Takdir Cinta

17.3K 347 40
                                    

Teriknya matahari pagi tak menyurutkanku untuk terus memandang area parkir sekolah. Setibanya di kelasku yang bertempat di lantai 3, aku selalu bergegas ke sudut teras. Sudah menjadi rutinitasku untuk menunggu sepeda biru itu terparkir oleh sang pemiliknya. Bukan untuk mengagumi sepeda itu, tetapi mengagumi kombinasi dari sepeda biru itu dengan sang pengendara, Farhan. Dia adalah sosok laki-laki yang pintar, sederhana, aktif dan ramah. Mungkin ini adalah hari terakhir aku bisa melihat dia, pria berseragam putih abu-abu dengan sepeda birunya, karena besok adalah hari kelulusan kami di SMA Nusa Bangsa.

Sejenak aku mengingat pertemuan pertamaku dengan Farhan di gerbang sekolah. Saat itu aku sedang bergegas keluar untuk foto copy, dan disaat yang bersamaan dia dengan sepeda birunya mau masuk. Tak ku sangka dia mundur dan mempersilahkan aku melalui jalan itu, dengan seulas senyum simpul di wajahnya.

"laki-laki yang baik dan manis."kalimat pertama yang muncul dibenakku saat itu.

Sejak saat itulah aku mulai mengaguminya. Tetapi, hal itu tidak mendorongku untuk mencari tahu tentangnya. Aku baru mengetahui nama dan kelasnya, setelah aku melihatnya berada di ruang kelas XII IPA 2. Saat itu aku mewakili panitia, menyampaikan rangkaian lomba sekaligus mendata peserta lomba LOKETA (Lomba Keterampilan Agama) yang akan diadakan untuk memperingati tahun baru Islam. Dan saat pandanganku menyapu seisi kelas, aku melihat sosoknya duduk di baris ketiga. Saat itu diapun memandang ke arah ku. Lagi-lagi dia menampakkan senyum diwajahnya. Dia mendaftar lomba kaligrafi. Karena itulah, aku mengetahui namanya, Farhan Eka Prasetya.

Pertemuan singkat yang tidak disengaja itu telah berhasil membuatku jatuh cinta padanya.

Sebuah rasa, yang merupakan anugerah dari Allah yang patut kita syukuri dan kita jaga kefitrahannya. "Terima kasih ya Rabb, karena Engkau telah menghadirkan rasa cinta ini di hatiku. Jagalah hati ini agar tidak melebihi rasa cintaku pada-Mu. Maafkanlah aku, jika selama ini telah lalai terhadap-Mu karena, tidak seharusnya aku terus memandangnya, meskipun dari jauh. Tidak seharusnya aku membayangkannya, meskipun dalam kesendirianku . Tidak seharusnya aku mengaguminya secara berlebihan, meskipun dalam diamku. " Ucapku lirih

Setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Hari ini adalah hari perpisahan kelas IIX SMA Nusa Bangsa. Gedung ini sudah mulai dipenuhi dengan para siswa/i, guru dan wali murid yang hadir. Saat pengumuman siswa berprestasi, nama Farhan disebutkan dan dipersilahkan untuk maju ke panggung untuk menerima piagam. Aku segera menyapu isi gedung, berusaha menemukan sosoknya. Diam-diam aku memperhatikannya. Dia tampak gagah dengan setelan jas hitam yang ia pakai. Pandangannkupun mengikuti setiap langkahnya menuju atas panggung. Saat menerima piagam penghargaan itu dia mengarahkan pandangannya ke arahku dan tersenyum kepadaku. Seketika aku menundukkan pandanganku dan tak membalas senyumnya.

Setelah serangkaian acara telah selesai, para siswa/i sudah mulai berpencar. Di tengah keriuhan, aku berjalan berlawanan arah dengan Farhan. Aku berusaha untuk tidak menatapnya, karena tidak ada keberanian untuk itu. Tetapi, entah apa yang menarikku untuk terus melangkah dan ingin menghampirinya. Namun, kita hanya saling berpandang, tersenyum, dan berlalu.

