13. Melepasmu

39 4 4
                                    

Semakin ku menyayangimu, semakin ku harus melepasnya dari hidupku.-drive.

***

Gue tau gue capek buat ngejar lo, tapi gue akan berusaha buat bisa dapetin lo.

***

"Eh, kamu yang namanya Alin ya?" Sapa seorang cewek yang gue tau itu Kak Tya. Iya Kak Tya.

"Emh, iya aku Alin, ada apa ya?"

"Kamu tau aku kan?"

"I-iya, aku tau kakak kok, kenapa?"

"Aku boleh minta tolong sama kamu?"

"Minta tolong apa Kak?"

"Jauhin Vian"

"A-apa? Jauhin Kak Vian?"

"Iya lo tau kan kalo Vian udah punya pacar?"

"Iya Kak"

"Jadi jauhin Vian sekarang juga"

"Tapi--"

"Nggak ada tapi-tapian, lo harus jauhin Vian" Bentaknya dengan penekanan pada setiap kata yang terucap.

"Gue akan jauhin dia Kak, Gue akan jauhin dia"

"Lo harus janji sama gue"

"Gue gak bisa janji buat saat ini Kak, gue cuma gak mau jadi pengerusak hubungan orang. Gue gak mau jadi PHO"

"Bagus kalo lo nyadar"

"Udah kak?"

"Iya, gue pergi dulu, dan inget sama kata lo tadi"

"Gue akan inget"

***

Segitu sakitnya yaa mencintai? Segitu perihnya yaa bertepuk sebelah tangan? Segitu sedihnya yaa diperlakukan cuma sebagai adik? Semua jawaban itu mungkin "YA" adalah jawaban yang sangat tepat.

Aku mengalaminya sendiri semua kekecewaan, semua sakit, semua luka. Sayatan-sayatan luka yang ngga pernah terobati. Bila sayatan luka lama belum pulih sudah ada sayatan luka baru.

Aku akan melepasmu, jika kebahagiaanmu bukan aku. Lalu aku bisa apa? Bila kenyamananmu bukan aku. Aku harus apa? Aku hanya bisa berdoa semoga kamu bahagia.

Aku? Tentu saja aku sakit. Mana ada hati yang terluka tidak merasakan sakit. Cinta nggak akan hadir tanpa kasih dan sayang. Kalo kamu cuma anggap aku adik, aku bisa apa?

Aku nggak bisa nyalahin takdir kita yang emang udah ditakdirkan seperti itu. Aku tidak bisa menyalahkan kamu yang mencintai orang lain dan bukan aku. Kamu bahagia dengan mencintai orang lain. Aku juga bahagia dengan mencintai kamu.

***

Seorang laki-laki berjalan menyusuri koridor sekolah seperti tengah mencari-cari sesuatu. Yups, Vian Mecari sosok Alin dari  tadi.

"Alin mana yaa? Kok nggak kelihatan?" gumannya.

Pasalnya cewek yang sedang dicarinya tidak ketemu dari tadi. Dia hanya terus mendengus kesal karena ceweknya itu tidak terlihat sama sekali. Oh ralat... Atau lebih tepatnya adik kelasnya.

Tiba-tiba..

Brruukkk....

"Aish... Bisa jalankan?" tanya Vian datar, tanpa melihat sosok yang ditabraknya.

"Sorry Kak" jawabnya.

"Kayak kenal suaranya gue" pikir Vian.

"Alin??!! Lo kemana aja sih dari pagi gue nyariin lo tau nggak, nggak muncul Batang hidung lo yang pesek ini" lanjutnya.

"Bawel lu ah"

"Lo kenapa? Habis nangis lo?" Mulai peka kah engkau Vian?

"Nggak kata siapa?"

"Kata gue, kan barusan gue ngomong"

"Kak?"

"Iya"

"Gue bisa ngomong sama lo?"

"Bukannya kita udah ngomong ya?"

"Jauhin gue" jawabnya yang hampir tidak terdengar oleh Vian.

"Ulangi lin, gue salah dengerkan?"

"Nggak kak, gue mau kita saling menjauh, jalani hidup masing-masing"

"Tapi kenapa lin?"

"Gue gak mau aja sama lo"

"Kasih gue alasan yang lebih masuk akal"

"Lo punya pacarkan? Gue gak mau buat hubungan kalian ada jarak, gue gak mau ganggu kalian"

"Jadi ini tentang Tya?"

"Nggak kak sama sekali bukan karena Kak Tya", ini murni keinginan gue Kak"

"Lo pikir gue orang yang nggak peka gitu?" Katanya nadanya datar dari wajahnya menunjukkan kekecewaan yang mendalam.

"Maksud lo Kak?"

"Gue tau selama ini lo suka sama gue, bahkan sejak awal pertama kita ketemu saat lo manggil gue, gue udah peka Lin sama lo"

"Maksud lo apa sih Kak?"

"Gue gak seperti yang lo pikir Lin, gue tau semua, gue tau perasaan lo ke gue, bahkan sebelum lo kasih tau gue malem itu, waktu itu gue kaget banget waktu lo nyatain perasaan lo ke gue, sayangnya gue gak punya apapun buat bales itu semua"

Air mata? Jangan nanya lagi, aku udah nahan dari tadi.

"Kak??"

"Gue se nggak peka apa sih, sampek lo nggak sadar kalo gue tau, waktu awal lo nabrak gue, gue tau lin, saat itu gue seharusnya cari Wisma anak 7a buat olimpiade IPA, tapi entah kenapa gue malah nawarin lo"

"Jadi itu bukan buat gue kak?"

"Sorry lin"

"Terus lo kenapa? Kenapa kak lo nggak bilang kalo lo udah tau? Kenapa?"

"Gue nggak bisa lin"

"Kenapa?"

"Gue gak tega lihat lo, karena gue tau kalo gue kasih tau lo, lo pasti menjauh dari gue, iya kan?"

"Terus kenapa kalo gue menjauh dari lo kak?"

"LO NGGAK SADAR GUE SAYANG SAMA LO!!!" Bentaknya sukses membuat Alin cengo.

"Kak?"

"Gue gak tau lin, gue sayang sama lo sebagai adik gue, dan gue gak mau kehilangan adik gue, gue pengen jagain lo seperti gue jagain adik gue sendiri, Cindy. Gue sayang ke lo seperti gue sayang sama Cindy" gitu ya cowok? Habis dibuat melayang tinggi di jatuhin lagi.

"Gue cukup ngerti kak, gue mohon lo jauhin gue, dan gue akan jauhin lo"

"Tapi lin---"

Cewek itu melenggang dari hadapan cowok itu, dia sudah terlalu lama menyimpan sakit itu, dia sudah lelah hanya dianggap adik, sekarang dia akan benar-benar pergi, entah untuk berapa lama dia bisa melupakan cowok itu.

Tangis? Dia akan menangis sejadi-jadinya saat ini, patah hati yang sangat mendalam yang terjadi pertama kalinya di hidupnya selama hampir 13 tahun ini.

"Aku akan melepasmu kak, kalo gue semakin dekat sama lo itu artinya gue harus semakin relain buat ngelepas lo suatu saat nanti, atau mungkin lebih tepatnya saat ini!"

——————————000——————————

Akhirnya setelah sekian lama author buat imajinasi jadilah part ini.

Setelah mengganti judul part.nya akhirnya dapatlah part melepasmu ini.

Tinggal jejak ya...

Author yang masih setia..
Senin, 29 Maret 2016

20.30

Oh iya HBD buat si Rakel ya,temennya author, semoga tambah ++ , jangan nakal lagi, tambah yang baik-baik pokoknya.

###




SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang