Fourth. Surat wasiat

177 12 0
                                    

".......yang bertanda tangan dibawah ini, Russhel Graniet Veswint".

Setelah mendengar semua itu, tiba tiba saja tubuhku terasa lemas. Aku seakan melayang. Bukan karena aku menjadi ahli waris opa, tetapi karena Cucu kesayangan. Huaa.... Aku tidak percaya ini..

Dulu saat aku kecil, aku memang pernah mendengar kalau Opa akan mewariskan perusahaan besarnya ini pada cucu kesayanganya. Tapi aku tidak pernah menyangka bahwa cucu kesayangannya itu adalah aku, aku Cloudya Amanda Veswint. Sudah dapat kupastikan tidak ada lagi nama yang sama dikeluargaku. Hanya namaku.

Aku masih belum percaya. Bagaimana mungkin? Opa dan Omma tidak pernah memperlakukanku secara spesial. Mereka memperlakukanku sama dengan cucu cucu mereka yang lain. Yeey... Aku benar benar senang menjadi Cucu Kesayangan Mr. Russhel Veswint.

" Cloudy? Kau baik baik saja?" suara berat lelaki tua itu sontak membuat lamunanku buyar seketika.

" eh.. Hm iya aku tidak apa apa." jawabku sedikit kikuk. " hm.. Bisakah anda menjelaskan isi surat itu padaku? Aku tidak mengerti?" lanjutku dengan nada polos.

" baiklah, disini kakekmu Mr.Veswint menyerahkan seluruh aset kekayaannya padamu. Cloudya Amanda Veswint. Beliau ingin agar kau meneruskan perusahaan besarnya." jawab lelaki tua itu.

"Ta...tapi bagimana mungkin? Maksudku bagaimana dengan 4 sepupuku yang tinggal diluar negeri? Apa merek tidak dapat apa apa?" tanyaku khawatir. Bagaimana pun juga mereka memiliki hak yang sama pada perusahaan Opa.

Lelaki tua itupun mengengguk tanda mengerti. Dia kemudian mengambil satu lagi lipatan kertas yang berasal dari amplop coklat tadi. " Mr. Veswint telah memikirkannya" kata lelaki itu sambil membuka lipatan kertas itu dan kemudian membacanya.

" Saya Russhel Graniet Veswint. Sehubungan dengan surat wasiat pertama saya, yang menyatakan cucu saya Cloudy merupakan pewaris tunggal dari seluruh aset kekayaan saya. Tentu semua itu tidaklah adil untuk cucu saya yang lain. Saya telah memikirkannya. Saya memutuskan untuk memberikan cabang-cabang perusahaan saya yang berada di luar negeri kepada masing masing cucu saya, antara lain :

1. Daniel Graniet Veswint. Saya memberikannya perusahaan Veswint Corp. yang bercabang di Berlin, Jerman.

2. Risky Laurent Veswint. Saya memberikannya perusahaan Veswint Corp. yang bercabang di Amsterdam - Belanda.

3. Audy Fransisca Veswint. Saya memberikannya perusahaan Veswint Corp. yang bercabang di Paris - Prancis.

4. Pevitta Grand Veswint. Saya memberikannya perusahaan Veswint Corp. yang bercabang di Swiss.

Demikian surat ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini. Russhel Graniet Veswint." lelaki tua itupun kembali melipat kertas yang baru saja selesai ia baca. Akupun dapat sedikit bernafas lega karena sepupu sepupuku juga mendepat bagiannya. Tapi ada satu hal yang masih ku khawatirkan.

" tapi bagaimana aku bisa mengurus perusahaan? Aku tidak tau apa apa tentang berbisnis, bagaimana aku mengurus perusahaan sebesar itu? Aku bahkan masih kuliah." kataku. Lelaki itu pun tersenyum. Dia mengambil kertas ketiga dari amplop coklat itu dan memberikannya padaku.

" ini dari Mr. Veswint untukmu Cloudy" kata lelaki itu. Aku menerima kertas pemberiannya dan membukannya.

" Hello Cloudy kesayangan Opa dan Omma..." sebuah senyuman terukir di bibirku saat membaca kalimat itu. "Apa kabarmu sayang? Jika kau sudah membaca surat ini, itu tandanya Opa sudah pergi jauh darimu" air mataku tidak bisa kubendung lagi. Sekarang aku benar benar merindukan Opa kesayanganku ini. " hei.. Berhentilah menangis. Sudah berapa kali Opa katakan. Opa tidak suka melihatmu menangis. Sekarang berhentilah menangis dan tersenyumlah untuk Opa dan Omma-mu ini" surat ini seakan akan menggambarkan Opa yang berbicara denganku sekarang. Aku tersenyum disela sela air mata yang terus membasahi pipiku. Akupun melanjutkan bacaanku.

" Opa dan Omma-mu ini tau cita-cita mu sejak kecil, honey. Tapi bisakah kau memenuhi permintaan terakhir Opa-mu ini? Opa ingin kau meneruskan perusahaan Opa. Apa kau bisa memenuhinya? Tentu saja kau harus memenuhinya honey, haha..." akupun ikut tertawa seakan percakapan surat itu benar adanya. Dasar, Opa selalu saja memaksa ~ lirihku.

"Opa tau kau mengatai Opa-mu ini pemaksa. Bukankah Opa benar? Haha...." huft...
" Tapi ini serius Cloudy Amanda Veswint, Opa serius. Kau harus meneruskan perusahaan Opa. Kau mengerti?" aku hanya menghela nafas saat membaca bagian ini.
" Maafkan Opa karena telah memaksamu. Ini juga alasan Opa memaksamu untuk mengambil jurusan managemen. Opa ingin agar kau belajar menjadi pebisnis hebat seperti Opa-mu ini. Setelah kau sukses menjadi pebisnis, kau bisa mengejar cita citamu menjadi desainer terkenal di sela sela waktu sibukmu dikantor. Opa yakin kau tidak mau mengecewakan Opa dan Omma kesayanganmu ini kan? Haha....
Dari Opa dan Omma kesayanganmu, Mr. & Ms. Veswint. "

" Opa...." lirihku saat selesai membaca surat dari Opa-ku.

"Cloudy? Bagaimana? Apa kau setuju menjadi ahli waris dari Mr. Veswint?" kata lelaki tua itu. Aku hanya menganggukkan kepalaku. Aku rasa itu sudah cukup menjadi jawaban atas pertanyaannya.

" syukurlah, sekarang kau harus menanda tangani beberapa surat surat kepemilikanmu atas semua aset kekayaan Mr. Veswint dan juga surat pernyataan bahwa kau lah ahli waris tunggal Veswint Corp." kata lelaki itu sambil menyerahkan sebuah map merah yang sejak tadi berada diatas meja bersama dengan sebuah bolpoin.

Akupun menerima map itu. Membaca isinya kemudian menanda tanganinya. Setelah selesai, map merah itu aku kempalikan kepada lelaki tua itu.

" Cloudy, kau dapat meneruskan kuliahmu dengan tenang. Perusahaanmu untuk sementara akan diurus oleh Mr. Edward, sahabat ayahmu. Kau juga harus sering sering datang ke perusahaan sekedar belajar ataupun mengecek keadaan perusahaanmu." kata lelaki tua itu sambil membereskan barang barang yang ia bawa.

°°°°°

Next >>

Sorry guys.. Ceritanya agak ngawur ( ups..)
Peace...

Vomment yang banyak yoo...
Big thanks...

I'm AloneWhere stories live. Discover now