"Ketika rasa cinta ini Engkau hadirkan di dalam hatiku, semoga dia adalah jodohku, yang akan Engkau pertemukan kembali dengan cara-Mu yang tak terduga"doaku dalam hati.

...

Memasuki masa perkuliahan aku tidak pernah bertemu dengan Farhan. Info terakhir yang aku dapat, kini dia kuliah di Universitas Indonesia melalui jalur bidikmisi.

Aku tidak pernah menghubunginya, meskipun aku ingin. Hingga 4 tahun kita tidak pernah bertemu ataupun berkomunikasi. Setelah aku menyelesaikan kuliah, kini aku bekerja di SMA Pelita sebagai guru BP/BK. Di usisaku yang mulai dewasa, ada beberapa pria yang mulai mendekatiku. Namun aku menolaknya dengan sopan, karena aku tidak mau melalui masa pacaran. Hingga akhirnya, kak Azizah ingin memperkenalkanku dengan seorang pria.

"Alisya, ada seorang ikhwan yang ingin berta'aruf denganmu. Apakah kamu berkenan untuk bertemu dengannya?"tanya kak Azizah hati-hati.

"jika menurut kakak dia pria sholeh, aku bersedia"jawabku pelan.

"InsyaAllah dia anak yang sholeh, akhlaqnya baik, dan seorang aktivis dakwah. Tidakkah kamu menanyakan namanya, atau latar belakang keluarganya?"

"cukup kak. Insya Allah aku mau berta'aruf dengannya."jawabku tanpa ragu.

Setelah mengenakan dress ungu tua dengan perpaduan kerudung warna ungu muda yang menjuntai hingga menutupi bagian dada dan lenganku, serta dihiasi dengan bros bunga warna pink. Aku siap menghadiri acara walimahan kak Azizah dengan kak Rayhan. Setibanya disana, aku sedikit kikuk karena suasana disana sudah ramai dipenuhi para tamu undangan. Pandanganku menyelidik berusaha mencari sosok sahabatku. Namun, tanpa aku sangka di tengah keramaian aku justru menangkap sosok yang tak asing untukku, Farhan. Perasaan bahagia, sedih, rindu, resah bercampur jadi satu. Sesaat aku mematung, tak berdaya. Setelah sekian lama, menantikan saat seperti ini, namun hal ini justru terjadi setelah aku menerima diperkenalkan dengan seorang pria lain.

"Ya Allah, buanglah rasa ini jauh-jauh jika akan menyakiti orang lain. Jangan biarkan rasa ini menetap jika Engkau tidak meridhoinya."pintaku dalam hati.

"Alisyaa..."panggil Fani yang datang menghampiriku. Aku merasa sedikit lega karena merasa terselamatkan oleh kehadiran Fani yang mengajakku langsung ke pelaminan pengantin mendampingi kak Azizah. Tidak lama setelah aku tiba menemui kak Azizah, Farhan datang menghampiri kak Rayhan.

"sya, perkenalkan ini pria yang kakak ceritakan waktu itu. Namanya, Farhan Eka Prasetya. Lulusan Fisika-UI. Salah satu anak mentornya kak Rayhan di kampus. Oya, dia juga satu SMA sama kamu di SMA Nusa Bangsa loh sya."jelas kak Azizah semangat.

Aku tidak menyangka, bahwa pria yang akan dikenalkan kepadaku adalah Farhan. Ternyata, selama ini Farhan juga memendam perasaan yang sama terhadapku. Tetapi, dia memilih untuk diam, sama seperti caraku mencintainya. Setelah mengenal kak Rayhan dan mengetahui bahwa kak Azizah adalah calon istri kak Rayhan, Farhan meminta tolong kepada kak Rayhan untuk menjodohkannya dengan aku karena Farhan sudah mengetahui bahwa kak Azizah adalah kakak mentorku sejak SMA.

"Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb Engkau telah pertemukan aku dan Farhan dengan cara-Mu yang sungguh indah. Takdir cinta ini memang atas kuasa-Mu Yang Maha Agung. Aku mencintainya karena-Mu, Ya Allah."

By. Syahidinar Akbari

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang