RA(I)N (Revisi)

10.4K 680 55
                                    

Aku pernah membaca sebuah quote di media sosial. Katanya, "Hujan tetap mau kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali."

Kau tahu apa yang ku pikirkan?

Hujan itu bodoh. Mengapa dia tidak berhenti? Sangat munafik jika ia berkata tidak sakit untuk jatuh berjuta kalipun. Menghantam tanah, daun, atap rumah, semua benda yang dihantamnya cukup keras, tidakkah ia ingin menyerah?

Hujan, kenapa kau keras kepala? Apa yang kau rasakan saat terjatuh adalah bahagia? Aku tak akan percaya padamu. Bagaimana bisa 'jatuh' itu memberi bahagia? Senyumpun kukira tidak. Yang aku tahu, jatuh memberi rasa sakit, apalagi berkali-kali!

Sekali lagi, hujan, kau sangat bodoh!

Tetapi kemudian, kau tahu apa yang terjadi?

Kini, aku mengerti mengapa hujan selalu datang tanpa ingin berhenti. Aku mengerti, kenapa sampai saat ini hujan tak pernah menyerah, selalu terlihat bahagia meski tubuhnya menghantam benda-benda keras berulang kali.

Dia mencintai bumi. Seluruh isinya, bahkan. Dia selalu ingin berada di samping bumi. Kalau bisa, ia ingin tetap tinggal bersama seluruh kepunyaan bumi. Orang-orangnya, pepohonan, dedaunan, semuanya tanpa terkecuali.

Tetapi, hujan tahu, ia tidak bisa.

Ia tahu, bumi lebih mencintai matahari dan awan yang ceria. Bukan dirinya yang selalu saja menyusahkan. Sampai-sampai mendapat umpatan dari sebagian makhluk di dalamnya, karena hujan meninggalkan air menggenang lebar di jalanan.

Hujan sangat bahagia, meski sekalinya terjatuh akan terasa sangat menyakitkan. Namun, ia tetap tersenyum. Selama ia masih bisa berada di samping bumi, sesakit apapun yang ia rasakan, tidak akan berarti lagi.

Kini, aku benar-benar mengerti dia. Kecintaannya kepada bumi membuatnya selalu ingin kembali.

Begitulah aku sekarang ini, menjelma seperti hujan. Aku tidak yakin akan sekuat hujan. Tetapi aku akan berusaha untuk selalu kuat.

Karena aku seperti hujan, yang selalu kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali. 


RA(I)N [3/3 END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang