The Rain Of Love 6

31 5 0
                                    

"Hey kalian anak muda!" Panggil nenek itu sambil melambaikan tanganya ke Runako dan Kenly.

"Runako kau dipanggil." Bisik Kenly.

"Aku? Kau tidak dengar nenek itu menyebutkan 'kalian' barusan." Jawab Runako dengan menekan kata 'kalian'.

"Cepatlah, nenek itu melambaikan tangannya."

"Berdua kita kesana ayo." Runako langsung menggandeng tangan Kenly lalu berjalan menghampiri nenek itu.

"Sshh kau ini main menggandeng tanganku." Ucap Kenly.

Runako hanya tersenyum.

"Ada apa nek memangil kita?" Tanya Runako kepada nenek itu yang selalu tersenyum membuat Kenly bingung.

"Ah tidak apa-apa, nenek hanya mengajak kalian untuk berteduh didalam saja. Diluar sangat dingin." Guman nenek.

"Kita nek? Kita berdua?" Sambil menunjuk kearah Runako dan dirinya.

"Iya kalian berdua." Nenek itu tersemyum.

"Tapi nek, kita kan orang asing." Sahut Kenly.

"Memang, tapi nenek lihat dari mata kalian berdua orang baik." Tersenyum sekali lagi.

"Runako bagaimana ini?" Bisik Kenly.

"Tidak apa-apa Kenly, kelihatannya dia baik." Balas bisik Runako.

Keduanya menengok kearah nenek itu dan tertawa kecil.

"Baiklah nek." Ucap Kenly diiringi bersama Runako dan nenek masuk kedalam rumah nenek itu.

Rumah yang tidak terlalu besar  juga tidak terlalu kecil memiliki desain bergaris-garis cokelat layaknya rumah simple. Ruang tamu yang tidak diisi sofa dan meja melainkan karpet berbulu bergambar panda besar serta bantal-bantalnya dan meja kecil ditengahnya.

Kenly dan Runako langsung duduk dikarpet besar yang membuatnya hangat.

"Nako lihatlah lukisan itu." Kenly menunjuk kearah lukisan sebuah pemandangan gunung.

"Nako? Kau memanggilku dengan nama itu lagi?" Jawab Runako sambil menunjuk kedirinya.

"Lidahku biasa memanggilmu Nako dari dulu." Ucap Kenly.

"Lagi pula memang aku bahkan hanya aku yang memanggilmu dengan nama itu ya sebagai ciri khasku." Lanjut Kenly sambil tertawa kecil.

"Whatever Ken." Sahut Runako.

Beberapa detik kemudian nenek itu datang membawakan dua roti yang diatasnya ditumpuk dengan telur mata sapi serta bumbunya dan dua minuman layaknya seperti direstoran.

"Whoaaa! Nenek kami jadi merepotkanmu." Kata Kenly ketika nenek itu menaruh makanan dimeja kecil itu.

"Nenek membuatnya sendiri?" Tanya Runako.

"Pasti lezat." Gumam Kenly.

"Nenek memang biasa membuat itu." Jawab nenek.

"Ayo diminum jangan lupa makanannya." Tawar nenek sambil sesekali senyum.

"Ayo nek makan bersama." Kata Kenly yang langsung menyambar makanannya dan melahapnya.

Sedangkan Runako hanya minum minumannya.

"Whoaa nek ini sangat lezat!" Ucap Kenly sambil mengancungkan jempolnya.

Nenek itu hanya tersenyum.

"Nek maafkan dia, memang jika ia bertemu makanan memang seperti itu nek harap maklumkan." Runako terkekeh.

Nenek tertawa kecil "Tidak apa-apa aku senang melihatnya."

THE RAIN OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang