Satu

912 27 0
                                    

Kini, ku tahu bila cinta tak bertumpu pada status..

●●●

Seorang gadis duduk termenung di tepi jendela sebuah rumah, entah apa yang ia fikirkan. Fikirannya melayang-layang tak tentu arah ke berbagai macam kejadian, ia terus melamun hingga sebuah suara menghentikan lamunannya.

"Keke,"

Ya, dia keke, gadis yang sedari tadi melamun di tepi jendela, nama lengkapnya adalah Keke Thalita.

"Jangan ngelamun terus," Intrupsi seseorang yang tadi memanggilnya.

Dia Gabriel Damanik kakak dari keke yang lembut, dewasa, pengertian, dan sangat menyayanginya. Usia mereka hanya terpaut satu tahun.
Keke membalas ucapan kakak nya dengan tersenyum hambar, dan kembali melakukan aktivitasnya dengan melamun.

"Ada Deva tuh di bawah"

Mendengar nama seseorang di sebut Keke sontak menumpukan pandangannya kepada kedua bola mata sang kakak seolah berkata 'serius?!'.

"Hari ini kan lo anniv yang ke 11 bulan sama pacar lo itu. Makanya jangan ngelamun terus," Gabriel terkekeh seraya mengacak-acak poni adiknya itu.
Keke terdiam, otaknya berputar cepat ' Anniv ? 11 bulan? Pacar? Gue sama Deva?' Keke tersenyum miris seraya menjawab,

"Gue ganti baju dulu, lo keluar sana."

"Oke, jangan lama. Males gue nemenin dia ngobrol."

Keke tak membalas ucapan kakaknya itu, ia segera menutup pintu kamarnya. Untuk apa Deva repot-repot datang? Fikirannya berkecamuk, ia tak segera mengganti baju melainkan kembali melamun di tepi ranjang. Jelas sudah terpatri apa yang sedang ia lamunkan saat ini, kebersamaan nya dengan Deva.

☆☆☆

"Gue cinta sama elo ke, lo mau jadi pacar gue?"

Keke -gadis yang baru saja di tembak oleh seorang lelaki- hanya bisa tercengang, fikirannya memikirkan berbagai macam kemungkinan. Deva nembak dia? Oh my god!. Bagaimana mungkin? Deva seseorang yang selama ini selalu di pujanya, seseorang yang terlalu sulit untuk ia gapai kini menghampirinya? Apakah dia sudah tidak waras?

"Lo..lo serius?"

"Lebih dari serius ke,"

Deva membuat semuanya gamang, ia masih belum mempercayai kejadian ini.

"Ke..kenapa bisa?"

" I don't know why, yang gue tahu gue cinta sama elo"

"Tapi,"

"Cinta itu nggak butuh alasan kan ke? Dia dateng gitu aja tanpa gue pernah minta, saat cupid ngelepasin panah nya, gue bisa apa?" Jelas Deva begitu meyakinkan keke, tapi sayangnya Keke tak benar-benar menemukan kesungguhan di kedua bola mata deva, mata elang itu tak bisa di tebak, sangat sulit untuk mencari apa yang keke cari.

"Jadi gimana?" Tanya Deva

Keke menyunggingkan senyumnya, ia memantapkan hatinya, semoga keputusannya ini adalah benar.

"Gue mau kok."

Spontan Deva memeluk tubuh keke dengan rasa bahagia, dan haru karena cintanya terbalaskan. Begitu pula dengan keke. Mulai hari ini, jam, menit, detik ini, statusnya berubah, ia adalah kekasih Deva. Seorang pangeran di sekolahnya,
Deva Ekada.
☆☆☆

Untuk ApaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang