Elga's POV
Siang itu,langit biru seolah ingin memamerkan lukisan dirinya beserta awan kapas yang berarak-arakan.Aku mengambil kesempatan itu dengan duduk santai di bangku taman sekolah.Tempat yang bagus untukku menghabiskan jam istirahat.Biasanya aku akan mengajak sahabat-sahabatku.Tapi kelihatannya mereka sedang sibuk.Leo sedang ujian susulan,Virgo ada urusan bersama Pak Hendri di Lab komputer,sedangkan Andy menghilang entah kemana.
Aku lebih suka menghabiskan waktu ditempat seperti ini,sambil menikmati kripik kentang dan mendengarkan musik.Sesekali,aku memotret burung-burung yang bertengger di pohon.Apa?menurutmu disekolah tidak boleh membawa kamera.Memang seharusnya seperti itu.Hanya saja,kau tahu aku melanggar peraturan.Tidak tidak,aku hanya melanggarnya kali ini saja.Lagipula peraturan sekolah ini tidak terlalu ketat.Aku hanya perlu menghindari agar tidak ketahuan membawa kamera kesekolah.Semudah itu,kan.
Setelah selesai memotret burung dan langit,aku memotret keadaan sekitar sekolah.Mulai dari Anak kelas 1 yang asyik bermain bola,Cewek penggosip yang lagi merumpi dikantin sekolah,bahkan seorang guru yang kewalahan membawa buku dari perpustakaan.Tak ada seorangpun yang sadar akan apa yang kulakukan.Tiba-tiba....DUGG!
Sebuah bola mendarat dikepalaku dengan kuat.Cukup membuatku terjatuh dari bangku taman.
"Aww!"erangku.Dua orang cowok bersimbah keringat menhampiriku.Sepertinya satu diantara mereka yang menendang bola sehingga bisa mendarat dengan mulus dikepalaku.Salut deh,buat orang itu.Tapi aku belum sempat melihat wajah mereka karena kepalaku yang oyong.
"Kalian kalo main bola itu pake otak,dong.Pikir dulu arah yang pas buat nendang bola.Nendang bola kegawang bukan ke kepala orang!"kataku kesal sambil terus memegangi kepalaku yang rasanya berputar-putar.
"Kami main bola pake kaki kali"salah seorang diantara mereka menyahut.Kemudian satunya lagi meminta maaf padaku.
"Kami anterin ke UKS,deh."jawab salah seorang cowok yang bersuara berat.
"Gak usah,gue bisa pergi sendiri"kataku kemudian berlalu meninggalkan mereka.
Aku berjalan menyusuri koridor dengan kepalaku yang masih sangat pusing.Benar saja,rasanya seperti sehabis naik roller coaster.Aku terus berjalan melewati kerumunan menuju kelas.Tapi mungkin sebelum itu,semuanya sudah terasa gelap.
***
Perlahan suara-suara itu masuk memenuhi telingaku.Aku berusaha mencari cahaya dengan perlahan membuka mata.Dan kudapatkan diriku di ruangan serba putih dengan poster 'Tubuh Manusia' terpampang di depanku.Tentu saja kata-kata pertama yang keluar dari mulut ku adalah "Gue dimana?"
Tiba-tiba dua orang cowok menghampiriku.Dan kukenal jelas siapa mereka.
"Lo di UKS El,Tadi Virgo ngeliat lo pingsan di depan kelas 10 IPS."kata Leo.
Aku menatap Leo dan Virgo secara bergantian.
"Oh,pingsan."
Mereka berdua mengangguk.
Aku merasa ada yang aneh.Bukan karena kepalaku yang masih berdenyut-denyut.Atau kejadian yang membuatku pingsan tadi siang.Ada sesuatu yang kurang.Ada yang hilang.Aku baru sadar.
"KAMERAKU!"
Leo dan Virgo kaget mendengar pekikanku.Sementara aku langsung bangkit dari tempat tidur UKS sampai Leo menghalangiku.
"Eh,lo mau kemana.Kondisi lo belum pulih.Nanti lo pingsan lagi,El!"
"Enggak,gue udah baikan,kok.Sekarang please jangan halangi gue"bantahku.
Dalam situasi seperti ini,siapapun kalau jadi aku pasti panik.Bayangkan benda paling berharga milikmu hilang.Dan penyebabnya hilang adalah dirimu sendiri.Itulah saat-saat yang tepat untuk mengutuk diri sendiri.Aku berjalan terburu-buru menyusuri koridor menuju taman belakang sekolah sambil terus berdoa dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helelga
Teen FictionThis is Not bout me.Not about you.Or not about them.This is about Us.