"Apakah kau yakin ia akan datang?" Kim Ha Na memutar bola matanya malas menatap gadis yang berada di sampingnya tersebut. Sudah lebih dari setengah jam, gadis itu menanyakan hal yang sama seraya mendengus kebosanan. Seharusnya hari ini mereka akan mengerjakan tugas bersama, namun pada akhirnya, Kim Han Na yang harus mengerjakan semuanya sendirian sedangkan gadis itu sibuk dengan rasa bosannya.
"Aku tidak pernah menyuruhmu untuk berada di sini. Jika kau bosan, kau boleh pergi," ujar Ha Na pada akhirnya yang mulai kesal dengan temannya tersebut. namun bukannya menyesal, gadis itu lantas terkekeh pelan. Gadis itu lalu terlihat meraih buku catatan milik Ha Na dan membolak-baliknya dengan kebosanan.
"Oh, apa ini?" ujar gadis itu, Lee Su Hyun, yang kali ini membuat Ha Na menatap temannya tersebut dengan penuh. Dengan sigap ia merebut lipatan kertas bewarna merah jambu yang awalnya temannya tersebut genggam. Ha Na lalu menyimpannya pada sebuah halaman buku sastra Inggris yang ada di hadapannya dan bersikap seakan tidak terjadi apa-apa.
"Tunggu, apa itu surat-" Ha Na membungkam mulut gadis yang ada di sampingnya tersebut rapat-rapat saat seorang laki-laki terlihat berjalan menuju mereka dengan beberapa buku di tangannya.
"Hey, kalian sedang apa?" Ha Na melepaskan bungkamannya dan dalam seketika ia menundukkan kepalanya saat laki-laki itu dengan ramah tersenyum padanya sebelum akhirnya duduk pada bangku yang tepat di hadapannya. Meski kepalanya kini tertunduk, ia tak henti-hentinya menatap laki-laki itu dari tempatnya.
Song Yun Hyeong, salah satu kakak tingkatnya di universitas dimana ia berada saat ini. Sudah hampir tiga minggu mereka bertemu secara tak sengaja di tempat yang sama. Benar, perpustakaan. Laki-laki dengan senyum ramah yang tak pernah ia lupa. Laki-laki manis, yang selalu menyapanya hampir tiap harinya. Ia tak bisa membohongi diri bahwa ia mengagumi laki-laki itu. Ralat, sangat mengaguminya. Ia bahkan begitu hafal dengan jadwal laki-laki untuk pergi ke kampus tiap harinya.
"Apa proposalnya belum selesai?" Tanya Ha Na memberanikan diri pada akhirnya. Ia menatap laki-laki yang tengah membaca sebuah halaman buku. Laki-laki itu menatap gadis itu sebentar sebelum akhirnya ia mengangguk kecil masih dengan senyumannya.
"Sedikit lagi kukira. Mengerjakan tugas?" Ha Na mengangguk singkat masih dengan mengulum senyum malu-malunya. Ia tak menyadari bahwa sedari tadi Lee Su Hyun memperhatikannya sembari tersenyum penuh arti. Entah apa yang tengah ia pikirkan saat ini.
"Oh, sunbaenim. Kau memiliki buku catatan mirip denganku," ujar Lee Su Hyun dengan kurang ajarnya meraih sebuah buku milik laki-laki itu dan membolak-baliknya. Ha Na berulang kali meminta gadis itu untuk berhenti dengan bahasa diamnya, namun yakinlah itu tak akan berhasil pada temannya yang satu itu.
"Benarkah?" Tanya laki-laki itu antusias. Lee Su Hyun hanya mengangguk sebelum akhirnya ia meletakkan kembali buku tersebut di atas meja. "Oh-" ujar laki-laki itu terlihat baru saja teringatkan oleh sesuatu.
"Kukira aku salah mengambil buku catatanku. Bisa aku menitipkan barangku pada kalian sebentar sementara aku mengambil bukuku?" Kim Ha Na mengangguk sedikit tergesa sebelum akhirnya laki-laki itu tersenyum sebentar dan beranjak pergi dengan sebuah buku di tangannya.
"Ya! Apa yang kau lakukan barusan?" Kim Ha Na merengut menatap Lee Su Hyun kesal, namun gadis itu hanya mengedikkan bahunya seakan memang tidak terjadi apa-apa. Kim Ha Na mendengus pasrah. Tak ada gunanya ia berdebat dengan gadis itu, pikirnya. Namun pikirannya berubah saat ia menatap buku sastra Inggrisnya yang entah sejak kapan berada di tangan Su Hyun saat ini. Dengan cepat ia meraihnya, dan membolak-balikan halaman dengan cepat namun sesuatu yang ia cari sama sekali tak ia ketemukan.
