Curhat

123 3 1
                                    

-SENJA-

Belum sempat hatiku sembuh, ini sudah ada masalah baru lagi.
Ha?
Aku di jodohkan.
Pria asing yang tak kukenali.

Lusa dia akan datang melihat ku secara langsung. Jujur aku terkejut, aku bahkan tidak tau namanya siapa, mukanya gimana, sangat tidak tahu.

Namun, aku belum membicarakan ini terlalu serius, Mama hanya bilang lihatlah dulu nanti pertimbangkan.

Apa Mama udah siap kehilangan aku?

Putri paling di sayang dan di manja. Kebanggaannya satu-satunya. Permata hatinya.

Aku juga tidak tahu bagaimana reaksi Papa, ia diam tak bicara apapun.
Apa Papa setuju ?
Pa, aku ini kesayanganmu kan ?

Semua pertanyaan itu seperti mengelilingi isi kepalaku.
Aku pusing.

Belum lagi sejak laki-laki itu nge post  tentang foto ku lihat tempo hari dia sama sekali tidak ada kabar.

Biasanya yang ku tahu, setiap malam pukul 23:00 WIB dia meneleponku, saling berbagi tentang hari - hari yang kami lewati.

Tidak ada hal lain yang ku lakukan lagi, ku putuskan tidur. Menghilangkan penat di hati.

-----

Hari ini aku kuliah, dengan bantuan alarm aku bangun pukul 05:30 .

Aku bergegas mandi. Sehabis mandi dan berpakaian ku sapukan bedak baby yang tidak terlalu tebal ke muka ku, lipgloss tipis di bibir.
Hmm,sudah cantik.

Biarpun di kampus di perboleh kan berdandan, aku tetap memilih gaya sederhana. Tanpa make up tebal dan embel-embel lainnya.

Kupadukan kemeja bergaris pink dan biru,  dengan rok hitam selutut. Cukup pas untuk di kenakan ke kampus. Aku lihat ke ruang makan, Mama masih sibuk membuat susu cokelat hangat, setiap pagi di hidangkannya.

Ada Papa,dan Rifal di sana. Sibuk dengan makanan masing-masing.

"Makan dulu Sen" Mama melihat ku mematung yang sedari tadi memperhatikan mereka.
Ku tarik bangku di meja makan, aku duduk di sebelah Rifal. Susu cokelat kepunyaannya telah habis.

Papa lagi mengunyah nasi goreng telur buatan Mama pagi ini, Rifal menggigit 2 lapis roti tawar di lapisi mentega dan gula.

Aku menyendok nasi goreng dari tempatnya, menaruhnya di piring sesuai dengan porsi makanku.
Ku ambil telur tinggal satu, di piring kaca bening.

Ku masukkan nasi goreng itu ke mulut, rasanya pengen nambah terus.
Masih suasana diam, hanya dentingan piring dan sendok beradu.

Papa membuka bicara.

"Sen, kamu dan Rifal Papa antar ya?" Ucap Papa setelah meneguk segelas air mineral.

"Bukannya Senja naik motor sendiri Pa?" Aku tahu arah jalan kampus dan kantor papa tidak sejalan.

"Sebelum kamu jadi istri orang, Papa ingin mengantarmu, seperti waktu kamu SD,SMP dulu" nadanya seperti merendah.

Aku hampir tersedak kalau tidak cepat-cepat meminum air mineral yang di sodorkan Rifal.

ISTRI ORANG??

Seyakinku, Papa tidak menyetujui perjodohan ini. Papa tampak diam,dan jarang bicara akhir-akhir ini, biasanya dia sering menjahiliku.

Kado Merah JambuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang