Disini aku, diruang lantai 20 sebuah gedung tinggi dibilangan Jakarta Selatan. Duduk didepan meja kerja yang dipenuhi berkas-berkas yang baru ku periksa dan laptop yang masih menyala. Hanya beberapa berkas dan tugas ku selesai.
"Huf" hembusku sambil menggembungkan ke dua pipiku, di usiaku yang baru menginjak 25 tahun aku telah menjadi seorang general manager di sebuah perusahaan ternama tanah air. Dan ini pekerjaan ku, memeriksa semua berkas dari seluruh manager dan memberikan hasil akhir pada direktur terkait, tak boleh ada kesalahan sedikit pun. Semua harus rapih, harus teratur, harus menarik. Itulah pekerjaan ku.
Di usia ini dengan karir yang bagus aku tak berniat memiliki pasangan, bukan karena tak mampu mencari pasangan, banyak kolega yang selalu mencari perhatianku, mulai mengirimi bunga setiap hari yang pada akhirnya akan berakhir di tong sampah sekertarisku, mengajak makan siang bersama bahkan memaksaku datang ke dalam acara mewah bersama mereka, dan itu semua membuatku muak. Menurutku cinta hanya bagian terbodoh yang dirasakan manusia, cinta hanya membuatmu buyar apa yang akan kau lakukan,cinta pula yang membuatmu menderita pada akhirnya, mengapa harus ada cinta jika akhirnya membuatmu menderita bukan? Itu yang selalu kutanamkan dalam hati, ku bunuh perasaanku untuk diriku sendiri, agar tak ada kegagalan lainnya dihidupku.
Semua berkas telah selesai, mungkin waktunya aku berkemas, dan mulai memasuki barang yang tadinya bercecer di meja kerjaku agar tak tertinggal dan akhirnya merepotkan ku.
Ku tutup laptopku, hari ini lumayan melelahkan, namun tak ada kesuksesan dari kerja keras bukan? Ku rebahkan tubuhku pada sandaran kursi kebesaranku, rasanya nyaman berada disini, melihat kebawah dengan pandangan kota Jakarta beserta kerlap-kerlip lampu mobil, motor, gedung bahkan jalanan dengan merah dan orange yg mendominasi.
Tick.. Tock... Tick... Tock
Dentuman jam dengan jarum-jarumnya menambah keheningan malam diruanganku, dengan hati yang sama heningnya tentu takkan jadi masalah bukan?
Waktu sudah menujukan pukul 8 tapi aku masih betah berdiam disini, menikmati semua yang ada, bahkan harum lavender diruanganku tak luput dari panca indraku, rasanya menenangkan. Dan mungkin aku harus segera pulang, jika tidak ingin ibu mengomel sepanjang jalan ketika mengetahui aku masih berada dijalanan pulang. Ingin ku matikan saja rasanya jika ibu sudah melakukannya, tapi ketakutanku dan rasa sayangku pada ibu, mengalihkannya dan membuatku pada akhirnya hanya diam mendengarkan hingga percakapan usai dan ibu lelah sendirinya.
Sebelum melangkah keluar, ku sempatkan untuk memasang headsetku dan memutar playlist MP3ku, ditengah kesendirian hanya musik yang menjadi teman bukan? Aku yakin, kau pun pernah merasakannya, ketika musik yang akhirnya mengisi keheningan yang tercipta dalam dirimu.
Musik berputar, langkah ku pun melaju, bersama detak waktu ku melangkah, menantikan kejutan mana lagi yang di persembahkan sang pencipta waktu.
But sometimes, i just want somebody to hold
Someone who give me the jacket when it's cold
Got a young love even we old------------------------------------------------------------
Too short?
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless ?
RandomSemua berjalan begitu indah, percakapan tengah malam dengan segala untaian janji manis, perjalanan yang mengejutkan, rahasia-rahasia yang amat manis dan pahit secara bersamaan, jaket yang hangat dikala dingin, secangkir coklat panas untuk meredam em...