"Dimana surat itu?!""Surat apa?" Tanya Su Hyun terlihat tak pedul namun sedetik kemudian ia tersenyum penuh arti.
Tidak mungkin!
Kim Ha Na beranjak dari bangkunya dengan tanpa berkomentar ia berlari keluar ruangan demi mencari laki-laki itu. Ia harus menemukan laki-laki itu segera. Ia yakin Su Hyun baru saja meletakkan lipatan kertas itu pada buku laki-laki itu. Jangan sampai laki-laki-laki itu membacanya, atau-argh! ia tak bisa membayangkan bagaimana laki-laki itu akan bereaksi dengan kata-kata konyol atas kekagumannya pada laki-laki itu yang seharusnya ia simpan dengan baik-baik.
Dengan nafas terengah-engah, Kim Ha Na mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Mencoba mengingat-ingat dimana letak kelas laki-laki itu. Ia lalu melajukan kakinya cepat menatap sebuah kelas yang ia yakini adalah kelas laki-laki itu dan benar saja, laki-laki itu berada di sana dengan sebuah selembar kertas bewarna merah jambu pada salah satu tangannya.
Tidak!
Kim Ha Na berlari menuju laki-laki itu sebelum ia akhirnya meraih lembaran kertas itu dari laki-laki tersebut yang lantas membuatnya terkejut setengah mati.
"H-ha Na?" tanyanya kebingungan menatap wajah Ha Na yang memerah sejak daritadi. Gadis itu menyembunyikan lembaran kertas tadi di balik punggungnya. Seharusnya ia lari saat ini, namun entah ia tak bisa saat ini dan malah terjebak dengan wajah penasaran kakak tingkatnya tersebut.
"M-mianhae. Jeongmal mianhae," ujar Ha Na pada akhirnya dapat membuka mulutnya. Ia tahu ia tak bisa melakukan apa-apa lagi saat ini dan hal yang paling memalukan adalah kemungkinan laki-laki itu sudah membaca habis surat pernyataan terbodoh yang pernah ia lakukan. Namun ia sudah siap dengan segala kemungkinan ynag akan laki-laki itu tunjukkan padanya. Ia tahu pasti laki-laki itu akan membencinya.
"Jika kau ingin menghindar dariku, maka menghindarlah. Jika kau ingin membenciku, maka bencilah aku."
Kim Ha Na membungkukkan tubuhnya menyesal sebelum akhirnya ia memutuskan untuk beranjak dari sana. Ia harus pergi sekarang juga."Tunggu," ujar laki-laki itu yang berhasil membuat Ha Na menghentikan langkahnya saat itu juga.
"Apa aku harus membencimu dan menghindarimu hanya karena sebuah kertas?" lanjutnya kali ini sebelum ia terlihat berjalan ke arah Ha Na yang masih enggan menatapnya.
"Nado,"tambahnya yang membuat Ha Na kali ini benar-benar membalikkan tubuhnya demi menatap laki-laki itu. Laki-laki itu tersenyum penuh arti sebelum ia menganggukkan kepalanya saat ini.
"Apa kau tak membutuhkan jawabanku? Baiklah, aku akan berubah pikiran-"
"T-tunggu," cegah Ha Na saat laki-laki itu akan beranjak pergi meninggalkannya. Masih dengan ragu, ia menatap laki-laki itu sekali lagi. Laki-laki itu mengulum senyumnya sebelum ia terlihat mengangguk kecil. Ia lalu menundukkan kepalanya demi menatap gadis yang lebih pendek darinya tersebut.
"Aku juga menyukaimu, Kim Ha Na. Sama seperti yang kau tulis di sana, you're just my type, too. Bukankah kau ingin mendengar itu dariku?" ujarnya penuh penekanan masih dengan senyum yang sama yang lantas membuat Ha Na terpaku di tempatnya.
-Fin-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Type Series ✔️
FanfictionTitle: My Type Author: ts_sora Cast: iKon's Bobby, iKon's B.I, iKon's Kim Jin Hwan, iKon's Jun Hoe, iKon's Yun Hyeong, iKon's Dong Hyuk, iKon's Chan Woo Genre: Fluff Rating: T Disclaimer: They belong to YG entertainment of course meanwhile this belo...