3. Dia [Alin's Pov]

45 6 1
                                    

Malam ini Alin terbaring diatas atap rumahnya. Dia melihat rasi bintang kesukaannya yaitu Delphinus. Delphinus adalah rasi bintang lumba - lumba yang menjadi hewan kesayangan Alin. Dia merasa walaupun lumba - lumba itu besar tapi dia tetap baik dan sangat lucu. Lalu Alin teringat satu nama yang membuatnya tersenyum.

"Vian" lirihnya

Lalu dia tersenyum begitu saja.

Nama yang bagus, batinnya mulai berkata

Dia sebenernya orang yang baik, dari cara dia menatap dan bertanya itu seolah dia sangat peduli...Tapi kenapa dia bersikap seperti itu pada semua orang, apa dia punya masalah? atau apa?

sudahlah mungkin dia memang seperti itu...

***

Hari ini matahari bersinar terik sekali. Matahari seperti menumpahkan semuanya panasnya pada bumi ini, tapi sepanas apapun bumi ini tetap saja masih panasan neraka.

Saat ini jam menunjukkan pukul 13.35 artinya jam sekolah sudah usai, aku belum pulang karena ada tambahan pelajaran.

"Lin.." panggil Vero.

"Apa?" jawabku.

"Kekantin yuk"

"Ngapain?"

"Tidur."

"Kalo tidur dikelas aja" jawabku dengan watados.

"Ihh....Alin. Kamu tuh ya nyebelin banget, masa' kekantin mau tidur ya jajan lah"

"Oh, nggak mau ah, lagi males jajan"

"Bilang napa dari tadi males jajan, aku kan bisa ninggal kamu"

"Tapi beneran kamu gak mau ikut aku nanti kamu bisa ketemu masmu itu lho" lanjut Vero.

"Siapa?"

"Masmu Andre Alvian Alpharoedi." jawabnya sambil mulai berlari menjauhiku, aku yang merasa tertantang berlari mengejarnya, saat tiba dipersimpangan koridor tiba - tiba aku merasa seseorang menabrakku dan aku menjatuhkan bukunya.

"Maaf kak, aku gak sengaja" kataku tanpa melihatnya terlebih dahulu.

"Iya gapapa, gue juga salah kok"

"Kak...."

"Lo, adik kelas yang waktu itu kan?"

"Lo tau gue"

"Gak"

"Tapi lo kok tau gue anak yang waktu itu?"

"Wajah lo pasaran"

"Anjay, lo kak" umpat gue dalam hati.

"Kenapa lo?"

"Gapapa, thu kan gue yakin lo itu baik dan gak sejutek kelihatannya"

"Yakin banget lo dek?"

"Ya lah, firasat gue gue itu selalu bener"

"Kepe-de.an banget lo"

"Biarin, yang pentingkan lo bisa baik sama orang". Dia *kakak itu* terlihat tersenyum, aku.pin tanpa sadar ikut tersenyum juga. Dai sangat manis jika tersenyum seperti ini.

Ya ampun...kak, bisa gak lo gak usah ganteng jadi orang. Gak usah baik - baik jadi orang. Gue jadi tambah deg - degan ini. :D

"Lo kenapa senyum - senyum sendiri?" tanya Vero mengaggetkanku.

"Lho kok jadi lo?"

"Nyari siapa? Mas Vian? Udah kesana tuh"

Huh...baru aja ketemu udah ditinggalin aja. Tapi gapapa sih, yang penting gue udah dapet senyumannya itu lho..

***
Tepat jam 18.00 aku sudah bersiap untuk pergi kerumah Vero, kami akan belajar bersama 2 hari lagi akan ada ulangan jadi kami belajar bersamanya.

"Bunda, papa mana?"

"Papa kamu diruangannya tuh"

"Mau kemana kak?"

"Menurut kamu dek? Aku mau kemana?"

"Mau kerumahnya kak Vero yaa pasti?"

"Kalo udah tau ngapai tanya"

"Dasar penyihir gila"

"Hust...adek nggak boleh gitu sama kakaknya"

"Wleee...... Sukurin dimarahin bunda kamu"

"Maaf bun"

"Sama kakak nggak?" Godaku.

"Udah - udah panggil papa sana, nanti malah kemanleman lagi , salam sama Papa Mama.nya Vero ya!!"

"Iya Bun"

Lalu dengan secepat kilat aku berlari menuju ruang kerja Papa.ku dan mengajaknya berangkat kerumah Vero.

***

Sesampainya dirumah Vero aku lagsung tirun dari mobil dan langsung menuju pintu rumah Vero, pintunya terbuka aku yakin Vero dan Alfa sudah berada didalam rumah dan mereka sedang memakan kue yang dibuatkan mama.nya Vero.

"Assalamu'alaikum.... Veroo....??"

"Iya masuk aja langsung Lin"

"Wokeh.."

***

#Hallo para ridersku yang setia, aku update lagi nih. Sorry kalo nunggunya lama, author lagi sibuk, author lihat responnya dulu deh.

#Salam manis buat riders dari author.

SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang