Rendra Aditya Siregar

10.8K 406 14
                                    

Rendra Aditya Siregar, Lelaki beralis hitam tebal, mata sendu yang meneduhkan, bulu mata lentik penghias kelopak matanya, hidung mancung dan bibir yang sangat menggoda. Kadang aku berfikir bagaimana bisa Tuhan membuat pahatan patung dewa-dewa yunani pada diri Rendra, namun setelah ku tahu alasannya, ternyata bukan itu, karena aku mencintainya.

Cintaku bukanlah cinta yang indah, bukan cinta bertepuk sebelah tangan karena aku tak mengejar-ngejarnya dan dia menolakku mentah-mentah, bukan pula cinta terlarang karena restu orang tua. Namun cintaku ini adalah cinta dalam diam, ya cinta mulai bangku SMA yang tak bisa kuungkapkan, yang tak bisa aku berkata 'aku mencintaimu' atau 'selama ini aku mengharapkanmu', pengecut? bodoh? ah kurasa itu bukanlah aku, namun tak tahu diri adalah diriku.

Bagaimana tidak, lelaki bernama rendra yang begitu aku harapkan bukan ditakdirkan untuk menjadi milikku. Aku hanya bisa berdiri disudut lapangan saat melihatya bertanding basket, hanya bisa berjalan dibelakang saat dia jalan-jalan, hanya bisa tersenyum penuh kepahitan saat dia tersenyum dan melambaikan tangannya padaku, hanya bisa memiringkan wajah saat dia berpelukan dengan karenina, hanya bisa menundukkan kepala saat dia berciuman dengan karenina, sahabat terbaikku.

Aku sepeti benda dan bayangannya, dimana rendra dan karenina bendanya dan aku adalah bayanggannya, hanya bisa mengikuti mereka, melihat betapa mereka saling jatuh cinta dan bahagia, dalam kepahitanku dan dalam tangisan dalam diamku.

Pernah sekali aku menangis karena melihat rendra dan karenina berciuman, ciuman pertama yang begitu memilukan, namun rendra datang padaku, menepuk-nepuk bahuku sambil berkata 'semuanya baik-baik saja, dan lelaki itu tak pantas ditangisi oleh wanita baik sepertimu' mungkin jika yang berkata bukan rendra maka aku akan terdiam, namun tangisanku semakin menjadi, ingin sekali aku menjerit dan berkata 'lelaki itu dirimu bodoh!! tak sadarkah kau bahwa aku mencintaimu selama 5 Tahun ini! tapi kenapa kau lebih memilih karenina? bukan aku!!' namun semua itu percuma, sifat pengecutku menguasaiku, aku hanya mampu menjeritkan itu dalam hati, sambil menatapnya dengan mata nanarku.

*****

Lolyta Putri, satu kata untuk menggambarkan gadis itu 'baik' kata apa lagi memang, disaat aku kesulitan dengan senang hati dia membantuku. Disaat aku berkencan dengan senang hati dia seolah menjadi asisten pribadiku, disaat aku bersedih karena karenina dialah orang pertama yang menghiburku. Dia sosok sahabat yang tak pernah bisa ku dapatkan didunia ini, sahabat? ah tentu saja aku meralatnya, dia baru saja menjadi sahabatku sejak aku berhubungan dengan karenina, gadis yang menjadi sahabat lolyta.

Namun, dari semua kebaikan yang dia berikan, ada sesuatu hal yang sangat mengusik pikirannku. Kenapa sampai detik ini dia tak juga memiliki kekasih, padahal beberapa tahun yang lalu aku tahu dia memangis, tangisan pertama yang aku saksikan setelah semua senyumannya, kesedihan pertama yang aku lihat setelah semua keceriaannya. Ingin sekali aku menemui lelaki sialan itu dan berkata 'jauhi sahabat terbaikku brengsek!!' namun semuanya sia-sia. Lolyta hanya diam seribu bahasa, tak pernah mengungkapkan siapa lelaki yang telah membuatnya menangis, lelaki sialan yang pasti akanku pukul sampai masuk rumah sakit. Semenjak saat itu, aku tak lagi melihat lolyta bersedih, tak lagi melihat lolyta menangis, namun aku juga tak pernah melihat lolyta dekat dengan lelaki manapun, aku berharap atas kebahagiaannya, semoga dia mendapatkan lelaki yang baik, lelaki yang mengerti akan dirinya, lelaki yang selalu membuatnya bahagia. Janjiku, aku akan melakukan apapun untuk lolyta, untuk kebahagiaan sahabat yang selalu berjuang untukku, untuk hubunganku dengan karenina.



Diantara DiaWhere stories live. Discover now