Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Deverell, banyak hal yang harus ia kontrol. Mulai dari masalah pengiriman bahan baku bangunan yang belum sampai, hingga mengontrol hasil kerja. Ia juga harus mengecheck perkembangan dan progress proyeknya sehingga dapat memenuhi deadline. Setelah menyelesaikan tugasnya di proyek. Deverell memutuskan untuk kembali ke kantornya karena dia ingin melihat Rancangan gambar serta laporan Anggaran biaya.
"Pak Dadang tolong antarkan saya ke kantor."
"Iya, den."
Deverell menghembuskan nafasnya ketika masuk ke dalam mobil, terik panas matahari membuatnya berkeringat. Bayangkan jika kita berada dalam sebuah proyek yang belum jadi dan kita harus mengawasi setiap pekerja di bawah sinar matahari yang sangat terik. Tentu saja hal itu membuatnya berkeringat.
"Den, gimana dengan Bapak?" Tanya Pak Dadang.
"Entar, Pak Dadang cuma nganter saya ke Kantor, abis itu Pak Dadang balik lagi ke Proyek jemput Bapak." Ucap Deverell sambil melihat pemandangan jalan.
"Trus, Den pulang naik apa?"
"Di Kantor udah ada mobil Range Rover ku, jadi Pak Dadang gak usah khawatir." Timpal Dev penuh makna.
Tidak terasa 20 menit telah berlalu, untungnya jalan yang sedang dilalui oleh Deverell dan Pak Dadang tidak terlalu macet sehingga mereka dapat sampai ke Kantor dengan cepet.
"Trimakasih, Pak udah antar Deverell, nanti langsung jemput Bapak ya." Tutur Deverell.
"Sama - sama Den."
Pak Dadang selalu merasa bahwa Deverell adalah pribadi yang baik, ia juga selalu menghormati orang yang lebih tua. Jaman sekarang jarang sekali anak muda yang mau menghormati orang tua, walaupun jabatan mereka rendah. Inilah yang membuat Pak Dadang betah bekerja dengan keluarga Deverell.
******************
"Alvina, gimana hasil rancangan gambar kamu? Diterima gak sama Pak Nugroho?" Ucap Mbak Anna kepada Alvina dengan penuh harapan.
"Syukurnya diterima Mbak, aku gak nyangka kalau rancangan gambar ku diterima dan mau dipakai untuk Proyek ini." Tutur Alvina yang tengah sibuk mempersiapkan Gambar serta Laporan khusus yang harus ia berikan kepada Presiden Direktur Adyantara Corp.
"Jadi kegiatan kamu selanjutnya apa vin?" Tanya Mbak Anna yang juga tengah sibuk membuat presentasi.
"Aku ada janji untuk bertemu dengan Pak Deverell sekarang."
"Katanya Pak Deverell itu ganteng loh vin, udah banyak banget cewek - cewek yang deketin dia, eh tau - taunya semua pada ditolak."
"Entahlah Mbak, secara pribadi aku gak tertarik dengan hal seperti itu."
Sambil tersenyum kepada Mbak Anna, Alvina berjalan keluar dari ruangannya.Mbak Anna tidak habis pikir dengan pemikiran Gadis Muda tersebut. Ia merasa bahwa ada dinding pembatas dalam hati Alvina, agar orang - orang tidak menyentuh ataupun melanggar batas tersebut. Sehingga kesannya Alvina menjadi pribadi yang tertutup.
Ketika berjalan keluar Alvina bertemu dengan Bayu. Bayu terlihat sedikit urakan, dengan wajah yang letih dan lesu.
'Sepertinya Bayu sedikit terlihat kurang sehat, ada apa dengannya?' Batin Alvina dalam hati.
"Hai Bayu." Ucap Alvina yang berusaha untuk menyapa Bayu.
"Hai juga Alvina." Timpal Bayu dengan lesu
"Apa kau sakit?"
"Sepertinya begitu, mungkin ini akibat dari tugas perjalananku ke Bali."
"Benarkah, kalau begitu kau harus istirahat yang cukup."
![](https://img.wattpad.com/cover/57110182-288-k387340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear
Teen FictionPerjalanan seorang gadis yang mendambakan kekayaan dan berusaha meraih cita - citanya bertemu dengan seorang laki - laki yang memiliki segalanya. Alvina Dasha POV : "Kenapa dia begitu baik kepada semua orang, adakah maksud tertentu dibalik kebaikan...