Sehun mengemudikan mobilnya cukup kencang. Ia menggertakkan giginya, kehidupannya akan segera berubah. Huft, ia tidak akan bisa berjalan berdua dengan Baekhyun lagi, menggandengnya kemanapun yang biasanya ia lakukan, dan sekadar kencan kecil di sekolah. Sehun memutuskan hubungan dengan Baekhyun tadi, tentunya dengan terpaksa. Namun sebenarnya hubungan mereka masih baik-baik saja. Bedanya mereka kali ini hanya back street saja. Tidak ada yang tahu kalau mereka masih menjalin asmara.
Sehun mengerem mendadak. Hampir saja ia ditabrak, ia tak menyadari bahwa tadi lampu lalu lintas sudah berwarna merah. Seorang Baekhyun sudah sukses mengacaukan otaknya. Mobil yang hampir menabraknya tadi menurunkan kaca mobilnya, memperlihatkan pengemudinya yang masih muda, sama dengan Sehun.
"Kalau menyetir hati-hati keparat!" Umpatnya. Kemudian mobil itu melaju lagi. Sehun mengacak rambutnya frustasi. Ia menabrak-nabrakkan kepalanya ke arah setir mobil lalu kemudian terduduk diam kembali, menyatukan akal sehatnya.
Sehun tahu, hubungannya dengan Baekhyun sudah tidak aman lagi. Sasaeng Baekhyun, yang Sehun sendiri tidak tahu identitasnya, akhir-akhir ini suka membuat ulah. Dua minggu yang lalu, kaca mobilnya dipecah, Sedangkan seminggu kemarin terornya makin brutal, yaitu makanannya diracuni. Hell, dia bisa mati karena itu. Dan Sehun yakin, orang yang melakukan itu semua adalah orang yang sama, karena peneror itu selalu memberi pesan pada aksinya. 'JAUHI BYUN BAEKHYUN ATAU MATI'.
Ia membanting setir menuju arah salah satu mall di Seoul.
'Mungkin aku butuh refreshing' Batinnya. 'Mungkin aku bisa sedikit mengangkat bebanku dengan menonton film?'
***
Seorang pria berkameja hitam mengedarkan pandangannya ke arah jadwal tayang film. Sesekali ia mengecek arlojinya untuk mencocokkan waktu dengan salah satu jam tayang film yang akan diputar. The Walking Dead? Mungkin ia harus menontonnya? Cuma film itu yang jam tayangnya sangat dekat dari sekarang. Jadi ia tak perlu menunggu lama-lama. Lagipula dia juga tidak peduli dengan film yang akan ditontonnya. Jongin, nama pria itu, buru-buru ke loket untuk membeli tiket. Hanya beberapa langkah di depan loket, ia siap-siap mengeluarkan dompetnya, namun ia terkesiap melihat seseorang yang tiba-tiba mendahuluinya.
Orang itu bersurai coklat, memakai kaos polo berwarna putih dan memakai jeans panjang, Jongin tidak bisa melihat mukanya karena pria itu membelakanginya. Jongin melangkahkan kakinya gusar. Dengan waktu yang singkat sebelum penayangan, ia yakin bahwa tiketnya sudah sangat terbatas. Ia takut kedahuluan pria di depannya ini.
"Tempat duduknya hanya tersisa dua tuan, di pojok belakang" Jongin menghela napasnya lega. Walaupun akan kebagian tempat paling belakang, ia bersyukur tidak kehabisan tiketnya. Pria di depannya menoleh ke belakang mendengar hembusan nafas Jongin yang keras. Pria di depannya ini berhidung mancung, berbibir yang.. er.. kissable? dan yang paling Jongin pusatkan perhatiannya, matanya yang tajam. Bisa diakui pria di depannya ini tampan, namun tersirat juga kecantikan di wajahnya. Entahlah, Jongin merasa aneh untuk menatapnya.
"Bolehkah aku mendapat tempat duduk paling pojok?" Tunjuk Sehun pada layar kecil yang menampilkan posisi kursi.
"Em, maaf Tuan, bolehkah aku mengambil yang pojok?" Sahut Jongin tiba-tiba, sebenarnya ia tidak terlalu menginginkan kursi itu, ia hanya menarik perhatian lelaki di depannya saja. Sehun berbalik ke arah Jongin.
"Maaf Tuan, tapi aku menginginkan kursi itu" Ujar Sehun. Ada penekanan suara di kata 'menginginkan'.
Jongin melangkah maju ke loket. "Aku membeli dua tiket untuk kedua bangku itu".
Sehun hanya bisa menghela nafasnya sambil memutar bola matanya melihat tingkah aneh orang itu.
***
Mereka berdua duduk di bangkunya masing-masing. Sehun harus mengalah kepada orang aneh itu karena dialah yang telah membayarkan tiketnya. Cih, ia tidak berharap dibayarkan juga kok.
Tepat 20 detik sesudahnya, lampu studio dimatikan. Sehun sedikit kaget karena ia jarang menonton film di bioskop. Terakhir kali kapan ya? Em, mungkin 3 bulan lalu, Baekhyun yang mengajaknya. Aih, Baekhyun lagi Baekhyun lagi. Kepalanya berdenyut, pening.
Jongin melihat Sehun yang menundukkan kepalanya cukup lama. "Kau tidak apa?"
Lelaki yang dipanggilnya tidak bergeming. Ia segera bergerak mendekati Sehun.
"Kau tidak apa?" Bisiknya tepat di telinga Sehun. Lelaki yang dibisiki itu lalu segera mengangkat kepalanya kaget, membentur kepala Jongin.
"Aw!" Seru Sehun kesakitan sambil mengelus kepalanya sendiri. Yas, dia sukses membuat beberapa penonton menolehkan pandangan ke arahnya. Sehun menyeringai malu lalu menatap Jongin nanar dengan muka apa-yang-kau-lakukan. Ia tahu pria menyebalkan ini tidak bisa melihatnya di keadaan gelap seperti ini, namun yah, kebiasaannya saat merasa terganggu.
Jongin tertawa tanpa suara lalu mengalihkan pandangan kembali ke film. Pria di sebelahnya yang merasa masih kesal dengan-sangat amat-terpaksa mengalihkan pandangannya juga. Ia sungguh ingin merutuki pria menyebalkan ini.
Sehun menikmati filmnya, walaupun ia sedikit takut akan zombie-zombie itu. Apalagi ew, kadang ada adegan menjijikkan yang terliihat. Darah dimana-mana, layaknya cairan itu hanya cairan biasa yang tidak berarti sama sekali. Tak jarang dia meringis ngeri.
"Oh fuck the zombies are approaching" Sehun bergumam. Terlalu hanyut dalam dunianya sendiri. Jongin melirik ke arah Sehun sekilas. Pria ini terlihat seperti anak kecil, kkk
"Lemme sue the zombies for you" Jongin menanggapi gumaman tidak jelas dari Sehun. Lelaki tan itu terkikik geli mendengarnya, sungguh.
"I'm covering you from back. Dar dar!"Seru Sehun, dengan nada yang dibuat sangat pelan. Ia mengacungkan kedua tangannya bertautan yang membuatnya berbentuk seperti pistol ke arah Jongin. Jongin menoleh lagi.
'What a cute boy he is'
don't forget to comment & vote!
next update? 10 votes first pwease~