DUA

271 14 0
                                    

Hari berlalu begitu cepat, kuliah ku sudah memasuki Minggu ke tiga. Tugas sudah mulai banyak menghampiri dan waktu tidurku mulai berkurang. Tapi aku tetap menikmati nya karena apa, ini semua adalah proses.

Di dunia ini tidak ada yang benar benar instan. Mie aja yang katanya instan harus melalui beberapa proses dulu sebelum di santap.

Begitu sama halnya dengan hidup, kalau kita ingin mencapai sesuatu kita harus ada proses nya. Entah hasilnya sesuai yang kita harapkan atau tidak yang terpenting proses nya yang membuat kita jauh lebih mengerti dan menghargai ketika kita sudah mendapatkan nya.

Bay the way. Aku ingin memberi tahu kalian bahwa semakin hari perasaan ku ke Pak Daffin mulai menambah, dan aku semakin takut akan hal itu. Karena harusnya aku sadar sejak awal dan tidak memiliki perasaan ini sejak awal.

Harusnya aku sadar siapa diriku dan siapa dirinya. Huh tapi salahkah aku memiliki perasaan kepada nya. Bukan kah kita tidak bisa menentukan kepada siapa hati dan perasaan ini berlabuh? Salah ga sih aku suka Pak Daffin. Yaallah... Bantulah hamba merawat perasaan ini agar aku tidak semakin terjatuh dan buatlah aku semakin dekat denganmu.

***

Hari ini kelas selesai lebih awal, jam sembilan empat puluh lima. Aku pun memutuskan untuk pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat Dhuha. Karena waktunya masih banyak untuk memasuki jam selanjutnya yang mulai jam sebelas.

"Mau ikut ke Mesid ga?" Tanyaku kepada kedua teman dekatku. Dira dan Dasha. Oiyaa semenjak dikantin waktu itu kami jadi dekat, entah aku pun engga ngerti kenapa kami jadi deket gini mungkin karena kami memiliki hobby yang sama.

Dan aku yakin Allah mempertemukan kita dengan seseorang itu memiliki alasan, entah untuk menguji atau menguatkan. Apapun alasannya yang jelas pasti itu yang terbaik untuk kami. Karena Allah selalu tau apa yang terbaik untuk hambanya.

"Gue engga Deev, lagi halangan soalnya" ucap Dasha.

"Ayuk Deev, sama gue aja" ucap Dira. Dan aku pun mengangguk. "Yaudah kita duluan ya, kamu tunggu dimana?" tanyaku.

"Gue  ke kantin aja deh Deev. Tapi nanti gue kabarin kalo misalkan udah pindah tempat" ucap Dasha

"Oke deh, kita duluan yaa" ucap Dira dan kamipun langsung menuju Mesjid.

Tidak terlalu lama kami berjalan, akhirnya sampai juga di Mesjid dan kami langsung menuju tempat wudhu setelah menanggalkan sepatu yang kami kenakan.

Selesai berwudhu kami menuju tempat khusus perempuan dan mulai melaksanakan Dhuha.

Aku bersimpuh di hadapan nya, dalam sujudku selalu aku berdoa yang terbaik untuk keluarga dan teman teman ku. Mendoakan semoga mereka selalu dalam lindungan Allah dan bahagia selalu.

"Yaallah hanya kepada mu aku memohon dan meminta perlindungan. Berilah kami semua kesehatan, panjang umur, murah rejeki, barokah kan umur kedua orang tua hamba, hamba, muslimin muslimat mukminin mukminat. Limpahkanlah Kebahagiaan selalu,  Yaallah kiriman lah aku dan orang yang belum menemukan jodohnya,  pendamping hidup yang engkau ridhoi, yang baik hatinya, lembut lisannya. Yang baik agamanya, yang menerima kekurangan ku apa adanya dan sayang dengan aku serta keluarga ku. Jika ia masih jauh darimu bukakan lah hidayah untuk nya dan mudahkanlah setiap langkah nya untuk kami bertemu dan segala macam urusannya"

Doa itulah yang sering aku panjatkan kepadanya. Air mataku tiba tiba lolos begitu saja. Kalau kalian bertanya kenapa kok udah minta jodoh aja kan baru umur delapan belas tahun. Teman teman ketahuilah, mintalah doa sedari kalian remaja, bukan karena kalian ingin buru buru menikah tapi bukankah semuanya ada proses nya.

Semuanya tidak ada yang benar benar instan bukan, jadi apa salahnya kita meminta sedari kita remaja untuk meminta perkara jodoh.

Walaupun kita tidak tau yang mana lebih dulu yang datang menghampiri kita entah itu  jodoh atau maut. Apapun itu apa salahnya kita meminta?

Teman Surga-NyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang