Tiga remaja berjalan melewati lorong bawah tanah yang cukup terang di karenakan adanya beberapa lilin yang terpasang di dinding lorong. Dengan perasaan was-was, mereka menyusuri lorong itu berharap mereka mendapatkan jalan keluar dari tempat mengerikan ini. Sandy yang daritadi memasang wajah serius akhirnya memecah kesunyian di antara mereka bertiga dengan menyodorkan sebuah buku kepada Andre. Andre yang tampak linglung juga kemudian mengambil buku itu dan membukanya.
“Loh!? Ini bukannya buku yang di bawa-bawa ama Ali, San?” Tanya Andre bingung
“Iya... Gua tadi gak sengaja nemuin tu buku di ruangan tadi...”
“Hah?? Yang bener lu? Tapi daritadi kan kita gak ngelihat Ali sama sekali!”
Sandy hanya terdiam sembari meneruskan langkah kakinya menyusuri lorong tersebut. Sedangkan Andre sibuk membuka setiap halaman buku itu sambil sesekali membaca isinya hingga ketika dia sampai di halaman terakhir.
“Hmm...! Kasus Bunuh diri??”
“Apa maksudmu Ndre?” Tanya Sandy yang langsung bingung mendengarnya.
Andre pun kemudian membacakan tulisan yang ada di halaman terakhir di buku itu.
“13 Mei,
Aku tahu ini sulit di percaya. Satu persatu temanku meninggal semua. Atau mungkin lebih tepatnya, mereka di bunuh atau terbunuh. Yang jelas, sekarang tinggal aku dan Alisha yang tersisa. Kami berdua mendapati bahwa semua misteri yang terjadi di gedung sekolah kami ada karena insiden yang terjadi di sini sekitar lima tahun lalu. Sebelum terjebak di tempat ini, kami memang sempat menemukan artikel dari koran lama yang memuat tentang insiden ini. Di beritakan bahwa lima tahun lalu di SMU Pertiwi 7 di hebohkan dengan penemuan siswi nya yang gantung diri. Dan tak lama setelah itu, terjadi juga kecelakaan di tangga gedung sekolah. Siswi yang bernama Nia di perkirakan jatuh dari tangga akibat dinding yang rapuh. Dan naasnya, wajahnya tertimpa oleh runtuhan dinding tersebut sehingga siswi itu mati seketika di tempat. Polisi juga menyimpulkan bahwa dua insiden itu adalah murni bunuh diri dan kecelakaan. Akan tetapi pihak kepolisian tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang insiden tersebut. Aku dan teman-temanku datang ke tempat ini juga berdasarkan dari asumsi tersebut. Tapi tujuanku sebenarnya adalah mengungkap kebenaran dari aksi kotor dari kepala sekolah. Karena aku mendengar kabar atau mungkin juga isu bahwa beliau melakukan sebuah tindakan korupsi. Sekarang kami berdua sampai di ruang bawah tanah yang kami temukan di dekat gerbang menuju halaman parkir sekolah. Semoga ini adalah catatan terakhir yang aku tulis kare”
“Hmm...? Kenapa berhenti Ndre?” Tanya Sandy.
“Catatannya berhenti sampai di situ San..”
“Tapi kalau gua pikir, kok aneh ya....” Bingung Sandy.
Sandy kemudian menyodorkan selembar kertas kepada Andre dan jarinya menunjuk ke satu bagian dari isi kertas itu.
“Baca bagian ini Ndre.” Suruhnya.
“Tiga siswi SMU Pertiwi tujuh bunuh diri.... Lia dan Ria Anggraini dan juga Nia Fitriani... Hm....”
“Eh!?!? Tunggu dulu! Nia Fitriani????” Kaget Andre.
Mata Andre memandang Sandy dengan penuh kebingungan. Seakan dia tak percaya dengan apa yang di bacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven
Short Story8 manusia mencoba mengungkap enam misteri di sekolahnya. Tapi tanpa mereka sangka, mereka justru mengungkap misteri ketujuh yang tabu...