Part 4 [Leo]

9.4K 607 12
                                    

Leo POV

Gadis kecil yang bahkan belum lulus kuliah tapi sudah harus menjadi ibuku?
Yang benar saja?
Bahkan aku memiliki umur yang lebih tua dari dirinya.
Aku hidup 2x lipat lebih lama darinya.
Haruskah aku memanggilnya ibu?
Panggilan yang benar-benar menjijikan.

Apalagi aku sudah memiliki seorang anak yang seumuran dengannya.
Tetapi mengapa aku harus memanggilnya Ibu?
Tidak.
Aku tidak sudi.
Sampai kapanpun juga aku tidak akan sudi memanggilnya ibu.

Aku kadang bingung dengan ayahku.
Dia bisa menyukai gadis seperti itu.
Yang untuk memasak saja tidak bisa.
Dia hanya bisa memasak mie, telur dan air.
Mungkin masakan terenaknya hanyalah mie dengan telur ceplok ditemani oleh segelas air.
Benar-benar menggelikan.

Dari mana dia bisa di katakan mirip Ibu tiriku.
Ibu tiriku yang baik hati bernama Lili.
Ibu tiri yang sangat berbeda dengan kebanyakan ibu tiri yang ada di dongeng.
Ibu tiri yang bahkan untuk menyakiti seekor semutpun tidak sanggup.
Ibu tiri yang membuatku melupakan bahwa dia adalah seorang ibu tiri.

Ya, dia adalah ibu tiri yang kuanggap sebagai ibu kandungku sendiri.
Aku menyayanginya sama seperti dia sangat menyayangi kami semua.
Tapi dia sudah pergi meninggalkan kami semua sebelum sempat melihatku menikah.
Sebelum sempat menimang cucunya.

Di lihat dari sisi manapun Eveline tidak memiliki kemiripan dengan ibu tiriku.
Yah, bisa di bilang mereka memang memiliki muka yang mirip ketika ibuku muda.
Tapi tetap saja, mereka memiliki sifat yang sangat bertolak belakang.

Pokoknya sampai kapanpun juga aku tidak akan menerima dia sebagai ibu tiriku.
Setidaknya jika dia ingin diterima menjadi ibu tiriku, dia seharusnya memiliki umur yang lebih tua dariku.

Aku ingin menyingkirkannya dari rumah besar milik ayah, Tapi hal itu tidak bisa karena surat wasiat dari ayah sangat merepotkanku.

Bagaimana mungkin ayah malah mewariskan hartanya kepada gadis yang tidak jelas asal usulnya.
Dan hanya memberikan sedikit hartanya untuk kami

Sebenarnya kami bukan anak-anak yang gila harta seperti kebanyakan sinetron-sinerton picisan di luar sana.
Kami hanya tidak ingin harta ini jatuh ketangan orang yang salah.

Walaupun ayah kami sangat menjengkelkan karena terlalu sering menikah, akan tetapi dia tetaplah ayah kami.

Jadi usaha yang sudah di hasilkannya adalah suatu hal yang perlu kami hargai dan kami pertahankan.

Bagaimana caranya membuat harta itu tetap berada di garis keturunan kami?
Aku sudah terlalu tua untuk mendekatinya.
Yah, walaupun jika boleh jujur.
Aku memang memiliki wajah yang masih muda.
Kalau aku berjalan di tengah keramaian.
Pasti tidak ada satupun orang yang menyadari bahwa umurku sudah 55 tahun.

Aku senang berolahraga dan menjaga wajahku tetap awet muda.
Karena aku memiliki istri yang cukup muda.
Jadi aku tidak ingin dia berpaling kelain hati.
Istriku baru berumur 39 tahun.
Saat menikah denganku dia berumur 20 tahun.
Dan aku sendiri saat itu berumur 36 tahun.
Kami berjarak 16 tahun, tetapi usia bukanlah faktor penghalang kami untuk saling mencintai.
Kini kami sudah di anugerahi seorang putra berumur 19 tahun yang baik dan pintar.

Sudah jelas putraku menuruni ketampanan, kecerdasan dan keuletan ayahnya. Dia juga menuruni kebaikan dan kelincahan ibunya.

Yah, overall aku merasa sangat bersyukur memiliki seorang putra seperti dia.
Hmmm,
Kembali ke topik permasalahan.
Aku harus membuat harta keluarga tetap berada pada garis keturunan.
Tapi bagaimana caranya?
Aku tidak bisa mendekati Eveline apa lagi berniat untuk menikahinya.
Karena hatiku cuma untuk istriku dan dia juga pasti tidak mau denganku.

Chased by Five HuntersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang