Second. papa...mama..

292 13 0
                                    

Flashback
1 bulan lalu...

"Pa.. Ma.. Aku mau ikut, aku mau ketemu omma sama opa, aku nggak mau diem dirumah ma..." rengekku pada papa dan mama.

Malam itu opa dan omma ku mengadakan acara keluarga. Tentu saja semua anggota keluarga besar Veswint hadir disana.

" No honey, you are sick. Look at that" kata mama sambil menunjuk bercak yang ada di lenganku. Saat aku memang sedang sakit. Tidak sengaja kemarin aku memakan makanan seafood sehingga alergiku kambuh.

" ma, kita sudah hampir terlambat, ayo.." kata papa sambil berjalan keluar menuju garasi Mobil.

" Ma..." kataku lirih.
" tetaplah dirumah. Mama akan segera kembali. Mama akan bilang sama opa dan omma mu kamu tidak bisa datang karena sakit." kata mama lagi. Aku sangat kecewa karena tidak bisa datang ke acara itu. Padahal ini kesempatan baik untuk dapat bisa bertemu dengan seluruh keluarga besar Veswint.

" hmm.. Baiklah. Katakan pada opa dan omma salamku. Hati hati..." teriakku saat mama sudah sampai didepan pintu mobil yang dibawa papa.

"Okey sayang..." balas papa. Huft..padahal aku sudah sangat rindu pada sepupu sepupuku yang semuanya tinggal diluar negeri.

Kutatap mobil papa yang sudah himpir meninggalkan rumah. Ada rasa enggan dihatiku untuk membiarkan mereka pergi dari rumah ini. Khawatir, benar benar khawatir. Tapi aku berusaha menepis pikiran buruk itu.

Aku segera naik ke kamarku. Aku berencana untuk mengerjakan sebagian tugas sekolahku. Tapi sampai dikamar, aku bahkan tidak menyentuh sedikitpun buku dimeja belajarku. Aku hanya memandanginya sedangkan pikiranku melayang kemana mana. Aku memikirkan keadaan mama dan papa. Karena tidak ada mood belajar, akupun beranjak untuk tidur.

~~~~~~~

"Ma..pa.. Kalian mau kemana?" tanyaku sambil menangis.

" kami akan pergi keluar negeri bersama opa dan omma mu, kamu tidak nangis" kata papa dingin.

"Lalu kenapa kalian tidak mengajakku?" tanyaku lagi.

" kami tidak bisa. " sahut mama

"Kenapa?" tanyaku lagi dan lagi.

"Sudahlah cloudy, kami harus pergi sekarang, jaga dirimu" kata papa sambil beranjak menuju ke mobil diikuti oleh mama.

Aku menangis terisak sambil memanggil manggil nama mereka. Tapi mereka tidak menggubrisnya dan langsung pergi meninggalkan rumah

~~~~~~~

" Mama...papa..." teriakku. Aku kemudian dudul diatas tempat tidur. Nafasku terengah-engah. Aku melihat sekelilingku, kemudian mengembuskan nafas kasar.

"Huft.. Hanya mimpi. Tapi kenapa perasaanku tidak enak? Sudah jam berapa ini?" kataku kemudian melirik jam dinding yang menunjukan pukul 2 pagi.

"Sudahlah cloudy, tenang.. Mama dan papa pasti sudah pulang. Mereka pasti sedang beristirahat dikamarnya." ucapku untuk menenangkan diri. Aku kemudian kembali memejamkan mata dan terlelap dalam tidur.

***
"Non bangun non...bangun" kata bibi sambil mengguncangkan bahuku. Aku perlahan membuka mataku. Aku melihat wajah bibi yang sembab habis menangis. Aku heran kenapa bibi pagi pagi sudah mengangis.

"Bibi kenapa nangis?" tanyaku heran.

"Non.. Tuan dan nyonya non.." kata bibi semakin panik. Akupun jadi ikut panik mengingat mimpiku semalam.

" papa dan mama kenapa bi? Mereka kenapa?" tanyaku mulai menangis.

"Non...." kata bibi. Aku masih setia menunggu dia menjelaskan semuanya padaku.
"Ke..kemarin malam, tempat acara keluarga Veswint ke..kebakaran non.." kata bibi pelan.

DEG.. "Kebakaran? Papa mama?" batinku.

"Bibi, lalu bagaimana? Apa yang terjadi pada keluarga besarku? Mereka baik baik saja bukan?" tanyaku mulai histeris. Bibi hanya menjawab pertanyaanku dengan gelengan pasrah.

"Bibi.. Bilang kalau itu semua bohong. Bibi cuma bercanda kan?" kataku lagi. Itu tidak mungkin terjadi.

"Non yang sabar.. Pihak kepolisian tadi datang kesini. Mereka bilang ti..tidak ada yang se..selamat... Hiks hiks..." ucap bibi sambil menangis. Aku benar benar sangat syok mendengar berita ini. Tidak ada keluarga Veswint yang tersisa selain aku.

"Mama...Papa.." teriakku. Kemudian aku merasakan kepalaku sakit dan melihat sekelilingku gelap.

***

1 minggu setelah kebakaran itu dan 3 hari setelah proses kremasi jenazah keluargaku, aku sudah berhenti menangis. Sekarang aku hanya memiliki beberapa orang keluarga yang masih tersisa dan itupun mereka berada di luar negeri.

Aku benar benar akan hidup sendiri di dunia ini. Dan mulai saat itu keceriaan dan senyuman hilang dari wajahku. Digantikan oleh sikap dinginku.

Flashback end..


°°°°°

Sorry guys, ceritanya agak ngawur..
Feel nya kurang dapet..
Peace!!

Like and comment, please!!

I'm AloneWhere stories live. Discover now