Part 2 - The Boy

272 101 16
                                    

"Dev, dev, dev bangun dong ini udah jam brapa, kamu ngak kerja." Dengan suara yang lantang mama berusaha membangunkan Deverell.

"Aduh mama, emang ada orang kerja di hari minggu gini!" Ucap Dev, menimpali Ibunya.

"Kamu tau kan Papa kamu gak suka ngeliat anaknya males - malesan kayak gini, karena itu Papa kamu buat peraturan buat anaknya kerja di hari minggu." Tutur Mama Dev dengan penuh makna. Deverell tidak habis pikir kenapa Papa nya membuat peraturan aneh seperti itu. Bekerja di hari minggu merupakan hal yang aneh baginya, apalagi semua orang pastinya ingin berlibur di akhir pekan. Dan yang paling mengherankan adalah tidak ada pegawai yang protes terhadap kebijakan Papa Deverell, pegawai - pegawai itu sangat loyal terhadap perusahaan. Deverell merasa bahwa perusahaan Papanya dipenuhi dengan sekumpulan pegawai workaholic.

Deverell Darnell merupakan anak kedua dari pasangan Nugroho Adyaksa dengan Caterina Alica pemilik 75% saham Adyantara Corp. Ia merupakan anak satu - satunya yang dimiliki oleh pasangan tersebut. Kakak Deverell meninggal akibat kecanduan narkoba dan alkohol. Deverell sendiri merupakan pribadi yang ramah, bersahabat dan terbuka terhadap siapa saja. Selain hal itu ia juga terkenal sebagai seseorang  yang memiliki wajah tampan dengan hidung yang cukup mancung, almond shape eyes, mata bulat kecoklatan, rambutnya yang dark brown, dan tinggi berkisar 178 cm. Jadi tidak mengherankan jika ia menjadi laki - laki impian setiap wanita disekolahnya dulu. Deverell telah bertemu dengan banyak wanita, tapi ia merasa bahwa tidak ada yang cocok untuknya. Bukan karena wanita itu kurang cantik namun ia tidak menemukan apa yang ia cari. Mungkin saja Deverell telah mengubah tipe gadis idamannya menjadi 'carilah wanita bukan berdasarkan kecantikannya saja, tetapi sikapnya.' Tetapi Deverell merasa sulit untuk menemukan wanita seperti itu. Deverell tumbuh seperti kebanyakan anak lainnya, mendapatkan segalanya yang ia mau membuat ia menjadi manja.

Segala sesuatu yang ia inginkan ia dapatkan dengan mudah. Mulai dari barang - barang mewah seperti sebuah mobil sport merk Ferrari, hp Iphone 6s, Sepatu Kulit buatan tangan seharga 7 juta, jam tangan merek Rolex seharga 50 juta, Jas dan kemeja dengan harga 10 juta, dan masih banyak barang pribadi yang bernilai puluhan hingga ratusan juta. Deverell sendiri merupakan lulusan Teknik Sipil. Ia juga akan menjadi pewaris tunggal dari saham - saham kedua orang tuanya kelak. Di perusahaan ia menjabat sebagai Presiden Direktur, sedangkan Ayahnya sebagi CEO Adyantara Corp.

Setelah bangun dari tempat tidurnya Dev, pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Kamar mandi Dave sangat luas bahkan berukuran setengah kamar tidurnya.

"Dev, jika sudah selesai mandi, ayo gabung dengan Mama dan Papa di ruang makan!" Ucap Mama Dev dengan lantang.

"Ia ma." Timpal Dev, Dev merasa akhir - akhir ini Mamanya kerap kali memanggilnya dengan suara lantang. Tapi mau bagaimana lagi, sosok wanita paruh baya itulah yang membuat Deverell menjadi sangat menyayangi Ibunya.

Dengan cepat Deverell keluar dari kamarnya, berjalan menuruni anak tangga dengan cepat dan pergi menuju ruang makan. Di ruang makan Deverell duduk disamping kiri ayahnya dan berhadapan dengan ibunya.

Ruang makannya sangat luas dengan meja makan yang terbuat dari marmer dan lampu kristal kecil bergaya modern menggantung diatasnya. Ruang makan ini memiliki gaya paduan tradisional modern, membuat orang - orang yang melihatnya berdecak kagum. Bahkan kebanyakan furniture di ruang makan terbuat dari kayu jati asli.

"Dev, hari ini Papa ingin kamu ikut untuk mengecheck proyek baru kita di Jakarta Barat."

"Maksud Papa proyek pembangunan apartemen itu." Ucap Dev, dengan semangat.

"Ia, nanti kamu bareng Papa aja brangkatnya"

"Oke, Pah." sahut Dev dengan senyum.

"Kalian ini kebanyakan ngomong aja dari tadi makananya gak dihabisin."

DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang