Prolog

120 8 0
                                    

"Taraa!! Lo yang bikin Guddie kecemplung kolam?! Ihh Tara, sampe aja bener, gue pastiin lo bakal pulang tinggal nama!" kesal Intan Pramudya Asvana yang dipanggil Vana. Yap, dia adalah adik dari seorang cewek tomboy yang mulai beranjak dewasa. Kanari Tarasya Asvana atau Tara. Vana kini tengah duduk di kelas VII. Ia satu sekolah dengan Tara, SMP Drawdi Cipta. Ohya, Guddie adalah kucing kesayangan Vana karena kucing tersebut sangat lah menggemaskan dengan warna bulu yang putih bersih dan tebal.

Okay kembali ke topik awal.

Dengan kesal, Vana pun mengambilkan Guddie handuk tebal berwarna merah maroon, warna kesukaannya.
"Untung gue tau, kalo gak Guddie pasti udah kaku," kata Vana dengan mengeluarkan semua kekesalannya.
Di lain tempat, Tara hanya cekikikan melihat adiknya lewat jendela kamarnya. Tara memang tomboy dan cuek terhadap penampilan. Akan tetapi, Tara sangat peduli dengan keadaan lingkungan sekitar termasuk peduli membuat adiknya kesal. Tara memiliki rambut hitam agak kecoklatan sepinggang, wajah yang cukup menarik, kulit yang putih, dan tubuh yang proposional. Tak heran, banyak laki-laki yang mendekatinya tanpa mengetahui sifat aslinya. Alhasil, Tara membalasnya dengan sorot mata yang tajam. Hal yang membuat kaum pria bergidik ngeri. Dibalik itu semua, Tara hanyalah seorang murid SMP Drawdi Cipta. Tahun ini, ia akan menghadapi yang namanya UN. Jadi, ia hanya fokus terhadap pelajaran yang diterangkan guru disekolah maupun guru private. Ia hanya ingin diterima di sekolah impiannya, SMA Hasmuna Graha. Yap, Tara termasuk murid yang berprestasi sehingga tak ragu untuk bersekolah ditempat yang banyak menampung siswa berotak emas.
"Ohhh ternyata lo disini ya, setelah bikin kucing gue sekarat lo malah disini ya," kata Vana sambil berkacak pinggang dengan tangan kanan membawa Guddie yang kebasahan.
"Oops, kayaknya kecepatan kaki gue harus ditambah ni," sahut Tara sembari mengambil ancang ancang untuk kabur.
"Eits, mau kemana lo? Sini sama gue aja, diyakini lo bakalan sisa tulang benulang deh," kata Vana dengan candaan.
"Eh maaf deh maaf, tadi sih salah Guddie. Masak gue mau ngeluarin sepeda eh dia malah diem di depan garasi, jelaslah gue tendang aja,"sahut Tara santai.
"Hah?! Lo tendang Guddie?! Lo belum pernah nyobain keselek garpu?!" kata Vana.
"Ampun makk!!!" kata Tara sambil kabur.
"Heh! Lo berani kabur ya?!" kata Vana mengikuti Tara.







Haloo.. ini cerita pertamaku. Jadi kalo ada typo atau sedikit kesalahan maklumi ya. hehe.

SteepedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang