The Wheel of Life - Part 5

135 29 20
                                    

Semua orang yang berada disitu diam seribu bahasa . Ray berdiri dengan ekspresi marah sembari mencengkeram tongkat itu . Entah ada apa ini ? Ray berdiri dan terdiam dengan napas yang terengah - engah . Serpihan kaca masih menancap di seragam dan tubuhnya.

Ray melepaskan tongkat itu dari cengkeramannya dan membersihkan serpihan kaca itu dengan tangan kosong . Tangannya tergores dan berdarah di beberapa bagian . Kami sebagai saksi mata hanya bisa terdiam karena jika ada seseorang yang emosinya sedang melunjak dan melampiaskannya secara fisik lebih baik kita menjauh darinya.

Sebuah penelitian mengatakan bahwa sifat emosi yang berlebihan akan hilang dengan terapi , tetapi dengan jangka waktu yang sangat lama . Emosi Ray tidak terkendalikan , aku takut jika ia melampiaskan amarahnya pada orang lain.

Ray menatap tajam layar kaca yang sudah pecah dan hancur . Ray menggeram dan mengepalkan tangannya , lalu pergi begitu saja . Memangnya ada apa tadi ?

Tadi dia berbicara dengan Aidan , duduk dikursinya , berkata "Ouch" , lalu marah tiba - tiba ? Semewah apapun AJHS , tetap saja seperti penjara atau Rumah Sakit Jiwa . Apa dia seorang psikopat? Tapi , tidak mungkin.

"Tak ada yang terluka , kan?" tanya Ben.

Semuanya mengangguk ketakutan kecuali aku dan Nash . Setelah jam istirahat ada kelas Bimbingan dan Konseling . Mungkin ini bisa membantu.

Tringg ... Tringg ... Bel kelas Bimbingan dan Konseling berbunyi .

Mrs. Melissa (BK) memasuki ruang kelas . Seluruh siswa langung duduk di kursi masing - masing .

"Selamat siang ." Mrs. Mel menyapa .

"Siang." jawab para siswa .

"Hari ini kita kembali dengan pelajaran Bimbingan dan Konseling dengan saya , Melissa . Sebelum kita mulai saya akan bertanya kepada kalian . Ada apa dengan madingnya ?" tanya Mrs. Mel

Semua murid terdiam dan saling menatap satu sama lain .

"Baiklah , karena tak ada yang menjawab , kita bahas nanti . Baiklah , kali ini kita akan bermain games ." penjelasan Mrs. Mel terpotong .

"YAYYYY" hampir semua siswa bergembira .

"Tapi , tetap berhubungan dengan psikologi ." lanjut Mrs. Mel .

"Game petama adalah "Drawing Psychology" . Yang harus kalian lakukan hanyalah menggambar beberapa benda , yaitu : sebuah gunung , hati (Love) , sungai , dan ular . Gambarlah sesuka hati kalian dan kalian terserah mau menempatkan benda itu dimanapun dan sebanyak apapun . Be creative , guys ." Mrs. Mel menjelaskan .

Mrs. Mel membagikan selembar kertas A4 kepada semua siswa . Aku mulai menggambar sebuah pegunungan yang tinggi dan besar yang mengeluarkan banyak hati , menggambar sungai yang besar dan panjang , terakhir yang aku gambar adalah ular yang sangat pendek dan kecil .

Semua siswa sibuk menggambar dan 10 menit pun berlalu ...

"Baiklah . Waktunya habis , mari kita lihat hasilnya . Dimulai dari Selena . Apa yang kau gambar ?" ujar Mrs. Mel .

"Aku menggambar gunung yang besar , sungai yang panjang , ular yang panjang dengan kepala hati ." jawab Selena .

"Kau , Aidan ?" tanya Mrs. Mel

"Gunung sedang , sungai pendek , ular yang panjang dan besar ." jawabnya .

"Kau , Halsey ?"

"Pegunungan tinggi besar yang mengeluarkan banyak hati , sungai yang besar dan panjang , ular yang pendek dan kecil .

Singkat cerita , semua siswa telah memberitahu apa yang mereka gambar .

"Hasilnya adalah , semakin besar gunung itu , semakin besar jiwa kepemimpinanmu , semakin panjang sungainya , semakin panjang harta yang akan melimpah , semakin banyak hati , semakin banyak rasa sayangmu terhadap orang lain . semakin besar ularnya , semakin besar rasa ketertarikan mu terhadap lawan jenis ." Mrs. Mel menjelaskan .

The Wheel of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang