***
"Finite." Gumam Hermione pelan. Tubuh Draco kembali seperti semula. Ron langsung mengangkat kerah bajunya dan menodongkan tongkatnya ke leher Draco.
"Ron!"
"Apa yang kau lakukan dengan Hermione?!" Bentak Ron.
"Aku.. Tidak.. Melakukan apa-apa kepada pacarmu itu, Weasel." Jawab Draco tersendat karena sesak napas.
"Jawab yang jujur!" Bentak Ron lagi.
"Cukup, Ronald. Kami tidak melakukan apa-apa!" Kata Hermione. Ron melepaskan cengkramannya.
"Oh, kau mencintainya, Hermione?" Cemooh Ron.
"Tidak." Jawab Hermione pelan.
Ron menyeringai. "Oh, benarkah?"
Sebuah pukulan mendarat di wajah Ron. Tangan Hermione berdenyut. "Keluar!"
"Ayo, Ron." Harry menarik Ron keluar agar mereka tidak berkelahi lagi.
"Maaf, Hermione." Kata Harry pelan. Hermione mengangguk kecil. Ronald Weasley tidak berubah, sangat cepat terbawa emosi. Setelah Harry berpamitan, Hermione memasak makan malam untuk dirinya.
"Terima kasih, Granger." Kata Draco sambil berdiri di daun pintu dapur. Hermione mengangguk pelan. Kenapa aku membelanya? Karena pertanyaan itu, ia hampir memasukkan gula lebih banyak daripada yang seharusnya.
"Granger, kau ingin terkena diabetes?" Hermione mengernyit mendengar ucapan Draco. Apa maksudnya??
Hermione mengernyit kepada Draco seolah mengatakan apa-maksudmu?. Draco menyeringai. "Sekarang kita akan terkena diabetes. Karena kau memasukkan gula lebih banyak daripada yang seharusnya." Kata Draco.
Hermione langsung menaruh wadah kecil itu di meja. Entah kenapa otaknya berjalan lambat hari ini. Hermione menyelesaikan acara memasaknya dalam sekejap, tentu saja dengan bantuan sihir dan - Hermione sangat tidak ingin mengakui ini - dibantu Draco yang mengingatkannya kalau-kalau ia kelebihan atau kekurangan memasukkan bumbu atau mengingatkannya bahan apa yang belum dimasukkan.
***
Hermione memgambil segelas air untuk dirinya sendiri. "Granger, mana punyaku?" Tanya Draco.
"Kau kan sudah memakan daging dombaku, ferret." Jawab Hermione tanpa rasa kasihan.
"Sebegitu berhargakah itu, aku yang lebih berharga karena jika aku mati kelaparan kau akan masuk penjara, mudblood." Kata Draco.
"Silahkan keluar dari rumahku." Hermione mendorong Draco ke arah pintu keluar dan sialnya, hujan turun bersamaan dengan itu. Draco menyeringai ketika mendengar Hermione mendengus.
Disertai bunyi petir yang menggelegar di luar, Hermione makan sambil menonton televisi meskipun suaranya tidak terdengar.
"Kenapa kau ada di rumahku, ferret?" Tanya Hermione setengah berteriak untuk mengalahkan suara petir yang memekakkan telinga.
"Sebelum itu, beri aku makanan, mudblood." Dengus Draco.
"Ambil saja sendiri, Amazing Bouncing Ferret." Kata Hermione dingin. Draco mendengus sebelum pergi ke dapur
Draco duduk kembali di sofa ruang keluarga setelah mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Matanya terarah pada dua surat yang berada di meja.
Draco mengambil surat itu dan mengernyitkan alis. Tentu saja. Salah satu surat itu adalah untuk dirinya. "Apa ini, Granger?" Tanya Draco. Hermione mengedikkan bahunya.
Draco membuka surat itu.
Kepada Mr. Malfoy,
Kediaman GrangerKami sekolah sihir Hogwarts mengundang anda kembali bersekolah sebagai murid tahun ketujuh. Jika anda bersedia kembali bersekolah di Hogwarts, silahkan pergi ke stasiun King's Cross atau datang langsung ke Hogwarts pada tanggal 1 September mendatang. Silahkan membawa barang-barang yang terlampir di belakang.
Jika anda bersedia, maka anda akan diangkat sebagai Ketua Murid Laki-Laki.
Hormat kami,
Kepala sekolah sihir HogwartsProf. M. McGonagall.
Draco menutup kembali suratnya. "Granger, boleh kubuka punyamu?" Hermione mengangguk pelan. Terfokus kepada televisi yang menayangkan serial Murder In The First.
Mata Draco membelalak. "Granger.." Panggil Draco. "Apa, Ferret?"
"Diamlah, kita diangkat menjadi ketua murid." Kata Draco dengan nada segan mengatakan kita.
Hermione mencari-cari lencananya. "Mencari lencanamu, Granger?" Draco memasang lencana Hermione dan kepunyaannya di bajunya.
"Kembalikan, Pirang!"
***
"Accio Lencana!" Draco mempertahankan lencana kepunyaan Hermione sekuat tenaganya.
"Diffindo!" Mantra itu mengenai ujung rambut Hermione. "Cruc-" Dalam satu kedipan mata, Draco melangkah ke arah Hermione dan mengecup bibirnya. "-Cio." Hermione luluh dalam ciuman itu.
"Kau berengsek, Malfoy." Bisik Hermione. "Aku tahu itu, Granger." Draco terkekeh. Saat itu juga Hermione mengambil lencanya yang disematkan di baju Draco.
"Kau licik, Granger!" Seru Draco menyadari Hermione sudah mengambil lencananya. Sementara itu Hermione tertawa terbahak-bahak.
"Kau seharusnya berada di Slytherin, Granger." Kata Draco lagi dan membuat Hermione diam.
"Kenapa kau berada di rumahku, Malfoy?" Tanya Hermione tiba-tiba. "Itu... Aku berjalan-jalan di dunia Muggle dan aku ingin merasakan bagaimana tinggal si sini-"
"Tunggu, untuk apa kau pergi ke dunia Muggle? Kenapa kau tidak di Malfoy Manormu saja?" Tanya Hermione beruntun.
"Bertanya itu satu-satu, Granger." Draco mulai menjelaskan pada Hermione kenapa ia tiba-tiba berada di rumah Hermione.
***
"Ibumu juga masuk penjara, Malfoy?" Tanya Hermione kaget. "Her-My-Oh-Nee, panggil aku Draco. Ya, Malfoy Manor sangat sepi, karena itulah aku pergi ke dunia muggle." Jawab Draco datar. Hermione bergidik mendengar Draco mengucapkan nama depannya.
"Bagaimana kau menemukan rumahku, Mal-Draco?" Tanya Hermione lagi.
"Aku...."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong With Me
FanfictionI love you and you love me to I always in your side You always be my one and only If we're going to work together i need to know "Do you hate me?" If i had put my life in your hands "Can i trust you?"