Soojung tersenyum setelah selesai menuliskan sesuatu di jurnal pribadinya. Selepas menutup jurnal tersebut, gadis itu menghembuskan napas secara perlahan. Dialihkan pandangannya ke luar jendela. Dia kembali ke mari. Terkurung di kamar dan teriosolasi dari dunia luar. Padahal rasanya baru kemarin Soojung bisa menikmati waktunya bersama Jongin. Kini dia harus kembali lagi menempati kamar inapnya.
Soojung juga tidak bisa protes mengenai hal ini. Dia sudah kabur untuk menikmati acara festival sekolah bersama Jongin. Dan akhirnya berakhir tragis. Dia kembali merasa kesakitan hingga pingsan. Untung saja saat itu ada ketiga sahabatnya sehingga Soojung segera mendapat penanganan. Tapi, tetap saja semua itu membuat kedua orang tua Soojung semakin protektif kepadanya. Mereka tidak mengijinkan putrinya itu untuk keluar dari rumah sakit sebelum mendapat izin dari dokter.
"Hai, Soojung."
Soojung yang tengah memandang ke arah jendela menoleh lantas mengulas senyum manisnya. Di ambeng pintu sudah ada seorang perawat yang membawa perlengkapan medisnya. "Hai, eonnie."
"Bagaimana kabarmu pagi ini, hum?" tanya perawat itu sambil mengecek tekanan darah Soojung.
"Baik sekali. Aku bahkan sudah siap untuk pulang," ungkap Soojung ceria.
"Hhh, tapi kurasa Dokter Choi tidak akan mengijinkan. Apalagi aku kemarin baru saja kolaps," ungkap perawat tadi dengan nada menyesal.
"Tenang saja, eonnie. Minho oppa tidak akan sanggup menolak permintaanku."
"Aww.."
Perawat tadi dengan gemas menyentil pelan kening Soojung. Membuat si empunya meringis kecil. "Anak nakal. Tsk, ya sudah aku harus ke kamar lainnya. Ingat istirahat yang cukup jika ingin segera pulang."
"Gomawo, eonnie," seru Krystal riang. Gadis itu terdiam sebentar sebelum bersuara lagi. "Eonnie, kau tahu di mana ibuku?"
O0O
Nyonya Jung menatap lelaki muda di depannya dengan pandangan berkaca-kaca. Dari semua kabar hanya satu yang membuat dirinya merasa terhempas dari langit. Membuat hatinya teriris. Tentu saja ini soal putrinya, Jung Soojung.
"Minho-ya, bukankah kau kemarin bilang ada peluang 50% untuk berhasil?" tanya Nyonya Jung hati-hati. Wanita paruh baya itu jelas sedang gelisah. Dan dia sangat berharap bahwa Minho memberi jawaban yang dia inginkan.
"Yah, tapi kondisinya sudah melemah, bibi. Resikonya memang tinggi. Tapi, saya tetap menyarankan agar operasi ini tetap dilaksanakan," jelas Minho sambil menghela napas berat.
Nyonya Jung menarik napas dalam-dalam sebelum kembali bertanya. "Jadi berapa persen kemungkinan operasi berhasil?"
"20%," jawab Minho pelan. Pemuda itu sempat menarik-hembuskan napasnya guna mengatasi rasa sesak di dadanya. Jujur, memberitahu mengenai keadaan gadis yang dulu pernah disukainya cukup menyiksa batin Minho. "Sisanya, bisa dalam kategori gagal pasca atau selama operasi berlangsung."
"Maksudmu?"
Minho menundukkan kepalanya. Tidak berani menjawab. Jelas Nyonya Jung tahu jawaban dari dokter muda itu.
"Maksudmu, Soojungku mempunyai peluang untuk kehilangan nyawa di meja operasi?"
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine
FanficBagi orang lain kau adalah kegelapan. Tapi bagiku kau adalah mentari yang bersinar cerah. Aku adalah bunga mataharimu. Yang selalu setia dan hanya mampu memandangmu. Tapi, mampukah kau memandangku? ...