Bab 5

38 3 0
                                    


Pagi hari yang cerah menyambut Kinan. Dengan senyuman yang merekah dari bibir manisnya dapat membuat siapa saja terpesona. Yap. Dia gadis yang manis yang sudah membuat seorang Faiz menambatkan hatinya padanya sejak pertama bertemu.

"Kin! Hey!" Sapa Faiz sambil membenarkan anak rambutnya.

"Oh, hey. Ada apa?"

"Entar lo latihan basket lagi ya?" Pinta Faiz.

"Hm kayaknya enggak bisa deh, soalnya sebentar ada kakak sepupu ke rumah. Maaf ya,"

"Oh yaudah enggak apa. Lusa bisa kan?"

"Oke. Bisa kok. Aku ke rumahmu ya. Tanpa ada acara anter-jemput oke, dadaah" kata Kinan.

"Sip deh," ucapnya sambil mengacungkan jempol.

Saat pelajaran biologi kebetulan guru yang mengajar kurang teliti dengan keadaan kelas. Sehingga banyak siswa yang memilih mendengarkan celotehannya tanpa mengerti apa yang dikatakan. Kinan pun yang awalnya sangat memperhatikan kini menjadi sangat membosankan. Saking bosannya, Kinan hanya menyoret kertas belakang bukunya saja. Tanpa disadari, selembar kertas yang sudah diremas berada di meja Kinan.

Entar pulang bareng yuk -Iz

Kinan pun menoleh ke arah Faiz dan menenggelengkan kepalanya tanda ia tidak bisa.

"HEH! Kalian berdua yang duduk di bangku nomer tiga! Maju ke depan!" Ucap Bu Jesri, guru biologi.

"Sa-saya bu?" Kata Faiz gugup.

"Iya! Sama cewek yang pake kacamata! Maju ke depan!"

Duh mampus gue. Batin Faiz.

"Sekarang kalian keluar dari kelas saya karena kalian tertangkap mengobrol. Cepat!" Perintah Bu Jesri.

Kinan dan Faiz pun keluar kelas dengan tatapan siswa mengarah ke mereka berdua.

"Tuh kan gara gara kamu lempar-lempar kertas segala jadi kena hukum deh," kesal Kinan.

"Yaelah kagak apa sekali-sekali kena hukum haha, eh gue tunjukkin tempat yang bagus yuk," ajak Faiz sambil menarik tangan Kinan.

Rooftop. Yap. Tempat yang dapat melihat lingkungan sekitarnya dari atas gedung. Tempat yang sangat cocok untuk Faiz.

"Gue kesini biasanya kalo lagi ada masalah dan kalo gue lagi gabut dirumah," ucap Faiz.

"Kalo boleh tau kenapa harus rooftop?"

"Lo pernah enggak ngerasain dikucilkan?" Kata Faiz dengan tatapan sendu.

"A-aku belum pernah ngerasain tapi mungkin sekarang di sekolah ini aku dikucilkan,"

"Nah di rooftop ini lo akan merasakan dikucilkan. Lo bisa liat semua gedung-gedung yang saling berdampingan dan terlihat akur tapi lo disini sendirian dan cuma angin yang nemenin," ucap Faiz.

***

Teettt

"Kin, kapan nih kita ngerjain tugas?" Tanya Riana.

"Coba tanya anggota yang lain deh, kalo aku sih bisa aja," kata Kinan.

"Woy! Faiz, Valdo! Kapan nih bisa ngerjain tugas?" Kata Riana.

"Sabtu deh sabtu, mumpung malam minggu. Eaa," ucap Valdo

"Yaudah, sabtu aja kalo gitu" kata Kinan.

"Eh semua, aku pulang dulu ya. Dadaah," ucap Kinan.

"Ehh Kinan! Tunggu! Lo pulang sama siapa?" Ucap Faiz.

"Naik angkot,"

"Bareng gue aja, gue bawa motor sih,"

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang