Fifth. Perlukah seorang pacar?

227 11 0
                                    

"..... Kau harus sering sering datang kesana untuk belajar atau sekedar mengecek perusahaan mu itu" kata lelaki itu kemudian mulai membenahi barang barangnya.

" baiklah, saya harus segera pergi. Ada beberapa hal yang harus saya selesaikan." katanya kemudian berdiri dan mengulurkan tangannya untuk berjabat denganku.

" baiklah, terima kasih sudah datang menyampaikan semuanya. Aku aka mengantar anda sampai dipintu keluar" kataku sambil menyambut uluran tangannya. Setelah itu kami berjalan beriringan menuju pintu keluar.

" sekali lagi terima kasih banyak, Mr. Frans" kataku lagi sambil melirik ke name tag yang ada di jasnya. Dia menjawabnya dengan senyum dan anggukan kecil.

" baiklah, saya permisi. Sampai jumpa" katanya kemudian beranjak ke mobilnya yang telah terparkir di depan rumahku.

Flashback end...

~~~~~

5 tahun kemudian....

" selamat siang miss, maaf saya mengganggu. Ada beberapa kontrak kerja lagi yang harus anda tanda tangani haru ini" kata seorang perempuan yang tidak lain adalah silfi, sekertarisku.

" hm.. Baiklah. Letakan saja disana. Aku akan memeriksanya nanti" kataku tanpa melihat kearahnya. Silfi kemudian meletakan beberapa map kemudian berlalu dari ruanganku.

Tidak terasa sudah 5 tahun berlalu dan disinilah aku sekarang, duduk di depan meja kerja besar yang diatasnya dipenuhi dengan file file penting. Ya. Saat ini aku sudah menjadi seorang CEO di perusahaan Opa-ku, Veswint Corp.

Sudah 2 tahun aku bekerja diperusahaan ini setelah menyelesaikan kuliahku. Akupun sudah mulai membuka beberapa cabang baru dibeberapa kota besar. Seperti saat ini, aku sedang mengurus proyek pembukaan cabang baruku di kota madrid-spanyol yang akan dilaksanakan minggu depan.

Hari ini banyak proposal yang harus aku periksa. Mungkin karena terlalu sibuk sehingga tidak menyadari kalau hari sudah gelap. Aku melirik jam tanganku kemudian menepuk keningku pelan.

" astaga, sudah pukul 8 malam" gumamku. Aku kemudian menyambar ponselku yang berada dilaci meja kemudian bergegas menelepon supirku untuk segera menjemputku.

Aku sampai dirumah pukul 8.30. Keadaan rumah masih sama. Sepi! Seperti tak berpenghuni. Bagaimana tidak, aku hanya tinggal sendiri dirumah sebesar ini. Sedangkan beberapa pelayan dan supirku menempati kamar yang berada di belakang rumah besar ini.

Sampai saat inipun aku masih merasa sedih dan mengutuki diriku sendiri karena kebakaran itu. Bagaimana tidak, sampai saat ini tidak ada satupun keluargaku yg berada diluar negeri menjengukku. Dan sudah 5 tahun juga aku duduk sendiri di meja makan.

Ada saatnya aku merasa seperti memjadi gelandangan kaya raya. Aku kaya raya tapi aku tidak bahagia. Hidup sendiri selama bertahun tahun tanpa kasih sayang keluarga? Oh tidak... Bunuh saja aku. Tapi begitulah keadaanku sekarang. Tak punya siapa siapa.

Aku sudah beberapa kali menghubungi para sepupuku yg berada diluar negeri untuk mengunjungiku disini. Tapi alasan mereka selalu saja sibuk, sibuk, sibuk. Aku tau mereka sibuk, tapi apa mereka tidak peduli lagi padaku? Arghh....

~~~

Author POV

Cloudy sudah menyelesaikan mandi dan makan malamnya. Sekarang ia berniat kembali menyelesaikan beberapa proposal yg sedang dikerjakannya. Cloudy menuju ruang kerja ayahnya yang sekarang sudah menjadi ruang kerjanya. Letaknyapun tidak terlalu jauh dengan kamar tidur cloudy.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 11, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm AloneWhere stories live. Discover now