Part 1 - The Girl

430 112 55
                                    

Hehehe ini pertama kalinya author buat story, so please vote dan comment nya.
#TYPO BERTEBARAN#

...........................................................

Hawa Dingin mulai menjalar tubuh Alvina, sehingga membuat tubuh gadis tersebut menggigil. Bahkan matahari yang belum muncul masih menyisakan sayup - sayup yang gelap serta hawa dingin ke seluruh penjuru. Bagi sebagian orang mungkin mereka masih dalam keadaan tidur terlelap, tapi tidak bagi gadis muda ini.

Alvina Dasha seorang gadis muda dengan wajah yang sedikit tirus pada kedua pipinya, mata bulat yang hitam disertai bulu mata yang lentik, alis yang tebal dan rambut hitam yang panjangnya sepunggung. Jika orang - orang melihat wajahnya mungkin yang terlintas adalah gadis yang tidak terlalu cantik, namun sebenarnya ia adalah gadis cantik yang berusaha menutupi kecantikannya. Dengan segudang bakat dan dibalik semua itu tersimpan banyak hal yang ditutupinya. Alvina tinggal dengan Ibunya serta satu orang adiknya. Baginya, mereka adalah segala - galanya, ia rela melakukan apapun demi kehidupan mereka mengingat ia hidup tanpa ayahnya. Kerasnya hidup membuat Alvina menjadi pribadi yang dingin, kaku serta tertutup untuk masalah pribadinya. Setelah menyelesaikan pendidikannya sebagai arsitek, Alvina menjadi tulang punggung keluarga.

Seperti biasa di pagi hari Alvina harus membersihkan rumah, pekerjaannya dimulai dari mencuci piring, dan sedikit memasak untuk sarapan adiknya. Setelah itu ia harus mempersiapkan diri untuk bekerja pada sebuah perusahaan kontruksi di Jakarta. Sudah 2 tahun ia bekerja pada perusahaan tersebut, namun Alvina merasa bahwa semua impiannya belum teraih, ia ingin membuat hidup ibu dan adiknya berubah. Karena ada beberapa impian yang belum teraih itu membuat hatinya makin dingin, beku dan penuh ambisi.

Alvina sedang duduk di meja makan kecil kemudian memanggil adiknya dengan suara lantang "Dik, Dik Reva bangun dong, udah jam brapa sih ini, kamu kok gak sekolah, entar telat baru kamu tau rasa!"

Kemudian Reva keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur menghampiri kakaknya "Apaan sih kak, sekarang itu hari minggu, emang ada orang sekolah di hari minggu gini" celetuk adiknya dengan wajah cemberut.

"Ia, kakak tau sekarang hari minggu tapi kamu gak boleh malas - malasan kayak gitu, mending kamu cari kegiataan yang bermanfaat buat kamu" ucap Alvina dengan lembut. "Ya udah daripada cemberut gitu mending kamu makan aja dulu, kakak udah buat sarapan, entar kamu bilang sama ibu kalo kakak berangkat kerja pagi, takut telat nih!" Ucap Alvina penuh makna.

Bagi Reva kakaknya itu adalah segala - galanya, bagaimana tidak setelah Ayahnya meninggal karena kecelakaan yang menimpanya 6 tahun yang lalu membuat segalanya menjadi sulit. Bagaimana tidak semua yang seharusnya berjalan normal malah menjadi terpuruk, baik keadaan batin bagi orang yang ditinggalkan dan keadaan ekonomi keluarganya. Reva ingat betul bagaimana kakaknya mengambil kerjaan sampingan demi membantu ibunya.

Ia merasa bahwa kakaknya selalu menyimpan bebannya sendiri, tanpa pernah mengatakannya. Banyak pekerjaan yang pernah dilakoni oleh Alvina mulai dari tukang bensin, penjaga toko butiqe, loper koran dan cleaning service paruh waktu.

Kemudian sebuah ide muncul dari benak Reva, mengapa aku tidak mengambil kerja paruh waktu di hari minggu ini, lumayan juga untuk menambah uang saku ku.

Reva kemudian menghampiri kakaknya yang hendak sudah mau berangkat. "Kak, sekarang aku tau, aktivitas apa yang bakal ku ambil di hari minggu, aku mau kerja paruh waktu seperti kakak" Alvina yang melihat adiknya penuh semangat menimpalinya dengan pertanyaan "Kamu yakin mau kerja paruh waktu, itu gak gampang loh dik!"

Dengan tatapan penuh yakin Reva pun mengangguk dan menjawab "Iya, aku yakin banget, daripada aku bete gak jelas, galau gak jelas dirumah mending aku kerja, lagian bisa nambah uang saku ku kak" Alvina melihat adiknya dengan senyum, ia merasa adiknya sudah tumbuh dewasa dan belajar menjadi pria yang bertanggung jawab.

"Yaudah kalo kamu mau kerja peruh waktu sih gak kakak larang tapi ingat untuk minta ijin sama ibu dulu ya, oh ya sebelum itu kamu udah sarapan belum, kan kakak udah masakin makanan."

