Nam Yuji

277 13 1
                                    

Halo halo! Assalamualaykum! Namaku Yuji. Usiaku baru 16 tahun. Yap, aku baru memasuki SMA. Aku adalah warga Indonesia. Aku mendapat beasiswa disalah satu sekolah di Busan. Oke, suasana ini cukup asing bagiku. Terlebih, aku tidak mengerti mereka berbicara apa, ditambah tatapan mereka kearahku. Oh tuhan.. Apakah aku bisa melewati semua ini.

Untunglah sekolahku merupakan sekolah internasional yang diwajibkan siswanya untuk berbicara bahasa Inggris. Pantas saja tidak ada pelatihan khusus untukku dalam berbahasa. Biasanya, beberapa lembaga pendidikan melakukan hal itu untuk siswa yang mendapat program beasiswa.

Ini hari pertamaku disekolah baru. Aku harus membuat kenangan indah selama 3 tahun ini. Tidak ada laki-laki, tidak ada bermain. Aku tidak boleh mencoreng nilai raporku sendiri. Terlebih aku tinggal dan dibiayai di negara orang. Aku tidak boleh mengecewakan keluargaku.

Semua orang disekelilingku terlihat sudah cukup akrab satu sama lain. Namun ada satu orang yang aku lihat dari tadi hanya sibuk dengan earphone—nya. Memilah-milih lagu dari iPod nano abu-abu yang tak kunjung lepas dari tangannya. Apakah dia tidak punya teman? Bukankah ini hampir satu semester? Ah, tidak mungkin.

"Annyeong! Yuji-ya? Wah kau ternyata sekelas denganku!" Lamunanku terhenti karena sebuah tepukan mendarat dipundakku.

Ah ternyata laki-laki ini. Dua hari yang lalu aku berkunjung kerumahnya untuk salam perkenalan. Dia adalah tetanggaku dan tak kusangka kita berada disekolah yang sama, "Ye.. Park Jimin, 'kan?"

"Wah kau juga mengingat namaku. Hahaha."

"Itu karena kau adalah orang Korea keempat yang kukenal di Korea."

"Oh ya? Kau bahkan menghitung jumlah orang yang kau kenal. Hahaha ada lagi selain aku?"

Aku menganggukan kepala.

"Siapa?" Tanya Park Jimin yang tampak antusias.

"Appa, Eomma, dan Joohyuk-Oppa."

"Kau bahkan sudah memanggil Joohyuk dengan sebutan Oppa. Kau pasti sudah dekat dengannya sekarang."

"Tidak terlalu sih, aku sudah tinggal dirumahnya selama 7 hari. Eomma bilang berhenti memanggilnya secara formal jadi ia menyuruhku untuk memanggil Oppa."

"Oh.. Arraseo. Kau duduk disitu? Apakah tidak terlalu nyaman duduk dibagian paling belakang?"

"Tidak apa-apa. Mataku sehat kok. Mau duduk di mana pun tak masalah bagiku."

"Ya sudah. Kalau kau butuh sesuatu, panggil saja aku, ya! Ittabwayo~"

"Ok." Memangnya dia mau kemana? Segala bilang see you. Walaupun bodoh, aku juga mengerti sedikit bahasa Korea.

Tak terasa sudah istirahat. Rasanya aku ingin melahap semua makanan di kantin. Sekolah di Korea benar-benar berbeda dengan Indonesia. Mereka benar-benar tepat waktu dan istirahatnya tidak terlalu lama. Apalagi tadi pagi aku kesiangan jadi tidak sempat sarapan. Ya tuhan, apakah pantat laki-laki itu tidak panas? Dari tadi hanya duduk dan mendengarkan lagu. Sesekali ber-hamming. Apa dia tidak lapar?

"Yuji-ya, let's eat!" Suara berat yang berasal dari jendela kelas. Suara yang dimiliki oleh kakak angkatku selama di Korea, Nam Joohyuk. Aku akan tinggal dengan keluarga Nam untuk 3 tahun kedepan.

FOOTSTEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang