I'm Nobody

241 21 18
                                    

Author's Note : Yo! Happy New Year~! Niatnya, author mau ngupdate pas tengah malem, tapi malah keteteran gara-gara kebanyakan minum fanta(?). Anywhoo...  hanya ada satu hal yang pengen author konfirmasiin. Mulai saat ini, author akan ngupdate cerita ini setiap tengah malem, malem jum'at. Jadi bisa dibaca pas dini harinya. Yosh, part ini author dedikasikan buat LuckyNextTime, karena dia mungkin yang paling nungguin nih part, dan paling bawel. Wkwkwkwk....langsung aja, selamat membaca! ^^

Chapter One : I'm Nobody. (NON-EDITED)/(NON-BETA)

***

Aku biasa saja. Bisa dibilang, aku ini orang paling bahagia yang hidup di planet ini. The happiest person in this planet.

Aku hidup dengan ekonomi berkecukupan. Aku tinggal di sebuah daerah perkotaan yang cukup ramai. Namun bisingnya kendaraan tidak pernah mengusikku. Kedua orangtuaku adalah seorang pengelola perusahaan besar yang beroperasi di seluruh kota. Sehingga tak heran kami sering disebut sebagai the wealthiest family of all time. Keluarga terkaya yang pernah ada. Tapi sungguh, kebahagiaanku lebih bermakna daripada itu semua.

Aku mempunyai kedua orang tua yang tiada henti menyayangiku. Menjagaku, mengajariku, dan membimbingku, memberiku semua cinta dan kasih sayang yang kubutuhkan. Dan aku sangat mencintai mereka.

Aku tidak mempunyai pacar, dan mungkin kalian akan menertawakanku karena ini, tapi mengapa aku harus berpacaran?

Ya, aku memang tidak punya pacar. Tapi siapa butuh pacar, jika kalian mempunyai sahabat laki-laki yang selalu setia mendengarkan kalian dan selalu pengertian. Aku bahkan belum menceritakan seperti apa ciri-cirinya.

Dia tampan seperti Calum Hood. Cute seperti Niall Horan. Berperawakan Theo James. Dan jauh lebih seksi daripada Harry Styles. Apa kriteria itu masih belum cukup?

Dan bagian terbaiknya adalah, dia bersumpah akan menikahiku kelak ketika kita dewasa nanti. Aku yang duduk di bangku kelas 8, sangatlah tidak sabar untuk menyambut hari yang bahagia itu. Bahkan tidak jarang aku berfantasi tentang bagaimana malam pertama kami.

Aku sendiri tidak mengerti bagaimana dia bisa menyukaiku. Aku hanyalah gadis kaya raya yang biasa saja. Dan dia adalah anak bungsu dari seorang saudagar kaya raya. Jadi, tidak mungkin dia mengincar harta warisanku.

Aku hanyalah gadis berambut hitam sepanjang betis dan berkacamata frame merah. Dengan IQ lebih dari 200, aku sering ditunjuk untuk mengikuti olimpiade antar bagian. Tinggiku 148 cm, tidak lebih dan tidak kurang. Dan juga tubuhku kurus, tidak langsing. Mataku sipit dan bulu mataku sama sekali tidak lentik. Mungkin akibat ulah ibuku yang sangat senang melihatku berperawakan seperti laki-laki sehingga beliau memotongnya. Beratku 31 kg dan kadang turun. Aku sama sekali belum pernah mencoba program yang bernama "Diet" itu.

Meskipun aku anak orang kaya, tapi bukanlah penghalang bagi teman-temanku untuk mengejekku. Meremehkan postur tubuh dan menertawakan tinggi badanku. Ya, kuakui aku ini pendek. Maaf-maaf saja jika aku tidak memenuhi ekspektasi kalian.

Aku punya beberapa teman. Baik di dunia maya maupun nyata. Aku bahkan mempunyai sahabat pena. Aku belum pernah bertemu dengannya seumur hidupku. Tapi aku yakin dia adalah orang yang menyenangkan jika suatu saat kita akan bertemu. Aku tidak ingin berprasangka buruk terlebih dahulu.

Hidupku terasa seperti dongeng. Karena aku tahu siapa diriku. Aku tahu tujuan hidupku. Hidupku terasa seperti sudah ditentukan. Seperti sudah tertulis rapih dalam sebuah buku bersampul tebal. Alur kehidupanku tidak pernah melenceng dari jalur. Selalu berjalan lurus dan mulus—monoton.

Kehidupanku berjalan lancar hari itu, namun aku baru menyadari sesuatu.

Sesuatu yang mengerikan.

ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang