Piringan hitam itu kembali berputar
Berkisah tentang bayang-bayang cahaya
Menegaskan gurat lukisan sejarah
Tentang sehelai kertas putih yang terbangBerdongeng ia:
Di suatu masa
Setelah putra mahkota bertoreh preambule semata
Helai kertas kedua menyembul ceria
Memanjanglah kosakata amanah mereka
Dengan jutaan ketakutan
Bertekad sebongkah asaDetik-detik bergulir deras
Menitah raja berkejaran memetik laba
Mengintrogasi permaisuri laku apa pernah dinyata
Menggoreskan tinta emas di atas kertas-kertas
Menyusunnya
Menuntut keduanya melahirkan mahakaryaPiringan hitam itu terseok-seok
Sekarat ia menamatkan dongeng empunya
Berdecit menjerit di akhirnya
Berdalih bahwa:
Buku suci itu masih lapang menganga
Kertas itu masih melayang mengemis petuah
Putri itu belum bersua dengan muara pelanginya
Tetapi,
Di hari para bidadari berimajinasi
Secarik itu bertahtakan
"Terima kasih"
Subang, 16 Desember 2013

KAMU SEDANG MEMBACA
London
Poesia"Puisi tidak bisa dipesan. Ia ditulis dengan tulus. Jika kamu ditulis atau dihadiahi puisi, pasti kamu cukup istimewa bagi si penulis." - Rintik Kecil