✔️ It's Me # 2 : My Lady [Chanyeol EXO Fanfiction]

IT'S ME; WISYA

Chapter ini hanya mengulang cerita WISYA, tapi ini dari sudut pandang Chanyeol. Selamat membaca ^^

***

Saat dia muncul pertama kali di depanku aku berani bersumpah bahwa aku memang tidak mengingatnya. Tidak sedikitpun terlintas bahwa dia adalah orang yang kukenal. Yang kutahu dia hanyalah gadis asing yang mencoba untuk mendekatiku—mencurigaiku—hingga aku beberapa kali berpikir untuk lari. Sebenarnya dia tidak terlihat semenakutkan itu, dia bukannya datang untuk menghajarku atau bermaksud membantingku ke lantai. Tapi mata berkilat yang menyipit itu seolah dia menginginkan sesuatu.

Apakah pakaianku tampak mencurigakan? Aku rasa dengan celana sobek, jumper, topi dan masker semuanya terlihat biasa-biasa saja. Orang-orang yang sempat berpapasan satu atau dua orang juga menggunakan masker, orang-orang memang cenderung menggunakan itu saat di jalan-jalan umum. Mereka berpikir itu bisa menutupi wajahnya yang tanpa makeup.

Dengan mengabaikannya dan pura-pura sibuk dengan ponsel aku rasa itu akan sangat membantu karena itu aku melakukannya, tapi dia tetap menghadangku. Dasar bocah! Apa dia bermaksud meminta uang padaku? Tapi saat dia mendekat aku entah darimana aku tahu dia tidak bermaksud jahat, dia pun tidak mengenalku, tapi kenyataan itu tiba-tiba membuatku kesal karena dengan begitu dia malah dengan lancang menggunakan tubuhku untuk melompat melewati pagar. Dia gadis gila! Bocah sialan!

Aku tidak mungkin melupakan itu, sangat memalukan. Sepanjang hari aku menggerutu untuk sesuatu yang tidak jelas, merasa jengkel kalau terus mengingatnya. Lalu tiba-tiba dia muncul lagi di depanku. Berani sekali dia. Aku langsung bisa mengenalinya dengan seragam itu, sekalipun dia berusaha menutupi tapi aku sudah mengenalnya. Dan siapa yang menyangka kalau dia seberani itu menjawab semua ucapanku, mengangkat dagunya tinggi-tinggi, dan melotot kearahku. Aku tidak bisa memberinya pelajaran ditengah orang-orang yang berbaris di depanku, dan lagi, Baekhyun sepertinya mengawasiku. Bocah ini, kenapa dia mengawasiku seolah aku sudah mencuri cemilan yang dia simpan dalam almari? Dia bahkan menanyakan tentang sikapku di stage tadi saat berhadapan dengan gadis itu.

Berpikir bahwa mungkin akan lebih baik kalau aku menghindari mereka dari segala omong kosong membuatku terdampar di tempat yang membawaku kembali melihat gadis itu. Aku sudah sangat jengkel, menuntut penjelasan adalah satu hal yang membuatku akan berhenti memikirkannya. Kalau memang dia seorang hatters, aku tidak bisa melakukan apapun, masalahnya kenapa dia muncul saat acara fansign?

Setiap kalimat yang keluar seperti peluru yang membuat menggidik entah karena suara letusannya atau tembakan yang mengenai sasaran. Dia sungguh berani, dan kalau tidak ingat aku harus menjaga imageku sudah sejak awal aku menghimpit lehernya di bawah lengan, mengancam agar dirinya meminta maaf seperti yang selalu kulakukan pada Sehun.

Beberapa kali aku berpikir apa yang salah dengannya, kenapa dia terlihat kesal saat melihatku, apa yang membuatnya begitu tidak menyukaiku? Lalu aku sadar bahwa ini bukan sesuatu yang seharusnya kupikirkan, untuk apa aku bertindak sejauh itu, membuang-buang waktu. Tapi kedatangan Kyungsoo yang tiba-tiba menarik emosiku keluar. Siapa yang menyangka kalau dia juga mengetahui kejadian itu, lalu Sehun, dan aku yakin anak itu mendapat satu lagi alasan untuk menggodaku. Damn!

Ucapan Kyungsoo meskipun lebih banyak tidak masuk akalnya tapi yang dia katakan membuatku kepikiran. Sampai di satu titik aku kembali ingat dengan wajah kecil dengan mata yang melotot kearahku. Pantas saja aku seperti sudah pernah melihatnya, dan aku pikir ini hal bagus karena kami bertemu saat itu.

Dia, Kim Rara. Aku tidak mungkin lupa dengan nama itu tapi wajahnya benar-benar sudah berubah. Bagaimana dia tumbuh menjadi gadis seperti sekarang? Mungkin fisiknya benar-benar berubah tapi sifatnya masih sangat menjengkelkan seperti dulu. Sebagai anak perempuan dia terlalu angkuh, begitu kasar, tidak mencerminkan gadis manis seperti teman-temanku dulu.