"Tadi sih aku mau makan tapi belum sempat, eh pas diam di dapur langsung dapat ide buat kerja paruh waktu." Timpal Reva. "Ini ada apasih kok ribut banget pagi - pagi gini." Terdengar suara wanita paruh baya dari dalam kamar yang sedang berjalan menuju anak - anaknya di ruang tamu. "Nih ma, sih Reva mau kerja paruh waktu.

"Ujar Alvina yang sedang memasukkan barang - barang bawaan kerjanya di dalam tas. "Ya bagus dong kalau dia udah mau kerja." Setelah merapikan dan memasukkan barang bawaannya ke dalam tas Alvina pamit pada ibu dan adiknya. "Ma, aku pamit kerja dulu, mama sama Reva inget dong dimakan sarapannya ya."

"Entar mama bakal makan masakanmu, hati - hati dijalan ya vin" Kemudian Alvina mencium punggung tangan ibunya dan memeluk adiknya. Alvina berjalan menuju garase kecil dimana terletak sepeda motor kesayangan yang selalu setia mengantarnya.

Alvina pergi ke kantor dengan menaiki sepedamotor, sebenarnya ia hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk sampai dikantornya.

Karena ia pergi pagi - pagi jadi tidak terjebak macet, bayangkan ini adalah Jakarta dimana kemacetan adalah hal biasa, namun berbeda dengan Alvina ia bukanlah orang yang terlena untuk datang terlambat, namun prinsip hidupnya berkata bahwa 'Rejeki datang bagi siapa saja yang bangun lebih pagi, karena mereka yang bangun pagi akan mendapatkan pekerjaan dibandingkan yang bangun siang.'

Setelah sampai di basement dan memarkirkan motornya, Alvina teringat bagaimana ia pertama kali melamar pekerjaan di kantor ini.

Kantor perusahaan kontruksi Adyantara Corp yang besar dan mewah, terletak di pusat kota Jakarta, sehingga mudah bagi orang - orang untuk datang membuat perjanjian ataupun melakukan kerjasama untuk membangun proyek - proyek property dalam skala besar dan kecil.

Bagunan Kantor Kontruksi yang mewah dengan loby kantor yang besar dan luas. Lampu kristal besar menggantung dibawah ruangan loby dan lantai yang terbuat dari marmer putih cream. Ditengah ruangan loby yang luas terdapat meja kaca yang diatasnya terdapat vas bunga besar dengan berbagai macam bunga. Kemudian di ujung ruangan loby terdapat meja Reseptionist beserta pegawainya yang sibuk mengangkat telepon.

Jika dilihat - lihat semua ruangan kantor ini memiliki desain tersendiri dan khas mengingat banyak arsitek, kontraktor dan desainer khusus interior yang bekerja disini. Para pegawainya pun bekerja dengan sangat loyal terhadap perusahaan ini.

Alvina melangkahkan kakinya ke loby kemudian pergi ke lift dan menekan tombol 25. Setelah sampai pada lantai 25 ia pergi menuju ruangan dimana kantornya berada. Ruangan kantornya cukup luas hingga mampu menampung 3 orang arsitek. Di ruangan kerjanya terdapat 3 buah meja gambar dan meja kantor khusus arsitek. Dipojok sudut kiri terdapat rak buku besar yang menyimpan arsip - arsip gambar perusahaan. Pada dinding kantornya terdapat jendela - jendela besar yang membelakangi meja gambar Alvina sehingga jika ia bosan ia mampu melihat keadaan di luar kantor ataupun memandang langit - langit yang biru.

Alvina memiliki 3 rekan kerja yang sudah ia anggap sebagai temannya. Mbak Anna adalah seorang arsitek dalam bidang tata ruang kota, ia adalah yang paling tua dan bijaksana diantara yang lain, mungkin ini berkat dari pengalaman hidupnya. Sedangkan Bayu adalah Arsitek khusus rumah Tradisional. Ia adalah pemuda yang cukup tampan, namun di usianya yang tidak muda lagi ia belum juga menikah. Di antara 3 arsitek ini, Alvina lah yang paling muda, Bayu berumur sekitar 27 tahun sedangkan Mbak Anna berumur 45 tahun. Alvina berumur 5 tahun lebih muda dibandingkan dengan Bayu.

Kedekatan diantara mereka sudah seperti keluarga. Bayangkan saja jika Alvina tidak kenal dengan rekan kerjanya, tentu hal tersebut membuat suasana kerja menjadi canggung. Tetapi Alvina beruntung karena sudah mengenal rekan kerjanya dengan baik ditambah lagi mendapatkan rekan kerja yang bersahabat dan penuh pengertian. 

........................................................................

Yeah akhirnya Part 1 selesai juga, walaupun ini part pertama tapi menurutku ini part yang paling banyak menghabiskan waktu dalam membuatnya....
Heheh wajar author masih pemula jadi mohon vote dan comment nya ya.^ω^

Untuk Part Selanjutnya mungkin Author akan menceritakan sosok pemuda yang ditunggu...

#so keep reading guys#

Salam Author :)

DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang