Lucu, semua ini terdengar begitu lucu. Aku bahkan tak bisa mengungkapkan ini dengan kata-kata. Tapi, aku benar-benar menyukainya. Gadis yang baru kukenal seminggu yang lalu, gadis yang baru kutemui seminggu yang lalu, gadis yang baru kutahu namanya seminggu yang lalu.
Ia datang kerumahku membawakan kue beras tanda perkenalan sebagai tetangga baru. Awalnya aku acuh dan melanjutkan bermain video games dikamar karena orang tuaku, tidak, hanya Eommaku telah menemuinya. Namun adikku memaksaku untuk bergabung, ia bilang ia adalah anak dari keluarga Nam. Aku tidak peduli, tapi Eomma meneriakkanku dari ruang tamu. Mau tak mau aku harus menghapirinya.
Aku tak tahu harus berkata apa. Gadis ini berbeda. Sangat berbeda dari semua gadis yang pernah kutemui. Sepertinya ia bukan orang Korea, melihat warna kulit kuning langsat yang menyatu dengan matanya yang tidak begitu sipit. Wajahnya membuatku tak bisa mengedipkan mataku. Dan untuk beberapa saat, akupun terdiam.
Sejak hari itu aku terus memperhatikan rumah keluarga Nam. Tak peduli siang atau malam, aku tetap memperhatikan pintu tersebut. Aku sangat ingin melihat wajahnya lagi.
Sampai tiba saat pagi di mana aku sangat terkejut atas apa yang aku lihat di kelas. Sesosok gadis cantik duduk sendiri ditengah. Aku sangat senang dan langsung menghampirinya.
Hari itu adalah hari pertama kita berbicara dan kau masih mengingat namaku. Atau mungkin, kau juga merasakan apa yang aku rasakan? Ah, jangan gila Park Jimin! Kau mulai berpikiran yang tidak-tidak.
Hari ini hari yang menyenangkan. Aku bahkan—bisa dibilang—mengantarnya ke tempat kursus. Lucu, ia bahkan tak tahu cara menggunakan uang dengan sebuah aplikasi. Apa dinegaranya tidak ada hal semacam ini? Tapi aku berterima kasih. Karena itu, aku dapat menjadi dewa penyelamat baginya hari ini.
Ah, aku jadi merindukannya. Apa aku harus menghubunginya? Mungkin sms saja cukup.
Park Jimin: Kau sudah membeli voucher untuk naik bis?
Nam Yuji: Iya, aku bahkan sudah sampai rumah.
Park Jimin: Syukurlah.
Nam Yuji: Terima kasih karena telah banyak menolongku hari ini, Jimin😊
Park Jimin: Tak perlu sungkan untuk meminta bantuanku lain kali.
Nam Yuji: Iya, kau akan menjadi kontak prioritas nomor 3 setelah Eomma dan Joohyuk Oppa.
Park Jimin: Hahaha benarkah?
Nam Yuji: Tentu saja!
Park Jimin: Baiklah, aku akan tidur sekarang.
Nam Yuji: Oke. Mimpi yang indah.
Park Jimin: Kau juga.Dan aku terlelap dimalam penuh kebahagiaan dengan segaris senyum dibibirku, senyum untuk, Nam Yuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOOTSTEP
FanfictionBeberapa orang mungkin akan sulit untuk mengekspresikan perasaannya. Beberapa orang mungkin akan dengan mudah mengungkapkan perasaannya. Namun percayalah, kau hidup didunia nyata. Di mana semua orang tak punya waktu untuk menebak teka-teki darimu...