Author POV
Dengan menumpangkan kaki kanannya pada kaki kiri, Adam duduk di sofa berwarna putih. Sebuah sofa yang hangat dan nyaman. Pergelangan kaki kanannya ia goyang-goyangkan dan matanya meneliti setiap sudut-sudut apartermen Leo.
Dan Leo, jangan tanyakan pria itu. Dia duduk di hadapan Adam dengan wajah yang menahan marah dan tentu saja dia belum memakai baju sampai sekarang ini.
"Tempat tinggal yang bagus." Ujar Adam sambil berdecak kagum. "Yah—tidak salah tentunya jika kau seorang arsitek." Lanjutnya.
Leo hanya mendengus menjawab ucapan kekaguman dari Adam.
"Ah, dimana Ristaya? Kudengar dia sedang tidak enak badan." Adam menoleh kekanan dan kekiri mencari Ristaya yang sampai sekarang belum muncul.
Tetapi tiba-tiba seorang yang dicari Adam muncul dari salah satu pintu. Ristaya, dia membuka pintu dengan wajah yang memerah padan dan baju yang seakan-akan baru saja dia benarkan, walau memang kenyataanya baju itu sedang dia benarkan setelah kegiatannya bersama Leo dan ditangannya terdapat sebuah kaos berwarna biru navy milik Leo.
"Wow—sepertinya aku benar-benar salah waktu." Kicau Adam. Pria itu terkekeh kemudian dan memandangi wajah Leo dan Ristaya bergantian. "Ah—aku hampir lupa, aku membawakan ayam goreng kesukaanmu, my girl. Dan kau bisa mengambilnya di mobil."
Adam melemparkan kunci mobilnya pada Ristaya dan dengan tanpa gerakan tidak sengaja Ristaya berhasil mendapatkan kunci Adam di tangannya.
"Kenapa tidak kau bawa kesini?" Ristaya menggerutu kesal.
Adam tertawa dan menjawab, "Sengaja."
Tapi mau tidak mau Ristaya memang harus mengambilnya karena itu tidak mudah untuk ditolak. Setelah mendapatkan kunci mobil Adam, Ristaya berjalan menuju Leo dan memberikan kaos milik Leo untuk di pakai suaminya agar tidak menjadi santapan Adam, nantinya.
Leo menerima kaos itu dengan tersenyum penuh arti pada Ristaya dan wanita itu juga membalasnya demikian.
Setelah memberikan kaos pada Leo, wanita itu berjalan keluar untuk mengambil ayam goreng yang Adam bawakan padanya.
Namun, tiba-tiba Adam bangkit dan memanggil Ristaya saat dia kurang dua langkah lagi membuka pintu. Ristaya menoleh dan menunggu Adam berjalan ke arahnya. Adam melepas jaket yang dia pakai, memakaikannya pada Ristya.
"Akan sangat memalukan jika kau keluar dengan 'tanda' di lehermu, my girl." Adam menarik resleting jaketnya hingga menutupi leher Ristaya yang terdapat kiss mark yang dibuat oleh Leo.
Setelah memakaikan jaket pada Ristaya, Adam kembali ketempat duduk dan berhadapan dengan Leo yang memandangnya dengan tatapan tidak suka.
"Baiklah, aku tidak akan basa-basi lagi denganmu." Kata Adam dengan tatapan yang serius.
Leo memincingkan matanya, tidak mengerti arah dimana maksud dari perkataan Adam.
"Ristaya adalah sahabatku, dia wanitaku. Dan kau harus mengerti apa arti wanitaku." Ucapan Adam menekan pada saat dia berkata bahwa Ristaya adalah wanitanya dan itu membuat Leo menggeram tertahan.
"Dia isteriku, jika kau lupa."
Adam tersenyum sumbang, "Aku tidak akan melupakan fakta itu, man." Adam terdiam sejenak, begitupun Leo yang tidak ingin membalas perkataan Adam. "Tapi, jika kau mengartikan hal yang lebih kau salah."
"Apa maksudmu?"
"Ristaya dan aku, kami saling memiliki. Bukan seperti sepasang kekasih tetapi lebih karena Ristaya adalah sahabatku, adikku dan juga wanitaku. Kau mengerti maksudku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Wedding
RomanceMenikah diumur 25 tahun siapa yang tidak mau? Apalagi seorang wanita, umur 25 tahun adalah umur yang matang dan cukup untuk menikah. Tapi, bagaimana jika menikah karena perjodohan? Dan sang pria adalah tetangganya sendiri? Ini adalah kisah Ristaya...