(Extra) Ex Three : Skandal Part 2

1.7K 43 1
                                    

“Tapi pak..! Apakah tidak ada cara lain selain ini??”

Kegelisahan Ken semakin memuncak ketika dia mempertanyakan rencana yang Hariyanto berikan kepadanya. Waktu itu mereka berdua berada di ruang kepala sekolah di gedung  lama. Mereka berbincang cukup lama hingga Hariyanto menyuruh bawahannya itu untuk melakukan rencana kotornya. Dia menyuruh Ken untuk membunuh kedua gadis kembar itu. Ken yang merasa hal itu menyimpang dari prinsip dan logikanya sempat menyangkal dan mencoba untuk mencari cara lain.

“Ya kalau anda ingin mencari cara lain silahkan saja.  Tapi saya tidak bisa menjamin bahwa hal itu dapat menjamin masa depan anda.” Jawab Hariyanto sambil tersenyum.

“Bayangkan ketika anda mengambil jalan damai dan bertanggung jawab atas aib ini. Apa yang akan media gambarkan tentang anda? Tetap menjadi seorang guru cabul.”

“, , , , , , , , , ,” Diam Ken tanpa balasan.

            “Dan kenyataan yang akan anda terima adalah anda pasti akan di keluarkan dari sini. Dan kemungkinan terburuknya, anda tidak akan lagi bisa mendapatkan pekerjaan seperti ini nantinya. Hanya pekerjaan sebagai buruh yang akan anda dapatkan!”

Perkataan Hariyanto dengan tatapan matanya yang mengerikan semakin membuat akal sehat Ken terpuruk lebih dalam. Kata-kata itu terngiang jelas di telinganya hingga saat ini di mana dia sedang mencekik leher Lia dengan sebuah tali tambang. Tatapan mata Ken yang  kejam itu seakan tak ada satu pun rasa belas kasihan terhadap Lia. Cekikan yang keras darinya tak mengendur sama sekali hingga napas terakhir Lia berhembus menjemput ajalnya.

“Kau dan adikmu memaksa aku melakukan ini…” Tukas Ken sembari menatap tubuh Lia yang tergeletak tak bernyawa

Ken mengolah otaknya lagi untuk bagian akhirnya. Dia mencari tempat yang tepat untuk di jadikan sebuah drama gantung diri hingga dia melewati deretan toilet yang berada dekat dengan gudang sekolah. Terbesit di pikirannya bahwa inilah tempat yang tepat. Sambil menyeret tubuh Lia, dia membuka pintu toilet paling ujung dan memulai skenario gantung diri yang dia buat. Dan keesokan harinya pun, tirai panggung kejahatannya terbuka untuk di pentaskan. Seluruh sekolah di hebohkan dengan penemuan mayat Lia yang tergantung di toilet. Kejahatannya semakin sempurna ketika pihak kepolisian memutuskan bahwa kasus ini adalah benar-benar kasus bunuh diri.

Nafas lega berhembus dari hidung Ken. Dia tak menyangka trik yang dia lakukan berhasil mengelabui pihak kepolisian. Tapi kelegaan itu tak bisa bertahan lama karena masih ada satu orang lagi yang harus dia singkirkan. Sambil melihat kedua tangannya, keraguan sempat melanda pikirannya apakah dia memang harus melakukannya. Membunuh orang yang dia cintai dengan kedua tangannya.

Selang beberapa hari setelah kejadian bunuh diri Lia, Ken bermaksud menemui Hariyanto di ruangannya untuk mempertanyakan rencana selanjutnya. Akan tetapi atasannya itu tidak ada di ruangannya walaupun mobilnya masih berada di halaman parkir sekolah. Ken memutuskan menunggu sambil melihat-lihat ruangan yang terkesan mewah ini. Sesaat, pandangannya tertuju kepada dua buah lemari buku yang berada di belakang meja kerja atasannya. Di tengah-tengah dua lemari buku itu, terdapat sebuah lemari tinggi kecil yang melengkapinya. Tapi yang menjadi perhatiannya adalah seseringnya Ken berada di ruangan ini, lemari kecil itu selalu terkunci rapat dan di lapisi oleh sebuah gembok.

Dengan perlahan, Ken berjalan mendekati lemari kecil itu dan dengan hati-hati pula dia mencoba membukanya. Dia pun terkejut karena lemari kecil itu bukanlah sebuah lemari melainkan sebuah pintu kecil. Semakin penasaran, dia pun masuk dan menemukan sebuah ruangan kecil yang pengap dengan sebuah lentera terpasang di dinding. Tapi yang menarik perhatiannya lebih dalam adalah dia melihat sebuah lubang kecil di bagian kiri lantai ruangan tersebut. Lubang itu ternyata sebuah lorong bertangga yang mengarah ke bawah ruangan. Setelah meyakinkan dirinya, Ken memberanikan diri untuk masuk ke dalam lorong tersebut. Selang beberapa saat, lorong itu menjadi gelap tanpa cahaya yang membuat Ken mengeluarkan sebuah korek api untuk membantunya melihat akhir dari lorong sempit ini.

SevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang