidak mengerti."

"Bukannya keluargamu akan cepat menemukanmu?"

"Tapi bukan seperti ini, aku mau mereka yang mencari diriku bukan dengan menampakan diriku di dunia."

Rai tidak menjawab sama sekali perkataan Alret, karena ia tahu seberapapun ia menyanggah perkataan seorang Alret tidak akan di gubris oleh gadis kecil ini.

Alret melepaskan rengkuhan tangan Rai lalu berbalik menghadap Rai dengan wajah lesunya, Alret mengkalungkan tangannya ke leher Rai. Rai-pun memeluk pinggangnya Alret.

Entah sejak kapan, bibir dari kedua empu sudah saling bertaut.

Alret akan melakukan ini (mencium Rai) bila dia tidak bisa membereskan suatu hal. Rai menyetujui pernyataan itu, tapi di pikiran pria itu ada dua opsi.

Pertama, keuntungan bagi Rai karena kegiatan ini mungkin hanya sekali di lakukan selama satu abad (ok, anggap Rai ini berlebihan). Lalu yang kedua, pria ini bisa tenang karena kekasih dan masternya ini masih manusia yang bisa jatuh kapan saja, yang memerlukan tiang penyangga, dan membutuhkan support dari dia. Rai tidak mesum-yah meskipun dia juga bergairah- dia tetap akan menjaga miliknya ini, dan juga membuatnya bahagia.

'Aku berharap kau bisa tersenyum, Alret. Aku juga akan membuatmu tersenyum, karena itu kewajibanku dan juga karena aku mencintaimu, sayang.' Batin Rai berharap sekalipun bertekad.

--

Albert terdampar di rumah wanitanya- eh ralat calon wanitanya, Albert kabur dari rumah dengan meminta izin kepada orangtuanya terlebih dahulu.

Sekarang dia sedang tidur-tiduran di kamar tamu, Albert hanya diam termenung tanpa melakukan apa-apa. Dia masih berpikir tentang pembicaraan panas yang sedang terjadi akhir-akhir ini, tentang wanita manis yang menghantuinya.

Yap Alret, kembarannya.

"Rambutmu lama-lama akan botak, Portgas." Suara wanita yang mengalihkan pikiran seorang Albert. Wanita itu berjalan mendekati ranjang lalu duduk di sisi ranjang lalu menghadapkan tubuhnya ke arah pria tampan itu.

FREETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang