#Part 9

27 7 0
                                    

Niall Pov

Aku bingung dengan perilaku Louis sejak tadi pagi. Apakah dia ada masalah ? Tapi aku tak tau apa masalahnya. Dia terlihat seperti menjauhi diriku belakangan ini dan mungkin juga menjauhi Ari. Semoga tak ada hal buruk yang terjadi padanya.

Kulangkahkan kakiku ke luar gedung sekolah. Ya ini memang sudah waktunya murid-murid untuk pulang.

Di perjalanan ku putuskan untuk mampir ke supermarket untuk membeli beberapa camilan mengingat Ari akan berkunjung nanti sore.

Saat aku sudah selesai dan keluar dari supermarket itu, Di ujung jalan aku melihat seseorang yang sangat familiar di mataku.
"Itu seperti dirinya"
"Ah tapi tidak mungkin itu dia" ku kerjap-kerjapkan mataku beberapa kali untuk memastikan. Tapi setelah ku lihat lagi Dia sudah tidak ada di sana.

"Mungkin hanya khayalanku saja"
Ku lanjutkan dan kupercepat langkahku menuju rumah karena aku sudah terlalu lelah.

*****
03.15 pm

Tok ... Tok ... Tok ...

Ah itu pasti Ari yang datang.

"Ya tunggu sebentar"

Ceklek !

"Hi Niall !"

"Oh Hai , ayo masuk"

"Thanks"

"Duduklah di sofa dulu. Aku akan ke dapur membuatkanmu coklat panas"

"Iya terimakasih. Maaf merepotkan"

"No prob"

Akupun ke dapur dan membuat coklat panas untuk ku dan Ari , karna memang cuaca hari ini sangat dingin.

***
"Ini minumlah coklat panasnya"

"Terimakasih"

"Okay"

"Baiklah kita mulai dari mana ?"

"Bagaimana kalau aku melihatmu bermain dulu ?"

"Baiklah aku ambil gitar dulu di atas. Kau tunggu disini sebentar ya"

"Tenang saja. Aku tak akan kemana-mana"

***
"Kau mau aku memainkan lagu apa ?"

"Terserah kau saja"

"Bagaimana kalau... Little Things ?"

"Little Things ?"

"Ya itu lagu yang ku ciptakan bersama sahabat-sabatku"

"Wow jadi kau , Louis , Zayn , Liam & Harry bisa menulis lagu"

"Ya kita memang hobby dalam musik"

"Baiklah cepat tunjukan padaku. Aku sangat penasaran"

"Iya iya bawel"

Kulihat Ari yang memutar bola matanya kesal. Itu sangat lucu menurutku.

*suara petikan gitar*

(maapkan. Aku ga tau gimana nulis suara petikan gitarnya)

Your hands fits in mine
Like its made just for me
But bear this in mind
It was meant to be
And I'm joining up the dots
With the freckle on your cheeks
And it all make sense to me

Ku lihat bagaimana cara Ari yang memperhatikan jari-jariku dalam memetik gitar. Manis sekali ...

(skip)

And all your little things...

Prookk... Prokkk...

Ku lihat Ari bertepuk tangan dengan hebohnya setelah melihatku bernyanyi tadi.

"wow. Kau hebat sekali Niall. Kenapa kau dan yang lain tak jadi penyanyi saja ?"

"Suara ku saja pas-pasa. Hehe thanks before. Sebenarnya aku dan teman-temanku punya grup nama nya One Direction"

"Amazing. Lalu apa setelah lulus nanti kau akan menekuni dunia musik ini ?"

"Entahlah. Aku ingin nya seperti itu. Itu adalah mimpi terbesar ku dan yang lain."

"Semoga impian mu terwujud Niall"
Kata Ari dengan tulus ...

"Terimakasih Ari. Baiklah ayo kita latihan gitar."

"Baiklah , Ayo."

***

Hari itu ku habiskan berjam-jam untuk menemani Ari bermain gitar. Walau terlihat sorot lelah dari matanya tapi tak mengurangi semangat pada gadis ini. Kurasa , aku mulai mengakui bahwa aku suka pada Ari.

*****
Sorry for the slow update ...
Vomments please ..

Does She Love Me ? (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang