New student New member

93 9 4
                                    

Hari ini, hari yang paling ditunggu-tunggu anak-anak se antero sekolah Westbird. Karena desas desusnya, mulai hari ini akan ada anak baru yang super duper kece. Teman Arkan, dan itu berarti dia anak band. Semua siswi menunggu dengan semangat, mereka berkumpul di koridor menunggu kedatangan anak baru itu. Sedangkan anak laki-laki tetap di kelas, mereka memandang keluar dengan tatapan malas dan mencibir. Mereka berpikir bahwa saingan mereka bertambah. Tampan. Teman Arkan. Anak band. Tiga hal itu sudah menjadi point tambahan bagi si anak baru untuk jadi the most wanted di sekolah ini. Para siswi tetap menunggu hingga akhirnya bel yang berdering membubarkan mereka. Terdengar banyak desahan kecewa karena si anak baru tidak juga muncul.

***

"Pagi anak-anak" Bu Hesti memasuki kelas

"Pagi Bu" sorakan kelas XI- IPA 2 tampak menjawab sapaan dari Bu Hesti. Guru IPS

"Saya ada pengumuman, dan tampaknya kalian semua sudah mengetahui bahwa akan ada murid baru di sekolah ini. Dan murid baru itu akan masuk di kelas ini" pekikan kaget dari para siswi segera memenuhi ruang kelas tersebut. Tatkala pengumuman bu Hesti membuat para siswi bersemangat. Berbanding balik dengan lenguhan malas dari para siswanya.

"Maaf bu, saya lancang. Tetapi, bukankah kelas ini sudah penuh?" Aldian bertanya, dengan wibawanya sebagai ketua kelas terlihat tidak ikut terbawa suasana dan tetap tenang.

"Ya benar, tadinya si murid baru akan dipindahkan ke kelas IPA 4, tetapi atas permintaan Arkan, anak itu dipindahkan di kelas ini" Jelas bu Hesti sembari memindahkan tatapannya menuju Arkan yang sedang bersender angkuh di bangkunya dan diikuti tatapan dari siswa lainnya.

"Bisa gitu ya, guru matuhin muridnya" Sofiya mendekatkan dirinya pada Nicole dan berbisik dengan sangat pelan.

"Mungkin karena selama ini Arkan bawa nama baik sekolah kalik" Nicole juga ikut menjawab dengan bisikan.

"Silahkan masuk anak baru" Bu Hesti mempersilahkan si anak baru masuk ke dalam kelas. Cara berjalan yang tampak cool, rambut gondrong yang biasanya menjadi ciri khas anak seni, dan senyum ramah yang terpatri di wajahnya membuat para siswi terperangah. Seketika keadaan kelas pun menjadi hening.

"Hai semua, perkenalkan Nama gue Marvel steven Rahendra. Biasa dipanggil Marvel. Pindahan dari Bandung" si anak baru yang diketahui namanya adalah Marvel itu memperkenalkan dirinya di depan kelas dengan tersenyum ramah dan melambaikan tangannya.

Nicole dan Sofiya sempat mengalami little shock beberapa saat sampai akhirnya mereka berdua bernapas lega. Setidaknya anak baru ini berbanding balik dengan Arkan yang menyebalkan itu.

"Ada pertanyaan?" Suara bu Hesti seolah memecah keheningan kelas. Para siswi tampak kembali ke dunia nyata setelah terbengong beberapa saat.

"Masih single ga?" Revisa mengangkat tangannya dan mengajukan pertanyaan bodoh dengan kedua mata berbinar yang menatap Marvel secara seksama.

"Hah? Iya, masih single. Belum ada niatan ke sana juga masihan" Jawaban Marvel membuat beberapa desahan kecewa terdengar. Secara tidak langsung Marvel mengatakan bahwa ia tidak mau berpacaran saat ini. Harapan para siswi akhirnya menguap begitu saja.

"Kenapa pindah ke Jakartanya engga pas kenaikan kelas?" Kezia juga mengangkat tanganya dan bertanya kepada Marvel. Tetapi setidaknya pertanyaannya lebih bermutu dibanding pertanyaan dari Revisa.

"Oh, sebetulnya ga ada rencana pindah ke Jakarta. Tapi karena paman yang ngasuh gue meninggal jadi gue harus balik ke mama gue" Marvel menjelaskan dengan sedikit meringis. Mengingat kenangan yang sudah hilang mungkin.

"Eh, maaf gue ga maksud" Kezia tampak menyesal setelah mengajukan pertanyaan tadi.

"It's ok kok, santai aja" Untunglah Marvel bukan anak yang mudah tersinggung dan mellow.

ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang