2

1.1K 72 4
                                    

"Terima kasih sudah mentraktirku nonton" Sehun tersenyum manis. 

"Ah, itu bukan apa-apa" Jongin menggaruk lehernya "Boleh kutahu siapa namamu, cantik?"

Senyum Sehun pudar setelah mendengar kata terakhir pria itu. Cantik? Ia cantik? Sejak kapan? Apa mata pria ini bermasalah? Ia ini tampan!

"Maaf ya Tuan, tapi aku ini tampan" Sehun menghembuskan nafasnya kasar. "Namaku Oh Sehun"

Jongin meringis karena katanya tadi yang membuat Sehun sedikit terganggu. "Kim Jongin"

Sehun mengernyitkan dahinya. Sepertinya ia pernah menemukan kata Kim Jongin. Tapi dimana? Ah entahlah, dia tak tertarik menemukan jawabannya. Ia harus bergegas pulang lalu merebahkan diri di kasur empuknya, ia ingin istirahat. Tapi sebelum itu, ia harus mengucapkan selamat tinggal kepada lelaki yang diakunya tampan ini.Er, tampan?

"Baiklah, Kim. Kau tahu aku harus pulang sekarang. Jadi selamat tinggal" Sehun membungkuk sebelum ia melajukan kakinya menuju pintu keluar. Secara tiba-tiba Jongin menarik tangannya. Wajah Sehun memerah. Ia belum pernah bertemu seseorang yang dapat membuat wajahnya semerah ini. Sehun tidak berani menengok belakang karena takut Jongin menyadarinya.

"Ini. Tiketmu" Ucap Jongin memberikan sebuah tiket yang sebenarnya tidak berguna lagi ke tangan Sehun. Kim Jongin sialan. Sehun segera menggenggam tangannya sendiri. Memasukkan tiket yang diberikan Jongin ke dalam saku celananya. Ia berjalan sedikit cepat meninggalkan pria aneh itu. Sementara di sana, Jongin, menyeringai lebar sambil menatap punggung Sehun yang semakin lama semakin menghilang dari jarak pandangnya.

***

"Orang gila" Decak Sehun membantingkan dirinya ke kasur queen-size nya. Ia memandang ke langit-langit kamarnya. Sehun mengandai-andaikan sosok Jongin yang baru saja ditemuinya. Jujur, rasa nyaman dirasakannya sejak tadi. Rasa nyaman yang sebelum-sebelum ini belum pernah timbul dalam hati Sehun.

Sehun dulunya seorang player. Ia sudah banyak mengencani perempuan, bermain-main dengannya, lalu beberapa minggu--bahkan hari--barulah ia meninggalkan perempuannya. Sedih? Tidak. Untuk apa? Baginya sebuah hubungan adalah permainan, kau mau menjadi game atau player, itu terserahmu. Namun yang baru saja, sungguh, ini berbeda. Mengapa ia merasa kupu-kupu berterbangan di perutnya? Mengapa ia merasa nyaman di dekat orang asing yang baru saja ditemuinya? 

Sehun menarik rambutnya kasar sebelum diam seperti sebelumnya. Oh ya, Jongin sialan itu telah membuatnya lupa akan kekasihnya, Baekhyun.

Ia meringis. Merasakan akan ada sesuatu hal yang buruk menimpanya.

Pria berkulit putih itu mengeluarkan ponsel dari saku jeansnya. Jarinya menari di layar touch screen, mengetik pesan untuk Baekhyun.

To: Love

Nanti malam ada acara?

Dalam hitungan beberapa menit, ponselnya berbunyi.

From: Love

Eobseo, wae?

Sehun mengetik lagi

To: Love

Akan kujemput jam 8 malam untuk dinner. Love you, hon.

Di sisi lain, Baekhyun duduk sembari tersenyum menatap ponselnya.

***

Baekhyun mengacak-acak lemarinya. Ia ingin Sehun mengagumi penampilannya, jadi ia akan memakai baju yang terbaik. Namun sejak beberapa puluh menit lalu, ia masih belum menentukan apa yang akan dia pakai. Baekhyun mendengus kesal, meneliti sekali lagi baju-bajunya yang kini sudah berserakan di kamarnya. Kaki kecilnya itu lalu mengangkat sebuah kameja hitam polos,jas coklat, dan jeans belel. Hm, mungkin dia akan memakai itu?

Ia memakai pakaian tersebut lalu mengaca. 

'Kau tampan sekali, Byun Baekhyun' Pikirnya, tersenyum pada refleksi dirinya di cermin. Ah, eyeliner, dia hampir melupakan itu.Ia lalu beranjak mengambil eyelinernya.

Bip Bip!

Siapa sih? Mengganggunya saja.

From: Sehunnie~

Aku di depan rumah.

Mampus. Sehun sudah di rumah. Baekhyun lalu menuruni tangga dan membukakan pintu untuk menyambut kedatangan pujaan hatinya. Yap, benar. Itu Sehun. Ia memakai kaos casual berwarna hitam dan jeans. Tidak begitu istimewa, eh?

Segera dipeluknya tubuh kurus itu lalu beberapa detik kemudian dilepaskan.

"Sehunnie, kau datang cepat sekali! Aku bahkan belum memakai eyelinerku" Baekhyun memajukan bibirnya cemberut. Lelaki di depannya hanya geleng-geleng. Sehun menunjuk jam dinding yang terpajang di dinding rumah itu. Baekhyun mengikuti arah telunjuk Sehun, lalu meringis lucu. Inilah kelemahan Sehun, Baekhyun yang lucu.

"Kau tetap cantik walaupun tidak memakai apapun, Princess. Kereta kencana sudah menunggu" Sehun mencium tangan Baekhyun. Baekhyun yang mendengar ucapan Sehun yang konyol itu terkekeh pelan.

"Terima kasih, Prince"

***

Sehun menarik sebuah kursi dan mempersilakan Baekhyun untuk duduk layaknya pengawal putri kerajaan. Baekhyun yang sedari tadi menerima perlakuan istimewa seperti itu tertawa dalam hati. Tidak biasanya Sehun sekonyol ini. 

"Princess, mau makan apa?" Tanya Sehun membuka menu. "Ah aku lupa, Princess harap membaca menunya terlebih dahulu"

Sehun menyerahkan menu itu kepada Baekhyun.

"Ahaha kau ini. Bisa saja" Lelaki cantik ituu tertawa lalu sibuk menelaah susunan menu yang ada.

Sehun yang bosan, mengalihkan pandangannya dari Baekhyun. Restoran yang dipilihnya ini memang tidak mengecewakan. Kau bisa merasakan aroma romantis yang tercium jika kau berada disini. Ditambah musik romantis yang 24/7 mengalun. Tentunya tempat yang romantis, bukan?

Dari kejauhan--ah tidak, mungkin hanya berjarak dua meja saja--Sehun melihat sesosok yang tidak asing baginya. Ia mengakomodasikan matanya agar dapat melihat sosok itu lebih jelas. Lelaki berkulit tan yang mengenakan kameja hitam yang baru ditemuinya siang tadi. Jongin?

Ia terlalu sibuk menatap Jongin hingga Jongin merasa aneh, lalu melirik ke arah yang menatapnya. Lelaki tan itu balik menatap Sehun, lalu segera menyunggingkan smirk-nya. 

Oh gosh. Dia lagi?















OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang