[1] Ketua Kelas yang Menyebalkan

4.2K 359 37
                                    

"Apa sebenarnya maumu Kim Jongin?"

Jongin masih terdiam dalam posisinya. Tidak berniat menjawab pertanyaan si guru kedisiplinan yang lebih cenderung terdengar seperti omelan.

"Ini sudah yang kesekian kalinya. Dan kau tahu, sekarang korbanmu masih koma di rumah sakit."

Jongin menghela napasnya perlahan. "Itu resiko yang harus diterimanya, saem. Anda tahu sendiri tidak ada jaminan selamat dalam perkelahian. Salah sendiri mau terlibat dalam perkelahian itu."

Si guru kedisiplinan menatap geram Jongin yang terlihat begitu tenang menyampaikan pendapatnya. Bagaimana bisa ada anak seperti Jongin? Tidak ada takut-takutnya sama sekali. Memangnya dia tidak takut jika dikeluarkan dari sekolah?

"Kau itu yah, benar-benar..."

Tok...Tok...Tok...

"Permisi, saem." Seorang gadis tampak membuka pintu ruangan konseling, mengganggu percakapan yang dilakukan oleh Jongin dan guru 'kesayangannya'.

"Ada apa Soojung?" tanya si guru dengan nada galak. Dia kelihatannya tidak suka kalau aktivitas mengomelnya diganggu oleh Soojung.

Soojung tersenyum tipis sambil menunjukkan beberapa kertas di tangannya. "Saya mau mengumpulkan berkas siswa yang diminta Song saem," katanya.

Guru itu mengangguk mengerti, "Baiklah, taruh saja di mejanya."

Soojung mengangguk. Perlahan dia berjalan menuju meja yang ditunjuk oleh guru kedisiplinannya itu. Ekor mata Soojung tanpa sengaja bertabrakan dengan lensa kelam Jongin yang juga tak sengaja memandanginya. Tetapi, Jongin segera saja berpaling. Membuat Soojung tersenyum melihat tingkah pemuda berandal itu.

"Haahh, sudahlah. Aku sudah lelah. Tidak banyak yang bisa kuperbuat. Kurasa kali ini kepala sekolah akan benar-benar mengeluarkanmu."

Jongin terkesiap. Rahangnya tiba-tiba saja mengeras. Dikeluarkan dari sekolah bukanlah yang dia inginkan. "Apa tidak ada jalan lain? Di pindahkan misalnya?" tanya pemuda itu.

"Di pindahkan?" si guru kedisiplinan memasang senyum mengejek untuk Jongin. "Enak sekali, main pindah saja. Dengar yah, poin pelanggaranmu sudah banyak, tidak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali mengeluarkanmu, Jongin."

Jongin menunduk lesu. Sial, dia sama sekali tidak pernah berpikir kalau membuat ulah sejauh ini maka akan dikeluarkan. Jongin hanya ingin dipindah. Dipindahkan ke sekolah impiannya. Sekolah seni. Bukan sekolah umum seperti ini.

"Kurasa ada cara lain yang benar-benar bisa membuatnya jera," tiba-tiba saja ada suara yang menginterupsi keduanya.

Jongin seketika mendongak. Dia baru sadar kalau Soojung belum keluar dari ruangan itu. Dan apa maksud perkataan gadis itu tadi?

"Memangnya kau punya usul apa?"

Soojung tersenyum mendengarkan pertanyaan gurunya itu. "Pelayanan masyarakat."

Jongin mengernyit. Apa maksudnya dengan -pelayanan masyarakat?

"Dia dihukum untuk melakukan tugas seperti melayani masyarakat. Bisa membantu petugas kebersihan membersihkan beberapa sudut sekolah, menjaga perpustakaan, atau membantu mereka yang melaksanakan piket kelas," terang Soojung memberi pengertian pada dua lelaki berbeda umur yang memandangnya penuh tanya.

"Ckks, Soojung itu terlalu ringan untuknya," Jongin mengangguk setuju dengan pernyataan gurunya itu. Tapi, pemuda itu lantas berpikir lagi. Kelihatannya usul yang diberikan Soojung lebih baik dari pada harus dikeluarkan.

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang