Seminggu ini Feri tidak ada kabar. Dia hilang entah dimana, namun aku adalah perempuan gengsi yang enggan menayakan kabarnya. Mungkin dia berniat meninggalkanku. Entah itu Whatsapp , line, sms, telpon sama sekali tidak. Tapi aku sering melihatnya ganti foto profil. Jujur , perasaan ini sakit sekali. Dadaku terasa sesak, menangis pun tidak bisa. Aku heran, dia bersikap manis, memberikanku perhatian, seolah-olah dia menyukaiku. Apa yang ku terima, dia berubah. Begitukah sifatnya ? Mempermainkan hati perempuan lemah terlalu percaya kata manisnya.
Sebenarnya dia tidak salah, akulah yang terlalu berharap.
Ketika harapanku tidak sesuai, aku kecewa. Salahkah aku mempunyai perasaan lebih padanya ? Berharap dia juga mempunyai perasaan yang sama. Membayangkan dia dan aku menjadi sepasang kekasih paling bahagia. Bercerita tentang hari-hari kami. Suka duka kami. Aku bisa menerima segala kekurangan dia, mencintai apa adanya.
Aku ini apalah. Berharap kepada pria berumur 23 tahun, berperawakan tinggi kurus, kulit berwarna sawo matang, kalau kata orang hitam-manis. Sedangkan diluar sana masih banyak perempuan yang lebih dari aku.
Entah itu lebih baik, lebih cantik. Cinta tak soal fisik kan?
Tapi itulah realita, harus kalah karena fisik. Padahal fisik bisa menua dan renta.
Aku tidak dendam atau apapun itu. Perasaan seseorang tidak bisa dipaksa kan? Dia berhak menentukan hidupnya, termasuk soal perasaan. Mana mungkin aku seperti memaksa untuk menyukaiku. Ah, untuk apa dipikirkan. Sebentar lagi aku juga sudah bersuamikan orang. Walau kutau, dia tidak menyukaiku.
Feri, biarlah dia bebas bahagia. Tak ada yang perlu disesali dan tangisi. Terkadang, ada orang dihati tapi bukan dihidup kita. Lambat laun aku pasti melupakannya.
Ya, melupakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kado Merah Jambu
ChickLitHidup adalah sebuah misteri , sedetik kemudian kau pun tidak tahu apa yang akan terjadi.
