***
Hermione Granger membuka pintu rumahnya. Hermione melangkah dengan hati-hati memasuki rumahnya tempat ia lahir dan besar dulu. Lantai berderit seolah baru saja bangun dari tidur dan marah karena dijejaki kaki yang kotor karena Hermione baru saja pulang dari minimarket dan di luar hujan.
Setelah perang berakhir, Hermione berencana tinggal di dunia Muggle. Hermione dibantu Harry dan Ron mencari orang tua Hermione di Australia tapi hasilnya nihil.
Hermione ingin mencari mereka sendirian ketika kedua sahabatnya itu harus segera bekerja menjadi Auror.
Tapi, seperti biasa Ron dan Harry melarangnya. Apa mereka tidak ingat ia adalah satu-satunya perempuan yang mengikuti Harry mencari Horcrux Si Hidung Pesek.
Hermione berjalan tersarut-sarut karena barang belanjaannya yang terlalu berat ditambah sepatunya yang basah memudahkannya tergelincir kapan saja.
"What the hell are you doing in my kitchen, Malfoy?!" Jerit Hermione. Draco Malfoy tampak duduk di salah satu kursi yang berada di meja makan. Meja makan itu dulu digunakan Hermione serta kedua orang tuanya, setelah Hermione meng-Obliviate kedua orang tuanya, Hermione selalu makan di kamarnya sendiri.
"Jangan berteriak, Granger. Telingaku sangat sakit!" Bentak Draco.
"Aku pemilik rumah ini, Malfoy! Kembali sana ke Malfoy Manormu yang lebih mewah!" Balas Hermione tak kalah nyaring.
"Jangan berteriak, Granger. Suaramu itu sama seperti wajahmu." Kata Draco lagi.
"Kalau begitu suaraku bagus, dong. Aku kan cantik." Ujar Hermione lagi.
Draco mendengus tidak setuju.
Ting.... Tong....
Bel rumah Hermione berbunyi.
"'Mione!" Suara Harry Potter terdengar.
Di situ Potter berada, di sana juga ada Weasel, cih!, pikir Draco mendengus.
"Ada apa? Kau takut mereka menangkapmu? Little Death Eater?" Ejek Hermione.
Jujur saja, meskipun di cukup lumayan sekarang, mulutnya tetap pedas. Dasar Mudblood!, pikir Draco lagi.
"'Mione!" Kali ini terdengar suara Ronald Weasley.
"Granger, tolong jangan katakan pada mereka aku ada di sini." Desis Draco. Mendengar itu membuat Hermione ingin memanas-manasinya.
"Kau takut, Little Death Eater? Aku mendengar ayahmu dipenjara di Azkaban." Ejek Hermione lagi.
Tanpa diduga, Draco mendorong Hermione ke dinding di belakang. "Diam saja, Granger, atau aku akan menciummu." Ancam Draco.
Hermione mendengus, merasa itu hanya gertakan yang tidakn mungkin dilakukan seorang Pureblood Draco Malfoy. Tapi di sisi lain ia juga panik kalau-kalau Draco serius.
Hermione memelototi pemuda pirang platina yang berada sangat tepat di depannya. "Jika aku mengatakan pada mereka?"
"Kau sangat keras kepala, Granger. Oke, ini kesepakatannya, ketika Pot Head dan Weasel bekerja-" Hermione memukul lengannya karena merasa tersinggung seorang Malfoy masih mengejek mereka bertiga. "Aku akan membantumu menemukan kedua orang tuamu, sepakat?"
"Se-" Bunti derapan kaki terdengar nyaring. Draco tampak menghilang atau berdisapparate dan Hermione tidak memedulikannya.
Apa ia sungguh-sungguh akan membantuku? Apa yang dilakukan Harry dan Ron di sini, bukannya mereka ikut keluarga Ronald pergi mengunjungi Fleur dan Bill di Shell Cottage?
"Earth to Mione...." Aku menepis tangan Ron yang berada di depan wajahku.
"Ada apa, Ronald?" Tanyaku malas. Aku bosan dengan kehidupan ini.
"Bisakah kau memberi kami makanan dulu, Mione? Kami dari Shell Cottage langsung ke sini dan kami melewatkan makan saing bersama Bill dan Dah-" Harry melemparkan tatapan tajam pada Ron. "Fleur."
Hermione memutar bola matanya dan melangkah ke lemari pendingin. Kalau tidak salah ia masih punya beberapa porai daging domba yang dilapisi keju.
Hermione dikejutkan dengan satu kenyataan lagi. Draco Lucius Malfoy sialan!!! Oh, daging dombaku...., batin Hermione. Hermione mendapati Draco yang menyeringai di ujung tangga atas. Awas kau, Malfoy!!!
"Maaf, aku kira aku masih punya beberapa porsi daging domba yang dilapisi keju, tapi tampaknya aku menghabiskannya. Hahahahahaha." Hermione menertawakan dirinya sendiri meski nada suaranya tegang.
Bodoh! Kenapa kau membantunya, 'Mione?!
"Baiklah, aku mungkin akan memanggang beberapa roti." Kata Hermione pelan.
"Roti? Kami sangat kelaparan, Hermione." Kata Ron lagi.
"Kalau begitu silahkan kembali ke Shell Cottage, Ronald." Balas Hermione tajam. Mendengar itu Ron hanya diam seribu bahasa dan membiarkan Hermione melakukan apa yang ia suka.
***
"Kami datang ke sini ketika aku melihat burung hantu sekolah yang salah alamat dan kami mengantarkan ini." Ron merogoh saku jaketnya dan mengulurkan sebuah surat pada Hermione. Bukan. Dua buah surat."Dari Hogwarts. Dan anehnya, ada satu untuk Malfoy." Harry mengerutkan keningnya.
Hermione melihat surat itu.
Untuk Mr. Malfoy
Dapur, kediaman Granger
Gubrak!
Apa itu?
"Apa itu, Hermione? Apakah ada seseorang?" Tanya Harry.
Hermione menggeleng kuat dan terlalu cepat sehingga Harry dan Ron curiga.
Sekali lagi terdengar bunyi janggal. Harry dan Ron bangkit dari duduk mereka dan berjalan perlahan sambil menodongkan tongkat mereka.
"Jangan!" Jerit Hermione. Kenapa aku membela musang itu? Mungkin pusing, batin Hermione.
"Halo, Potter, Weasel." Draco melangkah dengn tenang menuruni tangga.
"Petrificus totalus!" Seketika tubuh Draco ambruk.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong With Me
FanfictionI love you and you love me to I always in your side You always be my one and only If we're going to work together i need to know "Do you hate me?" If i had put my life in your hands "Can i trust you?"