Bab 2

35 3 0
                                    

Jemput... enggak... jemput... enggak. Argh gue jemput aja si Kinan.

------------

"Permisi Tante, Kinannya ada?" Tanya Faiz pada Bibi Kinan.

"Oh nyari Kinan, tunggu sebentar ya, Kinannya lagi sarapan. Oh Dek udah sarapan? Mau sarapan disini?" Tara Bibi Kinan.

"Oh enggak udah tante, saya nungguin Kinan disini aja. Saya udah sarapan kok tan," kata Faiz.

"Oh tunggu di teras aja ya, engga enak kalo nunggu di depan rumah," kata Bibi Kinan.

"Oh gakapa, makasi tante," ucap Faiz.

------------

"Um... Faiz kamu kok jemput aku? Kamu kan enggak ada bilang mau jemput aku," kata Kinan.

"Kalo masalah gitu gue sih enggak tau, tiba tiba pengen aja bareng sama lo sekolah," kata Faiz.

Keheningan kembali menyelimuti keduanya. Keduanya sedang sibuk dengan pikiran masing masing.

Apa bener yang dibilang Riana? Ah mana mungkin. Batin Kinan.

Kok jadi awkward gini ya. Gini nih dampak gue kalo deket sama gebetan. Lah. Batin Faiz.

"Udah nyampe, Kin" ujar Faiz.

"O--h ma--af tadi ngelamun hehehe," kata Kinan sambil membuka pintu mobil.

-------------

"Oke anak anak kita lanjutkan lagi nanti,"

"Huh akhirnya," kata Riana.

"Eh Kin, kanti yok," ajak Riana.

"Um... enggak deh, aku mau lengkapin catatan dulu hehehe," tolak Kinan.

"Oke deh, gue kantin dulu, daaahh," ucap Riana.

"Eh Kinan, lagi ngapain?" Tanya Petra.

"Ngelengkapin catatan," jawab Kinan cuek. Petra yang mendapat delikan sangar dari Faiz lantas beranjak pergi dari bangku di depan Kinan.

"Eh ada Bang Faiz, gue pergi dulu ya sebelum gue pulang dibacain doa nanti hehehe," ujar Petra.

"Kin, kantin yok," ajak Faiz.

"Enggak deh, aku mau diem di kelas aja. Catatan aku juga belum selesai," ujar Kinan dengan senyum tipis.

Aih senyum tipisnya manis jadi bikin diabetes. Eh. Batin Faiz.

"Oh yaudah aku nemenin kamu disini aja,"

"Loh? Bukannya kamu mau ke kantin?"

"Gue maunya ke kantin sama lo," kata Faiz.

-------------

Sepulang sekolah, Kinan bingung untuk menuju jalan pulang. Ia ke sekolah bersama Faiz namun ia merasa merepotkan jika Faiz juga yang mengantarkannya pulang.

"Eh Riana, aku pulang dulu daaa,"

Masalah cara pulang itu urusan belakangan aja.

"Ehhh angkot, berhenti," kata Kinan.

Saat hendak masuk ke dalam angkot, Kinan merasa ada seseorang yang menarik pergelangan tangannya.

"Dia enggak jadi naik angkot, bang,"

"Loh? Faiz? Ngapain narik narik? Aku kan mau pulang," ujar Kinan.

"Kalo lo ke sekolah sama gue pulangnya juga sama gue," ucap Faiz sambil menarik tangan Kinan.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang