"Fantasy"
Jungkook
General rated with short story and unknown genre
LittleRabbit's present
---
Berlari-lari kecil seolah tak ingin kalah dengan hujan, pria muda itu menenteng tas sekolahnya dengan kedua tangan, takut jika benda berwarna hitam itu akan terjatuh dan basah terkena air yang menggenang. Sebuah senyum tersungging pada wajah tampannya itu masih terlihat, meskipun air hujan yang mengenai wajahnya sudah tak terkira.
"Dia harus menerima hadiah ini," lirihnya sambil mengeratkan pelukannya pada tas hitamnya.
Kata 'harus' tetap terucap berulang-ulang dari bibir tipisnya. Seperti kaset usang milik Yoongi, kakak sepupu yang tinggal bersamanya di sebuah rumah sewa. Badan pemuda berpipi gembil itu terlihat bergetar, menahan angin dan dingin yang menerpanya.
"Astaga, Jungkook," seru sang kakak sepupu, Yoongi, saat membuka pintu dan melihat Jungkook, pemuda yang terkena hujan, sedang menggigil hebat seraya mendesis kedinginan.
Setelah membungkuk sesaat, Jungkook segera memasuki rumah berukuran minimalis itu dan meletakkan tasnya pada sofa, sebelum ia melangkah menuju kamar mandi. Meninggalkan jejak basah disetiap jalan yang ia lewati.
"Jangan menyentuh tasku, hyung!" seru Jungkook memeringatkan sebelum akhirnya benar-benar menutup pintu dengan pelan.
~~
"Kau mau kemana?"
Yoongi hanya memandang heran adik sepupu yang berjarak empat tahun dengannya itu. Jungkook keluar dengan rambut yang setengah basah, berpakaian seperti biasa;celana panjang dan sweater mengingat cuaca masih dingin bekas hujan.
Bukannya menjawab, Jungkook malah tersenyum lebar hingga menampakkan gigi depannya yang seperti kelinci, "Hyung akan mengetahui nanti."
Yoongi mengangguk beberapa kali, "Pulanglah sebelum makan malam."
"Siap, Kapten!"
"Pergi ke taman?" tanya Yoongi lirih yang dijawab dengan anggukan semangat dari Jungkook.
"Baiklah, ingat pesanku jangan pulang terlalu malam," lanjutnya saat Jungkook mulai berjalan.
Seraya berjalan mundur, Jungkook tersenyum dan menampakkan gigi depannya. "Perintah dilaksanakan!"
Yoongi tetap melambaikan tangan pada pintu yang telah tertutup itu dengan senyuman lirih.
"Cepatlah mengerti, Jungkook."
~~
Jungkook, pemuda berusia 18 tahun itu menunggu dalam diamnya di sebuah bangku taman. Sudah setengah jam ia menunggu, dan sesekali menoleh untu memastikan yang ditunggunya telah datang.
"Kau kemana?" ujarnya lirih seraya mendesah dingin, bahkan telihat kepulan asap yang keluar bersama hembusan napasnya.
"Kookie," seruan riang itu membuat Jungkook menoleh kearah belakangnya.
Seorang gadis cantik menyapa penglihatannya. Dengan memakai gaun selutut yang dilapisi sweater panjang, gadis itu terlihat sederhana namun mempesona dimata Jungkook.
"Ellen, aku merindukanmu," ujar Jungkook saat gadis itu telah duduk di sampingnya.
Ellen, nama gadis itu, terkekeh mendengar ucapan dari bibir tipis Jungkook, "Ya aku tahu itu."
"Omong-omong, selamat ulang tahun,"
"Putrikhayalku," lanjut Jungkook dengan lirih.
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
War of Hormone BTS Series
Teen FictionKumpulan cerita dari Bangtan Boys (BTS) tentang kesedihan mereka.